minimal 8 dari asset tertimbang menurut resiko ATMR. Angka tersebut merupakan penyesuaian dari ketentuan yang berlaku secara internasional
berdasarkan Standar Bank for International Settlement BIS.
2.3.4. Non Performing Loan
Kredit macet Non Performing Loan adalah bagian dari kredit bermasalah namun tidak semua kredit bermasalah adalah kredit macet karena kredit
bermasalah dapat diartikan sebagai kredit yang pembayaran kembali utang pokok dan kewajiban bunganya tidak sesuai dengan persyaratan atau ketentuan yang
ditetapkan oleh bank, serta mempunyai resiko penerimaan pendapatan dan bahkan berpotensi untuk rugi. Menurut Dendawijaya 2009:12, kemacetan fasilitas kredit
disebabkan oleh 2 dua faktor yaitu pertama dari pihak perbankan yang kurang teliti baik dalam mengecek kebenaran dan keaslian dokumen maupun salah dalam
menghitung rasio-rasio yang ada dan kedua dari pihak nasabah yang diakibatkan 2 dua hal yaitu adanya unsur kesengajaan dan unsur tidak sengaja.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut Sesuai SE BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004 :
Jumlah Kredit Bermasalah Total Kredit
Kriteria penilaian tingkat kesehatan rasio NPL dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 2.1 Kriteria Penilaian Tingkat Kesehatan Rasio NPL
Rasio Predikat
NPL ≤ 5
NPL 5 Sehat
Tidak Sehat Sumber : SE BI No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004
NPL = x 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 2.1 diatas menunjukkan bahwa Bank Indonesia menetapkan nilai NPL maksimum adalah sebesar 5, apabila bank melebihi batas
yang diberikan maka bank tersebut dikatakan tidak sehat.
2.3.5. Net Interest Margin NIM
Rasio Net Interet Margin NIM dapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan dengan suku bunga pinjaman yang diberikan, yang merupakan
selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman. Rasio ini menunjukkan kemampuan earning assets dalam menghasilkan bunga
bersih Rivai, et al., 2007:721. Semakin besar rasio ini maka semakin meningkatnya pendapatan bunga yang diperoleh dari aktiva produktif yang
dikelola bank sehingga kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pendapatan Bunga Bersih Rata-rata Aktiva Produktif
2.3.6. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO