Perbandingan Metode First Come First Serve dengan Heuristic Pour

FCFS metode pour heuristik metode Makespan Makespan memberikan nilai yang sama mekaspan terkecil dengan hasil yang diperoleh dengan cara penentuan secara biasa trial and error.

6.1.2. Perbandingan Metode First Come First Serve dengan Heuristic Pour

Parameter performansi digunakan untuk menentukan metode yang lebih baik untuk diterapkan pada perusahaan. Parameter performansi yang dapat digunakan antara lain: 1. Efficiency Index EI, yaitu perbandingan antara metode heuristic pour dengan metode yang digunakan perusahaan yaitu metode FCFS, dirumuskan sebagai berikut: EI = .................... 6.1 Apabila EI = 1, maka kedua metode memiliki performance yang sama, bila EI 1, maka metode Heuristic pour memiliki performance yang kurang baik dibanding dengan metode FCFS, demikian juga sebaliknya. 2. Relative Error RE digunakan untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan makespan yang dihasilkan oleh kedua metode, yang dapat dihitung sebagai berikut: RE = pour heuristik metode FCFS metode pour heuristik metode Makespan Makespan Makespan − x 100 ........ 6.2 Universitas Sumatera Utara FCFS metode pour Heuristik metode Makespan Makespan Perbandingan metode penjadwalan perusahaan dengan metode penjadwalan usulan untuk meminimalkan makespan pada tiap stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 6.10. Tabel 6.10. Perbandingan Metode FCFS dengan Metode Heuristic pour No. Kriteria Metode FCFS Metode Heuristik Pour 1 Urutan Pengerjaan Job 3 Job 1 Job 2 Job 1 Job 2 Job 3 2 Makespan Sistem 50279,60 menit 47695,95 menit Berdasarkan nilai makespan yang diperoleh untuk kedua metode, maka untuk menentukan metode yang lebih baik dapat dilihat berdasarkan nilai parameter berikut: 1. Efficiency Index EI. Nilai perhitungan Efficiency Index untuk keseluruhan proses produksi adalah sebagai berikut: EI = .................... 6.3 = 47695,95 50279,60 = 1,056 Nilai EI 1, berarti metode heuristic pour memiliki performansi yang lebih baik daripada metode FCFS . 2. Relative Err or RE. a. Nilai perhitungan Relative Err or untuk keseluruhan proses produksi adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara RE = pour heuristik metode FCFS metode pour Heuristik metode Makespan Makespan Makespan − x 100 RE = pour heuristik metode FCFS metode pour Heuristik metode Makespan Makespan Makespan − x 100 = 47695,95 50279,60 95 , 47695 − x 100 = 47695,95 2583,65 x 100 = 5,42 Nilai RE di atas menunjukkan bahwa penghematan makespan yang diperoleh antara metode heuritik pour dengan metode FCFS adalah = 5,42. Berdasarkan kedua parameter di atas, maka metode heuristic pour lebih baik untuk menjadwalkan urutan pengerjaan produk di PT. Admindo dengan makespan sebesar 47695,95 menit. Dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode heuristic pour , maka terdapat pengurangan makespan sebesar 2583,65 menit 5,5 hari kerja normal. Pengurangan makespan berarti perusahaan dapat melakukan penghematan waktu dalam mengerjakan produk, serta menghindari keterlambatan produk. Pengurangan makespan ini sebanding dengan besarnya overtime waktu lembur yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyelesaikan pesanan tepat waktu. Sebagai contoh data yang terdapat pada latar belakang dapat digunakan sebagai perbandingan untuk mengetahui besarnya penurunan overtime yang dapat dilihat pada Tabel 6.11. Universitas Sumatera Utara Tabel 6.11. Perbandingan Total Biaya Overtime Sebelum dan Sesudah Penjadwalan No. Produk Sebelum Sesudah Waktu Normal Menit Overtime menit Produksi menit biaya overtime Rp. Overtime menit Produksi menit biaya overtime Rp. 1 40-SH- SGVG 31350 3210 34560 6.687.500 626,35 31976,25 1.043.916,7 2 30-SH- FGVG 28920 2760 31680 4.600.000 176,35 29096,35 293.916,7 3 20-SH- FGVG 26490 2310 28800 3.850.000 - - - Pada Tabel 6.11. dapat diestimasi penurunan biaya overtime untuk jenis produk 40-SH-SGVG yang sebelumnya bernilai Rp. 6.687.500 menjadi Rp. 1.043.916,7 terjadi penurunan Rp. 5.643.583,3, untuk tipe produk 30-SH- SGVG yang sebelumnya bernilai Rp. 4.600.000 menjadi Rp. 293.916,7 terjadi penurunan Rp. 4.306.083,3 dan untuk tipe produk 20-SH-SGVG yang sebelumnya bernilai Rp. 3.850.000 sehingga tidak memerlukan waktu overtime untuk menyelesaikan produk, sehingga dapat disimpulkan dengan melakukan metode penjadwalan mesin dapat meminimumkan total biaya akibat overtime .

6.2. Perancangan Prosedur Penjadwalan Produksi