Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

terdistribusi secara normal atau tidak. Berikut ini adalah hasil uji K-S setelah ditransformasikan. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas UjI Kolmogorov – Smirnov LnROA LnCAR LnNPL LnNIM LnBOPO LnLDR N 130 130 130 130 130 130 Normal Parameters a,b Mean 1.3131 2.9190 .3619 2.2058 4.2726 4.2798 Std. Deviation .34480 .29386 1.01265 .23766 .11633 .28235 Most Extreme Differences Absolute .046 .063 .092 .060 .102 .116 Positive .035 .063 .052 .060 .065 .054 Negative -.046 -.040 -.092 -.032 -.102 -.116 Kolmogorov-Smirnov Z .526 .721 1.053 .681 1.159 1.325 Asymp. Sig. 2-tailed .945 .676 .218 .743 .136 .060 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai K-S untuk variabel ROA adalah 0.526 dengan sig = 0, 945, nilai K-S variabel CAR 0,721 dengan sig = 0.676, variabel NPL memiliki nilai K-S 1,053 dengan sig = 0,218, nilai K-S variabel NIM adalah 0,681 dengan sig = 0.743, nilai K-S variabel BOPO 1,159 dengan sig = 0,136 dan variabel LDR memiliki nilai K-S 1.325 dengan sig = 0,60, semua variabel dapat terdistribusi dengan normal karena memiliki nilai signifikansi diatas 0,05.

4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Ada tidaknya Universitas Sumatera Utara heteroskedastisitas antar variabel independen dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi terikatnya independen dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel ZPRED dengan residual SRESID. Heteroskedastisitas didalam model regresi antara lain dapat dilakukan dengan Scatterplot. Hasil dari uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik Scatterplot berikut ini: Sumber : Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Berdasarkan Gambar 4.3 diatas tersebut terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi LDR berdasarkan masukan variabel independennya. Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah apabila model tersebut tidak mengandung autokorelasi. Cara mengetahui adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .444 a .197 .165 17.01870 1.535 a. Predictors: Constant, BOPO, NPL, NIM, CAR, ROA b. Dependent Variable: LDR Sumber: Hasil Penelitian, 2013 Data Diolah Berdasarkan Uji Autokorelasi pada Tabel 4.4 diperoleh hasil bahwa nilai Durbin-Watson DW sebesar 1,535, penelitian ini diantara 1,5 sampai 2,5. Sehingga penelitian ini berarti tidak terdapat autokorelasi.

4.3.4. Uji Multikolinearitas