Asumsi Perhitungan Model Perhitungan Penjadwalan

17

V. PEMODELAN PENJADWALAN

5.1 Asumsi Perhitungan Model

Dalam perencanaan penjadwalan produksi ini, digunakan beberapa asumsi berkaitan dengan penjadwalan produksi secara keseluruhan. Pembuatan model dibatasi pada perencanaan produksi harian. Sehingga asumsi ini ditetapkan berdasarkan perencanaan produksi mingguan MPS mingguan. Oleh karena itu asumsi-asumsi yang ditetapkan bisa dipastikan terlaksana dengan baik. Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam pembuatan model penjadwalan ini adalah : 1. Sumber daya manusia selalu tersedia. 2. Selama proses produksi berlangsung, mesin-mesin yang digunakan untuk kegiatan produksi dalam kondisi baik, sehingga peluang terjadinya kerusakan mesin yang menghambat proses produksi sangat kecil dan dapat diabaikan. 3. Selama proses produksi dan penjadwalan produksi, diasumsikan bahwa seluruh bahan baku produksi selalu tersedia dan jumlahnya mencukupi untuk melaksanakan produksi sesuai dengan jadwal produksi yang disusun. Keseluruhan bahan baku yang dimaksud adalah bahan baku produksi, bahan tambahan pangan, bahan kemasan, dan bahan penunjang produksi lainnya. 4. Penyusunan jadwal produksi berdasarkan nilai CR masing-masing produk dan lini produksi yang digunakan untuk memproduksi produk yang bersangkutan. 5. Tidak memproduksi produk yang bertujuan untuk memenuhi pesanan tertentu atau “open tender ”, jika ada maka akan dimasukan kedalam sistem sesuai dengan due date produk tersebut.

5.2 Perhitungan Penjadwalan

Dalam sistem penjadwalan ini terdapat banyak perhitungan yang digunakan. Perhitungan- perhitungan ini digunakan untuk menghasilkan sistem penjadwalan yang lebih baik dari penjadwalan sebelumnya. Herjanto 2007 menyebutkan bahwa urutan penjadwalan merupakan salah satu kunci untuk menghasilkan penjadwalan yang terbaik. Oleh sebab itu dalam sistem penjadwalan ini digunakan dua metode pengurutan yaitu CR dan SPT. Adapun dalam penyusunan jadwal harian sendiri digunakan aturan mesin kritis sebagaiman yang disebutkan oleh Mahfudz 1999, bahwa penjadwalan produksi dapat ditentukan oleh faktor kritis dari proses produksi suatu perusahaan. Dalam sistem penjadwalan ini mesin kritis yang digunakan adalah mesin pengemasan vakum. Pemilihan mesin vakum sebagai mesin kritis didasarkan pada hasil perhitungan yang menunjukan bahwa mesin pengemasan vakum merupakan mesin yang memiliki waktu proses paling lama dibandingkan mesin lainnya dan memiliki aturan yang lebih rumit dibandingkan mesin lainnya. Aturan disini maskudnya adalah aturan penggunaan mesin tersebut, yaitu penggunaan mesin harus benar-benar per-produk tidak seperti mesin lainnya yang memungkinkan digunakan per-item produk, sehingga memungkinkan dilakukan proses secara bersamaan. Adapun perhitungan secara rinci adalah sebagai berikut : 1. Menentukan jumlah waktu kerja mesin selama satu periode produksi per-minggu Waktu kerja mesin selama satu periode per-minggu yaitu waktu kerja mesin yang tersedia selama satu periode tersebut dikalikan dengan waktu yang tersedia selama satu hari kerja. 18 Adapun hari kerja yang tersedia selama satu periode kerja adalah enam hari kerja yang terdiri atas tiga shift untuk lima hari kerja yaitu senin sampai jum’at dan satu shift untuk satu hari kerja yaitu pada hari sabtu. Shift pertama terdiri atas delapan jam kerja, shift kedua terdiri atas enam jam kerja, dan shift ketiga terdiri atas tujuh jam kerja. Hari minggu tidak digunakan untuk produksi, melainkan untuk membersihkan peralatan produksi. Penetapan jam kerja yang tersedia dapat dilihat dari persamaan berikut : Jam Kerjaperiode = Jumlah hari – 2 hari 21 jam 15 jam 2. Menentukan mesin kritis produksi Untuk penentuan mesin kritis dilakukan simulasi perhitungan kelompok produk pada waktu tertentu. Simulasi perhitungan disini maksudnya adalah menghitung waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk pada kelompok tersebut. 3. Merekap jumlah stok gudang produk di gudang produk dan jumlah permintaan dari MPS mingguan Jumlah stok produk yang ada di gudang produk adalah jumlah stok produk yang ada saat tanggal pembuatan jadwal produksi. Selanjutnya dihitung jumlah rencana produksi masing- masing produk dengan menambahkan buffer stock produk. 4. Menentukan Nilai CR produk untuk urutan produksi produk CR critical ratio merupakan salah satu metode yang bisa digunakan untuk menentukan urutan produksi sebuah produk yang memiliki banyak item produk, pengurutan produksi ini berguna untuk menghasilkan jadwal produksi yang lebih baik. 5. Membuat jadwal produksi harian dalam satu periode Urutan produksi berdasarkan nilai CR kembali diurutkan denagn metode Shortest Processing Time SPT. Selanjutnya jadwal harian disusun berdasarkan urutan tersebut.

5.3 Tahapan Perhitungan Model