suatu bank. Oleh karena itu, rasio keuangan bermanfaat dalam menilai suatu kondisi bank.
2.3.1. Loan to Deposit Ratio LDR
Loan to Deposit Ratio LDR adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank yang
menggambakan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya Rivai, et al., 2007:394. Tujuan perhitungan LDR adalah untuk mengetahui serta menilai sampai
seberapa jauh suatu bank memiliki kondisi sehat dalam menjalankan kegiatan operasinya. Seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat
mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk
memberikan kredit Dendawijaya, 2009:116. Dengan kata lain, LDR digunakan sebagai suatu indikator untuk mengetahui tingkat kerawanan suatu bank.
Besarnya Loan to Deposit Ratio LDR yang telah ditetapkan oleh pemerintah maksimum adalah 110. Jumlah kredit yang diberikan biasanya
relatif naik namun tak berarti jumlah kredit tidak akan turun. Untuk menghitung nilai dari LDR, dapat menggunakan suatu persamaan sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.623DPNP tanggal 31 Mei 2004, yaitu:
Jumlah Kredit yang Diberikan Jumlah Dana Pihak Ketiga
LDR = x 100
Universitas Sumatera Utara
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Loan to Deposit Ratio LDR merupakan rasio yang membandingkan antara penyaluran kredit dengan
dana yang masuk ke bank, dimana LDR harus diperhatikan agar bank tidak melewati nilai standar yang telah ditetapkan. Semakin tinggi Loan to Deposit
Ratio LDR maka laba perusahaan semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kredit dengan efektif, sehingga jumlah kredit
macetnya akan kecil. Sebaliknya, jika angka Loan to Deposit Ratio yang rendah menunjukkan bahwa tingkat tingginya kemampuan likuiditas bank yang
besangkutan karena bank tidak perlu mengeluarkan dana yang diperlukan untuk membiayai kredit yang semakin kecil.
Ketentuan Loan to Deposit Ratio menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 265BPPP tanggal 29 Mei 1993 perihal tata cara penilaian tingkat
kesehatan bank umum, menyatakan bahwa tingkat kesehatan bank untuk semua pihak yang terkait, maka Bank Indonesia menetapkan:
1. Untuk Loan to Deposit Ratio sebesar 110 atau lebih diberi nilai kredit
nol 0 artinya likuiditas bank tersebut tidak sehat. 2.
Unuk Loan to Deposit Ratio dibawah 110 diberi nilai 100, artinya likuiditas bank tersebut sehat.
Untuk memelihara agar tingkat likuiditas dapat memenuhi kewajibannya kepada semua pihak diterapkan dengan tiga teori yakni Suyatno, 2005:25:
1. Commercial Loan Theory, liuiditas bank akan dapat terjamin apabila aktiva produktif bank diwujudkan dalam bentuk kredit jangka pendek yang bersifat
self liquidating.
Universitas Sumatera Utara
2. Asset Shiftability Theory, likuiditas akan dapat dipelihara apabila asset bank dapat dengan cepat dirubah dalam bentuk asset lain yang lebih liquid sesuai
dengan kebutuhan bank, seperti surat berharga. 3. Doctrine of Anticipated income theory, likuiditas dapat dipelihara meskipun
bank menyalurkan kredit jangka panjang, apabila pembayaran pokok dan bunga pinjaman direncanakan dengan baik daan betul-betul disesuaikan
dengan pendapatan dari debiturnya.
2.3.2. Return on Assets ROA