Perbedaan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi dan Nikotin Rendah

merupakan racun yang bertindak langsung ke otak yang hanya membutuhkan waktu 10 detik untuk sampai ke otak, merusak pikiran dan tubuh. Nikotin secara berlahan akan mengakibatkan perubahan pada sel – sel otak perokok yang mengakibatkan ketagihan. Efek yang paling berbahaya dari mengkonsumsi tembakau dan ketergantungan nikotin akan menyebabkan kanker, dan sepertiga dari semua penyakit kanker tersebut adalah kanker paru, penyakit ini pembunuh pertama pria maupun wanita dan menguasai sekitar 90 dari semua kasus kanker paru pada para perokok Sitepoe, 2000. Hal ini sesuai pendapat Sugito 2008, rokok tanpa nikotin dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah dan kenaikan tekanan darah akan lebih besar apabila mengkonsumsi rokok bernikotin tinggi. Untuk hasil Pemerikasaan tekanan darah setelah 20 menit berhenti merokok terjadi penurunan tekanan darah sekitar 10 – 20 mmHg. Hal ini sesuai pendapat Arora 2008, yang mengatakan bahwa setelah 20 menit berhenti merokok tekanan darah berangsur normal dan detak jantung kembali normal karena nikotin dalam metabolisme dapat hilang dari tubuh dalam beberapa jam, namun jika perokok terus menerus merokok dan lama kelamahan bertambah kuat, maka dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.

5.3. Perbedaan Tekanan Darah Perokok Nikotin Tinggi dan Nikotin Rendah

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak mengalami kenaikan tekanan darah adalah pada kelompok nikotin tinggi sebanyak 21 orang 70 pada klasifikasi normal tinggi sesudah mengkonsumsi rokok, sedangkan pada nikotin rendah mengalami kenaikan darah pada klasifikasi normal tinggi sebanyak 16 orang 53,3. Sehingga yang paling dominan mempengaruhi tekanan darah adalah rokok yang mengandung nikotin tinggi. Hal ini sesuai pendapat Sugito 2008, yang Universitas Sumatera Utara mengatakan bahwa Merokok sigaret tinggi nikotin menyebabkan frekuensi denyut jantung istirahat serta meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik TDS dan TDD tetapi tidak ada perubahan ejeksi sistolik, sehingga meningkatkan kebutuhan oksigen myocardium. Kenaikan frekuensi denyut jantung serta TDS dan TDD ini terjadi setelah merokok sigaret tanpa nikotin dan lebih besar setelah merokok sigaret tinggi nikotin daripada merokok sigaret tanpa nikotin. Nikotin menyebabkan kenaikan tekanan arteri dan denyut jantung dengan mekanisme merangsang pelepasan epinefrin lokal saraf adrenergic dan meningkatkan sekresi katekolamin dari medullat adrenalis dan dari jaringan kromafin di jantung, bekerja pada kemoreseptor di glomus caroticus dan glomerat ortica yang menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan arteri serta bekerja langsung pada Myocardium untuk menginduksi efek inotropik dan kronotopik positif. Di luar efek langsung, nikotin bisa menyokong aterosklerosis dan trombosis dengan menaikkan asam lemak bebas serta meningkatkan kelekatan dan agregasi trombosit, melalui stimulasi katekolamin. Nikotin dapat menyokong peningkatan infark myocardium nonfatal dan fatal serta kematian mendadak akibat PJK pada perokok. Efek yang ditimbulkan adalah nikotin meningkatkan kebutuhan oksigen myocardium, nikotin meningkatkan perlekatan trombosit, sehingga meningkatkan kecenderungan trombosik, nikotin menurunkan ambang fibrilasi ventrikel selama waktu iskemia myocardium Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN