Teknik Penjadwalan TINJAUAN PUSTAKA

10 3. Batas waktu penyelesaian pekerjaan. Batas waktu pekerjaan digunakan untuk memperkirakan keterlambatan yang mungkin akan terjadi. Besaran ini penting untuk mengantisipasi denda atau penalty yang timbul akibat keterlambatan pengiriman. 4. Situasi pekerjaan yang dihadapi, yakni penentuan jadwal pekerjaan akan dipengaruhi situasi pekerjaan seperti pekerjaan di suatu prosesor pekerjaan

3.3 Teknik Penjadwalan

Herjanto 2007 menyebutkan bahwa untuk urutan waktu pekerjaan sering dirumuskan dengan menggunakan aturan keputusan prioritas. Secara spesifik, aturan keputusan prioritas digunakan untuk menentukan pekerjaan yang mana yang akan diproses ketika sejumlah pekerjaan sedang menunggu. Keefektifan dari tiap aturan dapat ditentukan dengan mengamati kinerja dari sistem suatu perusahaan itu sendiri. Dalam menentukan urutan prioritas terdapat beberapa aturan penting yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. First-Come, First-Serves FCFS. Pekerjaan dijadwalkan dalam urutan yang sama seperti urutan kedatangan pada stasiun kerja. 2. Shortest Processing Time SPT. Pekerjaan dijadwalkan menurut banyaknya waktu yang diperlukan untuk memprosesnya; pekerjaan yang terpendek dijadwalkan pertama, dan pekerjaan yang terpanjang dijadwalkan terakhir. 3. Earlist Due Date EDD. Pekerjaan dijadwalkan menurut tanggal penyelesaian due date – tanggal jatuh tempo; pekerjaan yang pertama kali jatuh-tempo adalah pekerjaan yang pertama kali diproses. 4. Critical Ratio CR. Rasio kritis dihitung dengan membagi sisa waktu dari due date tanggal jatuh-tempo untuk sebuah pekerjaan khusus dengan sisa total shop time. Pekerjaan dijadwalkan menurut rasio; pekerjaan dengan rasio kritis yang terendah dijadwalkan pertama kali. 5. Slack per Remaining Operations SRO. Slack dihitung sebagai perbedaan antara sisa waktu dari due date tanggal jatuh-tempo untuk sebuah pekerjaan khusus dan sisa total shop time. Pekerjaan dengan slack terendah per jumlah sisa operasi dijadwalkan pertama. Pada penjadwalan dengan teknik pengurutan First-Come, First-Serves jenis produk yang datang terlebih dahulu, maka produk itu yang akan diproses terlebih dahulu. Metode ini sangat tepat digunakan untuk proses pelayanan seperti bengkel kendaraan, toko isi ulang air minum, dan proses sejenisnya. Sedangkan Critical Ratio CR merupakan waktu sampai batas waktu pekerjaan selesai dimana waktu sekarang dibagi dengan waktu proses sampai menyelesaikan suatu pekerjaan tersebut. Pada CR, urutan pekerjaan yang akan diproduksi berdasarkan nilai CR terendah sampai nilai tertinggi. SPT akan memprioritaskan pekerjaan berdasarkan waktu yang paling pendek. Aturan ini secara umum meningkatkan efisiensi dan mempunyai dampak pada aliran kas perusahaan. Secara matematis dapat dibuktikan bahwa SPT dapat meminimisasi rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan flow time, atau rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pekerjaan pada stasiun kerja termasuk waktu menunggu dan waktu pemrosesan. Waktu penyelesaian sangat erat kaitannya dengan tingkat persediaan. Meminimisasi waktu penyelesaian mempunyai dampak yang positif terhadap pencapaian batas waktu pekerjaan selesai Hanna dan Newman 2001. LPT merupakan lawan dari SPT dimana teknik ini tidak 11 direkomendasikan baik untuk pencapaian yang efisien dan terhadap batas waktu penyerahan. Penggunaan LPT tidak disarankan pada awal penjadwalan, karena stasiun kerja menjadi menganggur. Batas waktu penyerahan sama dengan dateline untuk sebuah tugas yang mempertimbangkan batas waktu penyerahan. Penalty akan terjadi apabila keterlambatan terjadi Bedworth et al. 1982. Waktu penyelesaian adalah waktu proses ditambah waktu menunggu sebelum proses berjalan. Tardiness yaitu suatu ukuran dari waktu keterlambatan yang positif, jika pekerjaan selesai lebih awal maka tardiness bernilai nol. Tardiness merupakan keterlambatan penyelesaian suatu pekerjaan hingga batas waktu pengiriman Bedworth, et al 1982.

3.4 Model