Faktor Penghambat dan Keberhasilan Penerapan SMK3

tidak menyelesaikan masalah. Dalam sistem ini juga dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan, pengendalian, tinjau ulang, umpan balik, perbaikan dan pencegahan. Semua itu merupakan bentuk sistem manajemen yang efektif Anonim, 2010.

2.5.4. Faktor Penghambat dan Keberhasilan Penerapan SMK3

Dalam penelitian Marpaung 2005 PT Sucofindo Persero dalam Seminar Nasional K3 di Medan tahun 2005 mengungkapkan beberapa faktor penghambat dan keberhasilan penerapan SMK3. Faktor-faktor penghambat antara lain: a. Belum adanya persyaratan dari konsumen mengenai pembuktian penerapan SMK3 b. Dampak krisis ekonomi c. Tidak terdapatnya konsekuensi bagi perusahaan yang menunda dan menolak pelaksanaan audit SMK3 d. Kekurangsiapan perusahaan dikarenakan ketidaktaatan perusahaan untuk menerapkan SMK3 e. Biaya audit yang dianggap memberatkan perusahaan f. Frame koordinasi pelaksanaan audit dengan Departemen Teknis lain belum terwujud. Sedangkan menurut Gallagher dalam Ismail 2010 menyampaikan beberapa kendala atau hambatan dalam penerapan sistem manajemen keselamatan pada suatu perusahaan sehingga tujuan penerapan sistem ini tidak tercapai, yaitu: 1. Sistem yang diterapkan tidak sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 2. Lemahnya komitmen pimpinan perusahaan dalam menerapkan sistem manajemen tersebut. 3. Kurangnya keterlibatan pekerja dalam perencanaan dan penerapan. 4. Audit tool yang digunakan tidak sesuai serta kemampuan auditor yang tidak memadai. Faktor-faktor keberhasilan penerapan SMK3 antara lain: a. Telah diterapkannya beberapa sistem manajemen yang mendukung penerapan SMK3 b. Tingginya komitmen K3 dari manajemen puncak atau perusahaan induknya c. Melakukan studi banding d. Adanya tenaga ahli di bidang K3 e. Adanya departemen atau bagian yang khusus menangani K3 f. Telah diperolehnya penghargaan di bidang K3 dari institusi asing g. Telah dimilikinya Safety Committee yang berperan aktif dalam pelaksanaan K3 h. Terdapatnya tuntutan dari pihak konsumen kepada perusahaan untuk menerapkan SMK3 yang tersertifikasi i. Terpacunya suatu perusahaan dalam sektornya karena perusahaan lain telah berhasil menerapkan SMK3 j. Adanya upaya pembinaan mengenai SMK3 baik dari asosiasi profesi ataupun dari pembina kawasan perusahaan. Universitas Sumatera Utara

2.6. Kerangka Konsep

Pekerja 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Tindakan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Penerapan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Pendekatan SMK3 dan Risk Assessment Di PT. Kreasi Kotak Megah.

11 166 139

Sikap Petani Terhadap Program CD (Community Development) PT.TPL (Toba Pulp Lestari) Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Studi Kasus: Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi)

0 34 74

Gambaran Pengetahuan dan Tindakan Pekerja Pada Bagian Produksi Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) OHSAS 18001:2007 di PT. Socfindo Kebun Aek Pamienke Tahun 2010

9 137 84

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dalam Kegiatan Pemanenan Kayu (Studi Kasus di Areal HTI PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Sektor Tele, Desa Hutagalung, Kecamatan Harian Boho, Kabupaten Samosir, Propinsi Sumatera Utara)

6 56 59

Penentuan Jumlah Produksi Pulp Pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Dengan Menggunakan Metode Fuzzy-Mamdani

1 69 61

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) DI PT. PATRA TRADING MALANG

4 36 21

Komitmen Team Manajemen dalam Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di DAOP 2 Bandung PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tahun 2015

5 37 287

Mempelajari Pola Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Kegiatan Produksi Di PT. Toba Pulp Lestari Tbk

23 83 84

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. ASIA PAPER MILLS PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PT. ASIA PAPER MILLS.

0 7 12

GAP ANALYSIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

2 13 32