Kerangka Pemikiran Metodologi Penelitian

12

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Kerangka Pemikiran

Bentley 2007 menyebutkan bahwa sistem memiliki batasan tertentu dan didalamnya terdiri atas dua komponen model dan basis data yang diintegrasikan oleh perangkat komputer tertentu yang menghasilkan output tertentu. Sistem penjadwalan ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Kerangka Pemodelan Sistem penjadwalan ini terdiri atas model-model kuantitatif penjadwalan dan basis data penjadwalan. Model-model kuantitatif penjadwalan terdiri atas perhitungan nilai CR, aturan buffer stock , perhitungan jumlah produksi, perhitungan utilisasi mesin, perhitungan downtime mesin, perhitungan SPT, dan aturan penetapan mesin kritis. Adapun basis data penjadwalan terdiri atas data permintaan tiap item produk, data faktor konversi, data delay mesin, data waktu produksi mesin, data stok gudang, dan waktu kerja mesin. Model-model kuantitatif penjadwalan dan basis data penjadwalan ini diintegrasikan dalam sistem komputer dalam hal ini perangkat lunak Microsoft Excel 2010 Microsoft, 2009. Pengintegrasian ini dilakukan untuk menghasilkan alternatif penjadwalan produksi.

4.2 Metodologi Penelitian

PT. MDS merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan daging. Penjadwalan yang baik akan meningkatkan produktifitas perusahaan. Namun, pengamatan di lapangan menyimpulkan ada beberapa hal yang sebenarnya menjadi penghambat dalam pelaksanaan penjadwalan perusahaan. Penjadwalan itu sendiri merupakan penjabaran dari master schedule rencana kerja yang dijabarkan kedalam jadwal kerja harian perusahaan berupa urutan produksi setiap jenis produk. Dalam pelaksanaannya di PT. MDS sering terjadi penumpukan di beberapa lini produksi dan terjadi downtime mesin penuruan waktu kerja mesin yang diakibatkan terjadinya change over pindah item produk, selain itu jadwal produksi secara terperincipun belum bisa dibuat dengan maksimal. Oleh 13 sebab itu dilakukan identifikasi lebih dalam guna lebih melihat permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Setelah identifikasi lebih dalam dilakukan upaya pengurutan produksi berdasarkan kondisi di gudang produk akhir. Metode Critical Ratio CR merupakan metode tepat karena akan menjaga gudang tetap terisi penuh. Penggunaan metode ini dikarenakan perusahaan melakukan distribusi produk setiap hari, sehingga gudang finish goods harus senantiasa terjaga. Untuk meningkatkan kinerja sendiri, dilakukan upaya meminimalisir waktu change over. Dilakukan pengelompokan produk dan melakukan produksi dengan metode Short Processing Time SPT. Adapun flowchart metode penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Flowchart Metodologi Penelitian 14 Flowchart pada Gambar 3. menggambarkan tahapan pelaksanaan penelitian ini, dimulai dengan identifikasi faktor terkait penjadwalan, kemudian pengurutan item untuk diproduksi dengan metode critical ratio CR dan dibuat alternatif jadwal harian. Adapun untuk identifikasi faktor terkait penjadwalan terdiri atas identifikasi waktu baku proses produksi setiap mesin, waktu delay untuk pengangkutan selama proses produksi dari satu mesin produksi ke mesin produksi lainnya, dan identifikais penentuan mesin kritis yang selanjutnya akan digunakan pada pembuatan jadwal harian. Adapun flowchart identifikasi terkait penjadwalan produksi dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Flowchart Metodologi Perhitungan Awal Data jam kerja mesin produksi, data delay antar mesin produksi, dan data mesin kritis produksi ini selanjutnya akan menjadi inputan proses berikutnya. Selanjutnya dilakukan pengurutan item produk untuk diproses selama proses produksi, adapun flowchart pengurutan produksi dengan item produk tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Setelah jenis produk disusun, jenis produk tersebut disusun kembali kedalam jadwal harian. 15 Gambar 5. Flowchart Metodologi Perhitungan Nilai CR

4.3 Tata Laksana