5. Perangsang stimulasi Efek stimulan dari nikotin dipakai untuk “mengangkat“ atau memacu semangat,
membantu berfikir dan konsentrasi, mencegah kelelahan dan mempertahankan kinerja pada tugas yang monoton dan lama, serta meningkatkan kemampuan dalam situasi stress.
6. Memenuhi kecanduan addiktif Merokok semata–mata untuk memenuhi tuntutan atau mencegah terjadinya sinroma
penarikan, yang akan timbul apabila seorang perokok telah melewatkan 30–40 menit atau kurang tanpa rokok.
7. Keterbiasaan Otomatis Ini terjadi pada sebagian perokok berat yang dengan tidak disadari lagi secara otomatis
akan mencari sebatang rokok. Ini baru disadari jika tanganya sudah kosong.
2.1.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merokok. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah Rochadi, 2005
1. Tekanan kelompok sebaya Seorang remaja cendrung merokok apabila ia berada pada kelompok yang merokok
dibandingkan saat ia berada pada kelompok yang tidak merokok Ary dan Biglan, 19880. Keinginan ini sangat kuat walaupun akan berakibat menjadi suatu yang tidak
mengenakan seperti rasa mual, muntah, sakit kepala dan memberi rasa yang tidak enak lainnya pada mereka yang baru pertama kali merokok.
2. Orang tua Orang tua yang perokok memberikan pengaruh kepada anak-anaknya untuk merokok
Hughes, 1986; Mittlemark, et.al., 1987. Leventhal, et.al., dalam Smet 1994
Universitas Sumatera Utara
mengatakan bahwa dalam suatu studi di Amerika Serikat ditemukan sekitar 14 anak- anak yang merokok memiliki orang tua yang merokok juga.
3. Saudara kandung Menurut Eggmose 1985 perilaku merokok itu menular, yaitu bila salah satu anggota
keluarga ada yang merokok, maka anggota keluarga yang lain akan ikut merokok. Suatu studi menunjukkan bahwa keluarga yang mempunyai orang tua tidak perokok akan
menjadi perokok apabila saudara-saudara kandung yang lebih tua merokok. 4. Iklan rokok
Iklan mempunyai peranan dalam menentukan kebiasaan merokok seseorang dan satu masyarakat Aditama, 2001. Di Amerika Serikat, 86 para remajanya menghisap tiga
jenis rokok yang paling sering diiklankan sementara hanya 30 dari orang dewasa yang menghisap rokok tersebut. Para remaja beranggapan bahwa dengan melalui iklan yang
dilihatnya menimbulkan persepsi dalam benaknya bahwa merokok itu identik dengan maskulinitas, kebebasab, berjiwa muda, kecerdasan dan gaya hidup yang enak.
Smet 1994 mengatakan faktor-faktor lain yang menyebabkan seseorang merokok adalah faktor demografis seperti umur, jenis kelamin dan faktor sosiokutural
seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan dan gensi pekerjaan serta faktor politik.
2.1.7. Tidak ada batas aman untuk mengkonsumsi rokok