2.3. Review Hasil Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian yang berhubungan dengan penjadwalan mesin maka ada beberapa penelitian sebelumnya yang dapat digunakan
sebagai literature tambahan peneliti dalam melaksanakan penelitian ini antara lain: 1. Ika Munika 2006 dalam penelitian yang berjudul “Studi Perbandingan
Performance Algoritma Heuristik Pour Terhadap Mixed Integer Programming Dalam Menyelesaikan Penjadwalan Flowshop”. Dalam
penelitian ini Algoritma Heuristik Pour menunjukkan performance yang cukup baik dalam menyelesaikan permasalahan penjadwalan flowshop
dengan tujuan meminimalkan makespan jika dibandingkan dengan salah satu metode optimasi Mixed Integer Programming MIP. Hal ini terlihat
dari hasil ketiga performance parameter yaitu Efficiency Index yang mendekati 1, Relative Error yang berkisar 5 dan Elapsed Runtime
yang lebih singkat. 2. Sakine Batun 2006 dalam penelitian yang berjudul “machine scheduling
with preventive maintenances”. Penelitian yang berisikan tentang penjadwalan mesin yang berhubungan dengan kegiatan perawatan. Operasi
mesin bergantung kepada beberapa hal seperti kegiatan pemeliharaan mesin secara berkala dan ketersediaan bahan baku. Di antara alasan-alasan
ini, pemeliharaan preventive, yang didefinisikan sebagai kegiatan pemeliharaan untuk menjaga mesin dalam keadaan operasi. Menggunakan
mekanisme ini, dirancang suatu algoritma cabang dan terikat untuk
Universitas Sumatera Utara
menemukan pemecahan masalah yang optimal. Kemudian dilakukan ekstensif komputasi secara acak pada uji sampel yang dihasilkan
menunjukkan bahwa algoritma yang dibuat dapat memecahkan masalah berukuran besar. Selain itu juga mempelajari dua-alternatif perawatan
ringan dan pemeliharaan utama. Hasil dari penelitian memberikan sebuah algoritma yang mengoptimalkan waktu pemeliharaan dalam kondisi urutan
pekerjaan tetap. 3. Jeffrey Setiawan Sutanto, dkk dalam penelitian yang berjudul “Algoritma
Branch and Bound untuk Masalah Penjadwalan pada Mesin Paralel”. Penelitian ini yang berisikan tentang algoritma Branch and Bound yang
dipresentasikan untuk
menyelesaikan masalah
minimisasi waktu
penyelesaian maksimum Cmax pada mesin paralel tidak berelasi dengan batasan kelayakan job preemption interupsi yang dilakukan pada
pekerjaan yang sedang diproses saat itu, untuk melakukan pekerjaan yang lain tidak diperbolehkan. Suatu kostumisasi batas bawah Lower Bound,
strategi pencarian dan pencabangan dikembangkan untuk algoritma Branch and Bound ini. Faktor kelayakan mesin juga dimasukkan untuk
merepresentasikan persentasi kelayakan pekerjaan pada seluruh mesin. Masalah yang muncul dengan mesin yang berbeda, pekerjaan yang
berbeda, dan faktor kelayakan dipecahkan di sini. Algoritma Branch and Bound mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan 8 buah mesin dan 40
buah pekerjaan dalam waktu yang masih masuk akal. Untuk mengevaluasi
Universitas Sumatera Utara
performansi dari algoritma ini, sejumlah simpul diperiksa dengan suatu ukuran performansi. Performansi dari algoritma Branch and Bound
meningkat seiring dengan meningkatnya faktor kelayakan. Hasil dari penelitian ini berupa algoritma Branch and Bound dikembangkan untuk
meminimisasi waktu pada mesin paralel tidak berelasi dengan kelayakan mesin. Performansi dari algoritma ini diekspresikan dengan jumlah simpul
rata-rata yang diperiksa. Hal ini diuji dengan berbagai konfigurasi permasalahan yang berbeda m, n, dan ρ. Performansi Branch and Bound
meningkat secara signifikan ketika faktor kelayakan berada dibawah 0.5. Penelitian ke depan dapat difokuskan untuk memperoleh kualitas batas
bawah LB yang lebih baik untuk meningkatkan performansi algoritma Branch and Bound ini secara keseluruhan.
2.4. Sistem Penjadwalan Mesin Existing