Aspek Pengukuran METODE PENELITIAN

3. Sikap adalah tanggapan atau respon pekerja yang masih tertutup. Dengan kata lain sikap adalah kecenderungan untuk melakukan tindakan, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi upaya atau kegiatan dalam penerapan SMK3. 4. Tindakan adalah kegiatan atau perbuatan nyata pekerja yang berkaitan dengan penerapan SMK3. 5. Penerapan Sistem Manajemen K3 adalah pemenuhan pelaksanaan aspek-aspek Sistem Manajemen K3 yaitu 1 Jaminan kemampuan yang ditunjukkan dengan menyediakan personel yang memiliki kualifikasi, sarana dan dana yang memadai sesuai dengan sistem manajemen K3 yang diterapkan, 2 Kegiatan pendukung yang ditunjukkan dengan membangun komunikasi yang efektif sehingga mampu menjamin informasi K3 terbaru dikomunikasikan ke semua pihak dalam perusahaan, mendokumentasikan dan mencatat semua pelaksanaan kegiatan K3, 3 melakukan identifikasi sumber bahaya, penilaian, dan pengenalan risiko.

3.7. Aspek Pengukuran

1. Penilaian variabel pengetahuan dinyatakan dalam bentuk skala pengukuran ordinal dengan tiga kategori pengukuran Pratomo dan Sudarti yang dikutip oleh Silaen, 2005. Jumlah skor dikumpulkan dari semua pertanyaan dengan jawaban benar diberi skor 1 apabila pernyataan positif dijawab “Benar” dan pernyataan negatif dijawab “Salah” dan jawaban salah diberi skor 0 apabila pernyataan positif dijawab “Salah” dan pernyataan negatif dijawab “Benar”. Kategori pengukuran sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Nilai baik, jika responden menjawab pernyataan dengan benar yaitu pernyataan positif dijawab “Benar” B dan pernyataan negatif dijawab “Salah” S di atas 75 dari nilai maksimum 30 22,5. Nilai Cukup, jika responden menjawab pernyataan dengan benar yaitu pernyataan positif dijawab “Benar” B dan pernyataan negatif dijawab “Salah” S antara 40 - 75 dari nilai maksimum 30 12 – 22,5. Nilai buruk, jika responden menjawab pernyataan dengan benar yaitu pernyataan positif dijawab “Benar” B dan pernyataan negatif dijawab “Salah” S kurang dari 40 dari nilai maksimum 30 12. 2. Penilaian variabel sikap dinyatakan dalam bentuk skala pengukuran ordinal dengan menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang digunakan untuk mendapatkan jawaban jelas tegas dan konsisten terhadap permasalahan yang ditanyakan Riduwan, 2005. Jumlah skor dihitung dari semua pernyataan dengan skor 1 diberikan apabila responden “setuju” dengan pernyataan positif dan “tidak setuju” dengan pernyataan negatif dan skor 0 apabila responden “tidak setuju” dengan pernyataan positif dan “setuju” dengan pernyataan negatif. Kategori pengukuran sikap Berkowitz dalam Azwar, 2000 sebagai berikut : Mendukung, jika responden menjawab pernyataan dengan benar, dengan skor 15-30 Tidak Mendukung, jika responden menjawab pernyataan dengan benar, dengan skor 0-15 Universitas Sumatera Utara 3. Penilaian variabel tindakan dinyatakan dalam bentuk pengukuran nominal dengan tiga kategori pengukuran yaitu Pratomo dan Sudarti yang dikutip oleh Silaen, 2005. Jumlah skor dikumpulkan dari semua pernyataan dengan skor 1 diberikan apabila pernyataan positif dijawab dengan “Ya” dan pernyataan negatif dijawab dengan “Tidak” dan skor 0 diberikan apabila pernyataan positif dijawab dengan “Tidak” dan pernyataan negatif dijawab dengan “Ya”. Kategori pengukuran sebagai berikut : Nilai baik, jika responden menjawab pernyataan positif dengan “Ya” dan pernyataan negatif dengan “Tidak” di atas 75 dari nilai maksimum 15 11,25. Nilai cukup, jika responden menjawab pernyataan positif dengan “Ya” dan pernyataan negatif dengan “Tidak” antara 40 - 75 dari nilai maksimum 15 6 – 11,25. Nilai buruk, jika responden menjawab pernyataan positif dengan “Ya” dan pernyataan negatif dengan “Tidak” kurang dari 40 dari nilai maksimum 15 6.

3.8. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment Di PT. Kreasi Kotak Megah.

11 166 139

Sikap Petani Terhadap Program CD (Community Development) PT.TPL (Toba Pulp Lestari) Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Kasus: Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 34 74

Gambaran Pengetahuan dan Tindakan Pekerja Pada Bagian Produksi Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) OHSAS 18001:2007 di PT. Socfindo Kebun Aek Pamienke Tahun 2010

9 137 84

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Kegiatan Pemanenan Kayu (Studi Kasus di Areal HTI PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Tele, Desa Hutagalung, Kecamatan Harian Boho, Kabupaten Samosir, Propinsi Sumatera Utara)

6 56 59

Penentuan Jumlah Produksi Pulp Pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Mamdani

1 69 61

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) DI PT. PATRA TRADING MALANG

4 36 21

Komitmen Team Manajemen dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di DAOP 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahun 2015

5 37 287

Mempelajari Pola Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Kegiatan Produksi Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk

23 83 84

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. ASIA PAPER MILLS PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. ASIA PAPER MILLS.

0 7 12

GAP ANALYSIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

2 13 32