2.2.3 Efek nikotin
Peningkatan detak jantung dan tekanan darah, sumbatan pada pembuluh darah. perubahan hormon adalah sebagian kecil efek yang akan di rasakan saat mulai merokok.
Terpapar nikotin dalam waktu yang lama dikombinasikan dengan karbon monoksida yang ikut masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh
darah. Hal ini yang berpotensi menyebabkan penyakit jantung. Berdasarkan hasil riset terhadap sel manusia dan binatang yang dilakukan para
ahli yang berasal dari Universitas Stanford menemukan, nikotin ternyata dapat merangsang pembentukan pembuluh darah baru. Yaitu suatu proses yang dipercaya dapat
membantu tumor dan plah arteri tumbuh dan berkembang. Untuk itu peneliti menyarankan terapi penggantian nikotin sebaiknya tetap hanya dijadikan sebagai
tindakan jangka pendek dalam menghentikan kebiasaan merokok dan bukan terapi jangka panjang untuk mengobati kecanduan nikotin Riphqi, 2009 .
Nikotin bukan merupakan pencetus langsung dari aktivitas pembentukan sel–sel kanker, tetapi nikotin memungkinkan senyawa nitrosamine dari tembakau yaitu salah
satu senyawa penyebab kanker. Efek ketagihan dari nikotin berasal dari fungsinya dalam merangsang dopamine
senyawa kimia pada otak yang menimbulkan perasaan tenang. Efek ketagihan nikotin timbul dalam dua sisi, yakni mental dan fisik Susanna, 2003
2.2.4. Gejala ketagihan nikotin
1. Pusing hanya bertahan sekitar 1–2 hari setelah berhenti merokok
2. Depresi
3. Merasa Frustasi dan mudah merah
Universitas Sumatera Utara
4. Sulit tidur, termasuk sulit terlelap, tetap terlelap, dan jika tidur akan mengalami
mimpi buruk.
5. Perasaan lelah yang tidak kunjung hilang
6. Peningkatan nafsu makan
7. Secara umum, nikotin dan produk–produk sampingannya akan tetap berada dalam
tubuh selama 3–4 hari setelah berhenti. Tekanan darah
Tekanan darah adalah salah satu perwujutan kerja jantung. Darah mengalir dan menyurut dalam sistem arteri seperti gerakan gelombang, menyebabkan 2 jenis tekanan :
tekanan sistolik dan diastolik Tekanan sistolik : adalah Tekanan darah pada puncak gelombng pada saat ven
trikel kiri berkontraksi inilah yang pertama dicatat dalam pengukuran darah. Tekanan diastolik : adalah Tekanan antara dua kontraksi ventricular saat jan tung
pada fase istirahat Waspadji, 1998 Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah kepada dinding arteri.
Arora, 2008 .
Universitas Sumatera Utara
2.3.1. Klasifikasi Tekanan Darah
Menurut WHO, tekanan darah dapat dibedakan dalam 5 kategori yang terdapat pada tabel dibawah ini :
Kategori Sistolik
mmHg Diastolik
mmHg Rekomendasi
Normal 130
85 Periksa ulang dalam 2 tahun
Normal Tingg i 130 – 139 85 – 89
Periksa ulang dalam 1 tahun Hipertensi tingkat 1 140 – 159 90 – 99
Konfirmasi dalam 1 atau 2 bulan, anjurkan untuk modifikasi gaya hidup
Hipertensi tingkat 2 160 – 179 100 – 109 Evaluasi dan konsultasikan dengan
dokter dalam 1 bulan Hipertensi tingkat 3
≥180 ≥ 110
Evaluasi dan konsultasikan dengan dokter dalam 1 minggu berdasarkan
keadaan klinis
Ukuran tekanan darah yang menunjukkan 140 90 atau lebih belum tentu berarti tekanan darah yang tidak normal. Tapi jika tekanan darah itu meninggi secara kontinu
dapat dikatakan Hipertensi Waspadji, 1998.
2.3.2. Regulasi tekanan darah
1. Baroreseptor refleks Baroreseptor dalam berbagai organ dapat mendeteksi perubahan tekanan darah dan
menyesuaikan tekanan darah arteri rata–rata dengan mengubah baik gaya maupun kecepatan kontraksi jantung serta Resistensi peripheral total juga dapat diatur.
2. Sistem Renin-angiotensi RAS-Renin Angiotensi System System ini digunakan untuk penyesuaian tekanan darah dalam jangka panjang. System ini
juga membantu ginjal mengompensasi hilangnya volume darah dalam kasus operasi dan kecelakan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pelepasan aldosteron Hormon steroid ini dikeluarkan dari korteks adrenal sebagai respons terhadap angiotensi
II atau kadar natrium kalium yang tinggi.
2.3.3. Faktor–faktor yang mempengaruhi Tekanan Darah