Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan dari kerangka konseptual, maka dapat dihipotesiskan bahwa Return on Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, Non
PerformingLoan NPL, Net Interest Margin NIM dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh signifikan terhadap Loan to
Deposit Ratio LDR pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia. ROA
CAR
NPL
NIM
BOPO LDR
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yaitu menghubungkan dua variabel atau lebih dimana didalam usulan penelitian,
proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan rumus, dan
kepastian data numerik. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif Sangadji dan Sopiah,
2010:30. 3.2.
Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di website masing-masing Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia melalui media internet.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2013 sampai dengan Desember 2013.
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Return on Assets ROA, Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loan NPL, Net Interest
Universitas Sumatera Utara
Margin NIM, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO.
b. Variable dependen dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio LDR
c. Perusahaan yang diteliti adalah Bank Pembangunan Daerah di Indonesia
yang mencantumkan laporan tahunan secara berturut-turut selama periode 2008-2012.
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variable ini adalah sebagai berikut:
3.4.1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio LDR. Rasio ini memberikan indikasi mengenai jumlah dana pihak ketiga yang
disalurkan dalam bentuk kredit serta menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank. Menurut Surat Edaran BI No. 330DPNP tanggal 14 Desember 2001, LDR
diukur dari perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga, sebagaimana yang dirumuskan sebagai berikut :
Jumlah Kredit yang Diberikan Jumlah Dana Pihak Ketiga
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendah kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan oleh jumlah
yang bersangkutan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar Dendawijaya, 2009:116.
LDR = x 100
Universitas Sumatera Utara
3.4.2. Variabel Independen
1. Return on Aseets X
1
Return on Assets ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin tinggi ROA suatu
bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Laba Bersih Total Aktiva
2. Capital Adequacy Ratio X
2
Capital Adequacy Ratio CAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal atau dengan kata lain untuk menilai keamanan atau
kesehatan perusahaan dari sisi modal pemiliknya. Rasio ini dihitung dengan menggunakan rasio antara modal sendiri terhadap Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko ATMR. Sebagaimana yang dirumuskan Sesuai SE No.623DPNP Tanggal 31 Mei 2004 sebagai berikut :
Modal Bank Aktiva Tertimbang
3. Non Performing Loan X
3
Non Performing Loan NPL atau kredit bermasalah merupakan salah satu indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Resiko kredit suatu bank
merupakan salah satu resiko yang diterima dari usaha atau kegiatan perbankan yang diakibatkan tidak dilunasinya kredit yang diberikan bank kepada debitur.
NPL diukur dari perbandingan antara kredit bermasalah terhadap total kredit, sebagaimana yang dirumuskan sebagai berikut:
ROA = x 100
CAR = x 100
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Kredit Bermasalah Jumlah Kredit yang Diberikan
4. Net Interest Margin X
4
Net Interest Margin NIM merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka semakin
meningkatnya pendapatan bunga yang diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. Pendapatan Bunga Bersih
Rata-rata Aktiva Produktif 5. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional X
5
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO merupakan
rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya
operasional dihiung berdasarkan penjumlahan dari total beban operasional. Secara matematis, BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut:
Biaya beban Operasional Pendapatan Operasional
3.5.
Operasional Variabel
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang
NPL =
NIM = x 100
BOPO = x 100
x 100
Universitas Sumatera Utara
termuat dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci, operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
No Variabel
Definisi Indikator
Skala 1.
Return on Assets X
1
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan kedalam
seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan Laba Bersih
Total Aktiva Rasio
2. Capital
Adequecy ratio X
2
rasio kinerja bank yang digunakan untuk meng-ukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau meng-
hasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan
Modal Sendiri Aktiva Tertimbang
Rasio
3. Non
Performing Loan X
3
rasio untuk mengukur ke- mampuan
manajemenbank untuk mengatasi
kredit bermasalah yang
diberikan oleh bank Jumlah Kredit Bermasalah
Jumlah Kredit yang Diberikan Rasio
4 Net Interest
Margin X
4
Rasio ini menunjukkan ke- mampuan earning assets
dalam menghasilkan bunga bersih
Pendapatan Bunga Bersih Rata-rata Aktiva Produktif
Rasio
5. Biaya Ope-
rasional terha dap Penda
patan Operasi- onal X
5
perbandingan antara biaya operasional dengan penda-
patan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank dalam melakukan ke-giatan
operasinya Biaya beban Operasional
Pendapatan Operasional Rasio
6 Loan Deposit
to Ratio Y rasio untuk mengukur
komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan
dengan jumlah dana masyarakat Dana Pihak
Ketiga yang digunakan Jumlah Kredit yang Diberikan
Jumlah Dana Pihak Ketiga Rasio
x 100
x 100
x 100
x 100
x 100
x 100
Universitas Sumatera Utara
3.6. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia yang terdaftar di Bank Indonesia
periode tahun 2008 hingga 2012 sejumlah 26 dua puluh enam bank. Dalam menentukan sampel dilakukan beberapa pertimbangan-pertimbangan tertentu,
pertimbangan-pertimbangan tersebut, apabila: 1. Data laporan keuangan sudah lengkap
2. Laporan keuangan yang dikeluarkan sudah diaudit 3. Bank tersebut memperoleh laba.
Dalam Tabel 3.2 ditampilkan daftar Bank Pembangunan Daerah BPD di Indonesia yang menjadi sampel penelitian, yaitu:
Tabel 3.2 Daftar Sampel
No. Daftar Bank-Bank Pembangunan
Daerah di Indonesia
1. BPD Banten Jawa Barat BJB
2. BPD Jawa Timur
3. BPD Jawa Tengah
4. BPD Kalimantan Timur
5. BPD DKI Jakarta
6. BPD Sumatera Utara
7. BPD Riau Kep. Riau
8. BPD Papua
9. BPD Sumatera Selatan Bangka Belitung
10. BPD Aceh
11. BPD Sumatera Barat Nagari
12. BPD Bali Denpasar
13. BPD Sulawesi Selatan Barat
14. BPD Kalimantan Barat
15. BPD Kalimantan Selatan
16. BPD Nusa Tenggara Timur NTT
17. BPD Sulawesi Utara
18. BPD Daerah Istimewa Yogyakarta DIY
19. BPD Lampung
20. BPD Jambi
21. BPD Maluku Ambon
22. BPD Nusa Tenggara Barat NTB
23. BPD Kalimantan Tengah
24. BPD Bengkulu
25. BPD Sulawesi Tenggara
26. BPD Sulawesi Tengah
Universitas Sumatera Utara
3.7. Jenis Data