Tahapan Perhitungan Model PEMODELAN PENJADWALAN

18 Adapun hari kerja yang tersedia selama satu periode kerja adalah enam hari kerja yang terdiri atas tiga shift untuk lima hari kerja yaitu senin sampai jum’at dan satu shift untuk satu hari kerja yaitu pada hari sabtu. Shift pertama terdiri atas delapan jam kerja, shift kedua terdiri atas enam jam kerja, dan shift ketiga terdiri atas tujuh jam kerja. Hari minggu tidak digunakan untuk produksi, melainkan untuk membersihkan peralatan produksi. Penetapan jam kerja yang tersedia dapat dilihat dari persamaan berikut : Jam Kerjaperiode = Jumlah hari – 2 hari 21 jam 15 jam 2. Menentukan mesin kritis produksi Untuk penentuan mesin kritis dilakukan simulasi perhitungan kelompok produk pada waktu tertentu. Simulasi perhitungan disini maksudnya adalah menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk pada kelompok tersebut. 3. Merekap jumlah stok gudang produk di gudang produk dan jumlah permintaan dari MPS mingguan Jumlah stok produk yang ada di gudang produk adalah jumlah stok produk yang ada saat tanggal pembuatan jadwal produksi. Selanjutnya dihitung jumlah rencana produksi masing- masing produk dengan menambahkan buffer stock produk. 4. Menentukan Nilai CR produk untuk urutan produksi produk CR critical ratio merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk menentukan urutan produksi sebuah produk yang memiliki banyak item produk, pengurutan produksi ini berguna untuk menghasilkan jadwal produksi yang lebih baik. 5. Membuat jadwal produksi harian dalam satu periode Urutan produksi berdasarkan nilai CR kembali diurutkan denagn metode Shortest Processing Time SPT. Selanjutnya jadwal harian disusun berdasarkan urutan tersebut.

5.3 Tahapan Perhitungan Model

Untuk memahami pemodelan ini, berikut tahapan perhitungan model dalam penelitian ini : 1. Konversi satuan permintaan produk Konversi satuan ini berguna untuk memudahkan perhitungan pada tahap selanjutnya. Konversi satuan dilakukan dari satuan pack yang merupakan satuan pada MPS mingguan kedalam karton yang merupakan satuan yang digunakan dalam perhitungan jumlah rencana produksi masing-masing jenis produk. Satu karton terdiri atas beberapa pack produk. Adapun rumus konversi satuan tersebut adalah satu karton produk karton Permintaan produk karton = produk . jumlah produk pack pack pack 2. Menentukan jumlah rencana produksi masing-masing produk Jumlah rencana produksi merupakan jumlah produk yang harus diproduksi pada periode tertentu. Jumlah rencana produksi sebelumnya sudah ditetapkan berdasarkan prakiraan produksi atau jadwal induk MPS mingguan yang sebelumnya diturunkan dari jadwal induk MPS 19 bulanan. Jumlah rencana produksi dari jadwal induk MPS mingguan tersebut dikurangi dengan stok gudang kemudian ditmbah buffer stock perusahaan. Buffer stock sendiri sudah ditetapkan oleh perusahaan yang besarnya 15 dari jumlah permintaan atau jumlah rencana produksi MPS mingguan. Untuk rencana produksi yang tidak utuh dalam satu batch, maka berlaku pembulatan keatas. Pembulatan ini berlaku untuk menghindari kekurangan produk. Selama proses penentuan jumlah rencana produksi ini digunakan beberapa rumus konversi untuk mempermudah proses pembuatan rencana produksi. Adapun rumus-rumus hitung konversi yang digunakan adalah sebagai berikut : Jumlah produksi karton = jumlah permintaan – jumlah stok produk akhir + 15 jumlah Permintaan Jumlah produk pcs = P . Q . R Keterangan : P : jumlah produksi karton Q : isi per karton packkarton R : isi per pack pcspack 3. Menghitung nilai critical ratio CR Setelah diketahui jumlah produk yang akan diproduksi, selanjutnya dihitung nilai CR. Susunan produksi berdasarkan nilai CR terendah sampai nilai CR tertinggi. Adapun rumus CR adalah sebagai berikut : satu produk karton CR = . 100 jumlah permintaan pack 4. Menyusun jadwal harian Tahap berikutnya merupakan penyusunan jadwal harian. Untuk penyusunan jadwal produksi harian, urutan produksi yang telah disusun berdasarkan nilai CR pada perhitungan sebelumnya kembali dikelompokan berdasarkan waktu change over paling minimal. Maksudnya, produk yang sejenis akan dikelompokan dan dibuat susunan produksi baru berdasarkan kelompok tadi. Setelah produk terkelompokan, urutan produksi pada setiap kelompok produk kembali diurutkan dengan metode Shortest Processing Time SPT. Pengurutan produksi dengan SPT ini dimaksudkan untuk mengurangi waktu tunggu idle ketika proses produksi berlangsung. Pengurutan kembali dengan metode SPT ini dilakukan pada mesin vakum. Hal ini dikarenakan pada perhitungan pendahuluan, mesin vakum merupakan mesin kritis produksi. Urutan produksi yang dihasilkan dari proses pengurutan berdasarkan metode SPT pada mesin vakum ini merupakan urutan produksi terakhir untuk diproduksi. Adapun diagram alir proses pehitungan penyusunan jadwal harian ini dapat dilihat pada Gambar 6. 20 Start Jumlah yang harus diproduksi Urutan produksi berdasarkan nilai CR Mengelompokan produk berdasarkan waktu change over Urutan produksi sebagai jadwal alternatif produksi Produk Terkelompokan Menyusun urutan produksi dengan metode SPT di mesin vakum End Kesesuaian Kelompok Ya Tidak Gambar 6. Flowchart Metodologi Penyusunan Alternatif Jadwal Produksi Jumlah produksi yang telah diurutkan dengan metode CR pada perhitungan sebelumnya akan dikelompokan berdasarkan waktu change over produk. Waktu change over produk merupakan waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan mesin saat terjadi penggantian jenis produk. Proses ini akan mengelompokan produk yang sejenis dan menggunakan bahan daging yang sama. Pengelompokan terbaik terjadi saat produk benar-benar terkelompokan berdasarkan jenis dan bahan produk tersebut. Oleh sebab itu, setelah dikelompokan akan akan dilihat apakah pengelompokan tersebut merupakan pengelompokan terbaik. Jika pengelompokan dinilai baik, 21 maka proses dilanjutkan dengan penyusunan kembali urutan produksi pada setiap kelompok yang disusun berdasarkan waktu change over produk tadi. Pengurutan dilakukan hanya pada kelompok produk saja, sehingga tidak berpengaruh pada urutan produk secara keseluruhan. Metode pengurutan pada tahap ini menggunakan metode SPT dan dilakukan pada mesin vakum. Proses SPT ini menyusun produk berdasarkan waktu proses terpendek produk tersebut, sehingga produk yang memiliki waktu proses yang lebih cepat akan didahulukan untuk diproduksi. Urutan produksi yang disusun berdasarkan metode SPT ini merupakan urutan produksi yang akan dieksekusi atau sebagai jadwal alternatif produksi harian. 22

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN