BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli 2009 sampai September 2010 di Laboratorium Klinik Pramita Medan, Laboratorium Kimia Bahan Alam USU dan
Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan.
3.2 Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan adalah mencit Mus musculus L jantan, ekstrak biji Blustru
Luffa aegyptica Roxb., Testosteron Undekanoat TU, NaCl 0,9, Giemsa, Aquadest, Castrol oil, kertas saring, kertas label, heparin, methanol, FeCl
3
, MgHCl, H
2
SO
4
p, NaOH 10, reagen Meyer, reagen Wagner, pereaksi Bouchard, pereaksi Dragendorf, CeSO
4
1, reagen Salkowsky H
2
SO
4
p, larutan Libermen-Bouchard, n-heksan, kloroform.
Alat yang digunakan adalah KIT VIDAS Testosteron, neraca timbangan, jarum suntik, jarum gavage, bak bedah, dissecting set, inkubator, kaca arloji, jarum
pentul, pisau silet, hemositometer, kamera digital, mikroskop, kounter, hot plate, kain planel, ice box, Erlenmeyer, tabung reaksi, gelas ukur, beaker glass, pipet tetes, rak
tabung, sikat tabung, dan tali plastik.
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Hewan Percobaan
Penelitian ini menggunakan mencit Mus musculus L jantan berumur 8-11 minggu dengan berat 24-26 g, sehat, fertil pernah melahirkan anak satu kali sebanyak 50
ekor. Mencit tersebut diperoleh dari Balai Penyidikan Penyakit Hewan Sumatera Utara Medan dan dibagi dalam kelompok perlakuan dan kontrol. Mencit diberi makan
dan minum secara ad-libitum. Kandang mencit dijaga kebersihannya dan diatur 12 jam terang - 12 jam gelap. Penanganan hewan percobaan sesuai dengan persyaratan
kode etik yang berlaku. Diantaranya penanganan dengan penuh kasih sayang, pemberian makanan yang cukup gizi dan sehat serta memperhatikan kebersihan
kandangnya. Sebelum penelitian dilakukan diajukan permohonan untuk mendapatkan ethical clearance ke Komisi Etik Penelitian Hewan di Wilayah Sumatera Utara
Medan.
3.3.2 Pembuatan Ekstrak Air Biji Blustru
Ekstrak air blustru disiapkan dengan mengumpulkan buah blustru yang berasal dari daerah Sungai Rampah Serdang Bedagai Sumatera Utara. Biji blustru diambil dan
dikeringkan dengan inkubator pada suhu 50
o
C sampai kering. Biji yang telah kering ditimbang kemudian dihaluskan dan dimasukkan dalam bejana yang telah diisi air.
Kemudian dipanaskan di atas kompor listrik sampai mendidih. Kemudian dikeringkan dengan evaporator sehingga didapatkan hasil ekstrak dan dilarutkan kembali dengan
aquadest sesuai dengan kebutuhan penelitian. Metode merupakan modifikasi dari metode Harborne. Ekstrak air yang telah terbentuk diperiksa kandungan terpenoid,
steroid, flavonoid, alkaloid dengan metoda standar dari Harborne, 1987.
3.3.3 Uji Skrining Fitokimia Biji Blustru
Uji skrining fitokimia biji blustru meliputi pemeriksaan senyawa kandungan alkaloida, flavonoida, steroida, dan terpenoida menurut produser yang telah dilakukan oleh
Harbone Harbone, 1987.
a. Uji Flavonoid
Biji blustru yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan dan dimasukkan dalam Erlenmeyer yang berisi methanol. Kemudian dipanaskan dan disaring. Ekstrak yang
telah terbentuk dimasukkan ke dalam 4 buah tabung reaksi. Tabung I ditetesi FeCl
3
,
tabung ke II ditetesi MgHCl, Tabung III ditetesi H
2
SO
4
p, tabung IV ditetesi NaOH 10. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi dan dicatat hasilnya.
b. Uji Alkaloid
Biji blustru yang telah dikeringkan kemudian dihaluskan dan dimasukkan dalam Erlenmeyer yang berisi methanol. Kemudian dipanaskan dan disaring. Ekstrak yang
telah terbentuk dimasukkan ke dalam 4 buah tabung reaksi. Tabung I ditetesi reagen Meyer, tabung II ditetesi reagen Wagner, Tabung III ditetesi pereaksi Bouchard,
tabung IV ditetesi pereaksi Dragendorf. Kemudian diamati endapan yang terjadi dan dicatat hasilnya.
c. Uji Steroid