1.2. Permasalahan
Salah satu faktor yang diinginkan dalam penemuan bahan kontrasepsi pria adalah kurangnya kandungan spermatozoa tetapi tidak mempengaruhi kandungan testosteron
plasma. Kadar testosteron yang normal dalam darah berfungsi memelihara dan mempertahankan spermatogenesis. Sebaliknya kadar testosteron yang tinggi di atas
kadar fisiologis akan menghambat spermatogenesis. Akibatnya terjadi
oligozoospermia atau azoospermia. Hal ini menjadi dasar pemikiran perkembangan kontrasepsi pada pria. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Testosteron
Undekanoat TU dan blustru Luffa aegyptica Roxb. yang diduga dapat menekan jumlah spermatozoa mencit.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: a.
Mengetahui jumlah kuantitas, viabilitas dan morfologi kualitas spermatozoa kauda epididimis mencit yang diberi kombinasi TU dan blustru.
b. Mengetahui kadar testosteron plasma mencit yang diberi kombinasi TU dan
blustru.
1.4. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian adalah: a.
Pemberian kombinasi TU dan blustru mempengaruhi kuantitas jumlah spermatozoa kauda epididimis mencit.
b. Pemberian kombinasi TU dan blustru mempengaruhi kualitas viabilitas,
morfologi spermatozoa kauda epididimis mencit. c.
Pemberian kombinasi TU dan blustru mempengaruhi motilitas spermatozoa kauda epididimis mencit.
d. Pemberian kombinasi TU dan blustru tidak mempengaruhi kadar testosteron
plasma.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil setelah pelaksanaan penelitian ini berakhir adalah:
a. Memberikan gambaran tentang pengaruh penekanan TU dan blustru terhadap
jumlah spermatozoa kauda epididimis mencit. b.
Memberikan informasi adanya pengaruh TU dan blustru terhadap kadar testosteron plasma mencit.
c. Menambahkan informasi adanya bahan yang mungkin dapat dijadikan sebagai
kontrasepsi pria.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Blustru Luffa aegyptica Roxb.
Tumbuhan Luffa aegyptica Roxb. disebut dengan blustru Gambar 2.1 merupakan tumbuhan khas Tropis dan sering digunakan sebagai makanan terutama buahnya.
Sedangkan bijinya tidak dimanfaatkan atau dibuang begitu saja. Panjang batangnya dapat mencapai 2-10 m, memanjat dengan sulur-sulur alat pembelit yang keluar dari
ketiak daun. Menurut Corner dan Watanabe 1969, susunan taksonomi blustru adalah
sebagai berikut;
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Luffa
Species : L. aegyptica Roxb.
Gambar 2.1 Buah L. aegyptica Roxb. Foto di lapangan
Daun dan batang mengandung saponin dan tanin. Luffa berkhasiat sebagai pencahar ringan dan saponin triterpen mempunyai aktivitas spermatisidal membunuh
sperma sehingga dapat dikembangkan sebagai obat kontrasepsi program keluarga berencana. Ekstrak seluruh bagian tanaman Luffa aegyptica Roxb., berpengaruh
terhadap penekanan jumlah anak mencit yang dilahirkan Fransworth et al, 1975. Pemberian ekstrak biji blustru sebanyak 270 mg25 g BB mencit dapat menghambat
laju kebuntingan mencit dengan aktitivitas positif tercermin dari rendahnya angka kebuntingan dan dapat menurunkan tapak implantasi, jumlah fetus yang dikandung
dan jumlah korpus luteum Dian et al, 1998.
2.2. Testosteron Undekanoat