2. Kriteria berdasarkan atribut shoppabrik a. Maksimisasi Utilitas mesin Un, yaitu rasio dari seluruh waktu
proses yang dibebankan pada mesin dengan rentang waktu untuk menyelesaikan seluruh tugas pada semua mesin.
b. Minimisasi makespan, yaitu jangka waktu penyelesaian seluruh job yang dijadwalkan yang merupakan jumlah dari seluruh waktu proses.
c. Pemenuhan due date, yaitu batas waktu penyerahan produk oleh produsen yang ditetapkan oleh konsumen. Produsen selalu bersedia
memenuhi due date tersebut.
2.1.3. Beberapa Jenis Model Penjadwalan
Model penjadwalan dapat diklasifikasikan berdasarkan lingkungan yang dihadapi oleh sistem produksi yang bersangkutan. Model penjadwalan dapat
dikelompokkan berdasarkan kondisi-kondisi berikut Baker, 1974: 1. Pola aliran proses
a. Penjadwalan flowshop, dimana job-job yang akan diproses seluruhnya mengalir pada arahjalur produk yang sama.
b. Penjadwalan jobshop, dimana tiap job memiliki aliranrouting yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
2. Mesin yang digunakan dalam proses a. Penjadwalan mesin tunggal, merupakan salah satu model pengurutan
job dimana job yang hendak diurutkan sedang menunggu untuk diproses pada sebuah mesin tunggu.
b. Penjadwalan mesin jamak, dimana serangkaian job hendak diproses pada beberapa mesin baik seri, paralel maupun kombinasinya.
3. Pola kedatangan job a. Penjadwalan statis, dimana job yang hendak diurutkan datang dan tiba
pada satu mesin pada saat yang bersamaan serta siap dikerjakan pada mesin yang menganggur.
b. Penjadwalan dinamis, dimana kedatangan job tidak menentu. 4. Karakteristik informasi
a. Deterministik, dimana sifat informasi yang diterima relatif pasti. b. Stokastik, dimana sifat informasi yang diterima relatif tidak pasti.
2.1.4. Jenis-jenis Penjadwalan Berdasarkan Sistem Produksi dan Parameter Performansi
2.1.4.1.Penjadwalan Flow shop
Penjadwalan flow shop Rosnani, 2009 merupakan suatu pergerakan unit-unit yang terus- menerus melalui suatu rangkaian stasiun-stasiun kerja yang disusun
berdasarkan produk. Susunan suatu proses produksi jenis flow shop dapat diterapkan dengan tepat untuk produk-produk dengan desain yang stabil dan diproduksi secara
Universitas Sumatera Utara
banyak volume produk, sehingga investasi dengan tujuan khusus special purpose yang dapat secepatnya kembali. Masalah yang kritis pada flow shop adalah sebagai:
1. Pengelompokkan tugas-tugas yang dibutuhkan dalam stasiun kerja sehingga dicapai kesetimbangan pada tingkat output dan memenuhi
pembatasan urutan. 2. Ketegangan yang diakibatkan susunan aliran lini terhadap pekerja. Pekerja
akan bosan karena terbatasnya variasi kerja pada tiap stasiun dan panjang rentang pengendalian sepanjang lintasannya.
3. Prioritas order pada flow shop dipengaruhi pada pengirimannya dibandingkan tanggal pemrosesan. Dengan syarat flow shop digunakan
khusus hanya untuk satu jenis produk.
2.1.4.2. Penjadwalan Batch
Pada proses produksi batch, produk-produk yang berbeda diproduksi pada fasilitas-fasilitas yang umum. Kuantitas dari batch dan frekuensi produksi akan
mempengaruhi tingkat persediaan dan biaya setup yang lebih panjang, maka dibutuhkan persediaan lebih banyak tetapi dengan setup yang lebih sedikit.
Produksi batch adalah beberapa jumlah produksi di dalam setiap batchnya berikut urutannya atau perintah mengenai produk-produk mana saja yang harus
dibuat secara batch. Kuantitas batch yang optimal dihitung dengan model Economic Periodic Quantity.
Universitas Sumatera Utara
Batch Production memproduksi barang dalam batch atau lot yang kecil dengan berbagai tahap pengerjaan, setiap tahap pengerjaan dilakukan untuk seluruh
batch sebelum menuju tahap pengerjaan berikutnya. Sistem produksi harus cukup fleksibel dan menggunakan peralatan multiguna agar mampu memenuhi berbagai
persyaratan dan fluktuasi permintaan. Batch production dapat dilihat sebagai suatu situasi antara jobbing shop production dan mass production, volume produksi cukup
besar, tetapi masih belum cukup untuk memenuhi produksi masal. Sistem ini lebih ekonomis dibandingkan dengan jobbing shop production karena dapat mengurangi
set-up cost. Prosedur yang diikuti dalam proses batch adalah memecah-mecah tugas
manufacturing ke dalam serangkaian operasi yang diperlukan dan bersama-sama menghasilkan produk. Hal ini dilakukan untuk menentukan langkah manufakturing
yang paling efektif agar biaya rendah yang dituntut volume yang berulang dan besar dapat tercapai dengan baik. Pada tahap ini, peralatan dan perkakas yang diperlukan
ditentukan untuk mengurangi jumlah waktu proses.
2.1.4.3.Penjadwalan Jobshop
Penjadwalan pada proses produksi tipe jobshop lebih sulit dibandingkan dengan penjadwalan flowshop. Hal ini disebabkan oleh 3 alasan, yaitu:
1. Jobshop menangani variasi produk yang sangat banyak, dengan pola aliran yang berbeda-beda melalui pusat-pusat kerja.
Universitas Sumatera Utara
2. Peralatan pada jobshop digunakan bersama-sama oleh bermacam-macam order prosesnya, sedangkan peralatan pada flowshop digunakan khusus
untuk satu jenis produk. 3. Pekerjaan yang berbeda mungkin ditentukan oleh prioritas yang berbeda
pula. Hal ini mengakibatkan produk tertentu yang dipilih harus diproses seketika pada saat order tersebut ditugaskan pada suatu pusat kerja.
Sedangkan pada flowshop tidak terjadi permasalahan seperti tersebut karena keseragaman output yang diproduksi untuk persediaan. Prioritas
order pada flowshop dipengaruhi terutama pada pengirimannya dibandingkan tanggal pemrosesan.
Adapun masalah jobshop tersebut adalah: 1. Jobshop loading artinya pemutusan pusat-pusat kerja yang mana suatu
job harus ditugaskan. Menggunakan gantt chart dan metode penugasan. 2. Jobshop sequencing artinya kita harus menentukan bagaimana urutan
proses dari bermacam-macam job yang ditugaskan pada mesin-mesin tertentu atau pusat kerja tertentu.
2.1.5. Kendala-Kendala dalam Penjadwalan
Dalam pelaksanaannnya, penjadwalan proses produksi di tingkat shop floor akan mengalami gangguan atau hambatan-hambatan. Dengan adanya hambatan-
hambatan ini dapat mengganggu jalannya proses produksi. Berikut hambatan- hambatan yang dapat terjadi, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
1. Mesin Rusak Kerusakan Mesin Pada saat mesin rusak, maka operasi-operasi yang akan menggunakan
mesin tersebut tidak dapat dikerjakan dan harus menunggu sampai mesin selesai diperbaiki. Hal ini mengakibatkan terhentinya proses produksi dan
penjadwalan produksi yang semula telah dijadwalkan tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian pada jadwal
semula sehingga diperoleh kembali jadwal produksi yang fisibel. Prinsip yang dapat digunakan untuk mengembangkan algoritma
penjadwalan ulang untuk kasus mesin rusak telah dikembangkan oleh Santoso, yaitu:
a. Penjadwalan ulang dilakukan dari titik waktu terjadinya gangguan. b. Operasi-operasi yang telah selesai dikerjakan sebelum titik waktu
terjadinya gangguan, tidak diperhatikan lagi. c. Setelah mengidentifikasi mesin yang rusak, penjadwalan ulang
dilakukan dengan mengundur waktu operasi sesuai dengan lama waktu perbaikan mesin.
d. Penjadwalan ulang dilakukan untuk operasi-operasi yang belum dikerjakan.
e. Operasi yang sedang dikerjakan pada saat terjadi gangguan tidak mengalami perubahan.
Universitas Sumatera Utara
2. Penambahan Order Baru Pada saat produksi berjalan, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi
penambahan order baru. Hal ini mengakibatkan pelaksanaan penjadwalan yang belum memperhitungkan pesanan baru tersebut akan mengalami
gangguan atau kekacauan. Oleh karena itu perlu dilakukan rescheduling dengan mempertimbangkan order baru.
Prinsip yang telah dikembangkan Santoso berupa algoritma penjadwalan ulang untuk kasus masuknya order baru yaitu:
a. Penjadwalan ulang dilakukan dari titik waktu terjadinya gangguan. b. Operasi-operasi yang telah selesai dikerjakan sebelum titik waktu
terjadinya gangguan, tidak diperhatikan lagi. c. Penjadwlan ulang dilakukan untuk operasi-operasi yang belum tentu
dikerjakan d. Operasi yang sedang dikerjakan pada saat terjadinya gangguan tidak
mengalami perubahan 3. Perubahan Prioritas
Perubahan prioritas pembuatan suatu produk akan mempengaruhi penjadwalan yang telah ditentukan. Prinsip yang telah dikembangkan
Santoso untuk algoritma penjadwalan ulang untuk kasus perubahan prioritas sama dengan prinsip yang digunakan untuk kasus adanya
penambahan order baru.
Universitas Sumatera Utara
4. Perubahan due date Perubahan due date ada dua macam, yaitu due date semakin maju atau
due date yang semakin mundur. Penjadwlan produksi yang semakin mundur tidak akan mengubah penjadwalan produksi dan tidak akan
mengakibatkan perubahan penjadwalan pada performansi penjadwalan semula. Tetapi, perubahan due date yang semakin maju akan mengubah
penjadwalan produksi awal agar criteria performansi yang dipilih dapat tetap dipertahankan dengan adanya perubahan due date tersebut.
2.1.6. Aturan Prioritas