Pengertian dan Program Prioritas Daerah Tertinggal

8 c. Sumber Daya Manusia Pada umumnya masyarakat di daerah tertinggal mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan dan keterampilan yang relatif rendah serta kelembagaan adat yang belum berkembang. d. Prasarana dan Sarana Keterbatasan prasarana dan sarana komunikasi, transportasi, air bersih, irigasi, kesehatan, penddikan dan pelayanan lainnya yang menyebabkan masyarakat di daerah tertinggal tersebut mengalami kesulitan utuk melakukan aktivitas ekonomi dan sosial. e. Daerah Rawan Bencana dan Konflik Sosial Seringnya suatu daerah mengalami bencana alam dan konflik sosial dapat menyebabkan terganggunya kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi f. Kebijakan Pembangunan Suatu daerah menjadi tertinggal dapat disebabkan oleh beberapa kebijakan yang tidak tepat seperti kurang memihak pada pembangunan daerah tertinggal, kesalahan pendekatan dan prioritas pembangunan serta tidak dilibatkannya kelembagaan masyarakat adat dalam perencanaan dan pembangunan. 2. Sebaran Sebaran daerah tertinggal secara geografis digolongkan menjadi beberapa kelompok, antara lain: 9 a. Daerah yang terletak di wilayah pedalaman, tepi hutan, dan pegunungan yang pada umumnya tidak atau belum memiliki akses ke daerah lain yang relatif lebih maju b. Daerah yang terletak di pulau-pulau kecil, gugusan pulau yang berpenduduk dan memiliki kesulitan akses ke daerah lain yang lebih maju c. Daerah yang secara administratif sebagian atau seluruhnya terletak di perbatasan antarnegara baik batas darat maupun laut d. Daerah yang terletak di wilayah rawan bencana alam baik gempa, longsor, gunung api, maupun banjir. e. Daerah yang sebagian besar wilayahnya berupa pesisir. 3. Kriteria Penetapan Daerah Tertinggal Unit terkecil daerah tertinggal yang digunakan dalam Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal adalah wilayah administrasi kabupaten. Hal ini sesuai dengan kewenangan otonomi daerah yang secara penuh diberikan kepada pemerintah kabupaten. Penetapan kriteria daerah tertinggal dilakukan dengan menggunakan pendekatan berdasarkan pada perhitungan 6 kriteria dasar yaitu: perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, prasarana infrastruktur, kemampuan keuangan lokal celah fiskal, aksesibilitas dan karakteristik daerah. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka dalam Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal, ditetapkan 199 kabupaten yang dikategorikan kabupaten tertinggal, dimana 58 kabupaten berada di Pulau 10 Sumatera, 18 kabupaten di Pulau Jawa dan Bali, dan 123 kabupaten berada di Kawasan Indonesia Timur KTI. Daftar kabupaten tertinggal di KTI dapat dilihat pada Lampiran 1. Masing-masing kriteria yang digunakan sebagai pendekatan dalam menentukan kabupaten tertinggal kemudian dijabarkan menjadi beberapa indikator. Masing-masing kriteria dan indikator tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kondisi Ekonomi, dengan indikator sebagai berikut: a. Persentase Penduduk Miskin b. Indeks Kedalaman Kemiskinan P1 2. Kondisi Sumber Daya Manusia, dengan indikator sebagai berikut: a. Persentase Penduduk Menganggur b. Persentase Desa Balita Kurang Gizi c. Persentase Desa Non Balita Kurang Gizi d. Angka Kematian Bayi e. Angka Harapan Hidup f. Jumlah prasarana Kesehatan per 1000 Penduduk g. Rata-rata Jarak Pelayanan Prasarana Kesehatan h. Persentase Kemudahan Pencapaian Prasarana Kesehatan i. Angka Melek Huruf j. Jumlah SD dan SMP per 1000 Penduduk k. Jarak Rata-rata DesaKota tanpa SDSMP 3. Kondisi Prasarana Infrastruktur a. Jumlah Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Aspal 11 b. Jumlah Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Diperkeras c. Jumlah Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Tanah d. Jumlah Desa dengan Jenis Permukaan Jalan Lainnya e. Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrik f. Persentase Rumah Tangga Pengguna Telepon g. Jumlah Bank Umum h. Jumlah Bank Perkreditan Rakyat i. Pesentase Desa dengan Pasar non Permanen 4. Kondisi Kelembagaan dan Keuangan Daerah, yang diukur dari besaran celah fiskal, yaitu merupakan dana yang dapat dipergunakan untuk belanja pembangunan diluar belanja rutin daerah. 5. Aksesibilitas, yang diukur oleh rata-rata jarak dari kantor desakelurahan ke kantor kabupatenkota yang membawahi 6. Karakteristik Daerah a. Persentase Desa Gempa Bumi b. Persentase Desa Tanah Longsor c. Persentase Desa Banjir d. Persentase Desa Bencana Lainnya e. Persentase Desa di Kawasan Lindung f. Persentase Desa Berlahan Kritis g. Persentase Desa Berkonflik Setahun terakhir 12 Upaya pengentasan kabupaten tertinggal dilakukan dengan mengimplementasikan kebijakan pembangunan daerah tertinggal secara terpadu dan tepat sasaran serta tepat kegiatan, maka KNPDT melaksanakan program prioritas yang diarahkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi oleh semua daerah tertinggal. Program tersebut antara lain: a. Program Pengembangan Ekonomi Lokal b. Program Pemberdayaan Masyarakat c. Program Pengembangan Prasarana dan Sarana d. Program Pencegahan dan Rehabilitasi Bencana e. Program Pengembangan Daerah Perbatasan

2.1.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Sukirno 2000 mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki 3 aspek, antara lain: 1. Pertumbuhan itu bersumber dari perbedaan tingkat pertumbuhan potensial yang dapat dicapai dan tingkat pertumbuhan yang sebesarnya dicapai 2. Pertumbuhan ekonomi terletak pada peningkatan potensi pertumbuhan itu sendiri 3. Pertumbuhan ekonomi adalah mengenai keteguhan pertumbuhan ekonomi yang berlaku dari satu tahun ke tahun lainnya. Menurut Todaro dan Smith 2006, pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan kapasitas produktif dalam suatu perekonomian secara terus-menerus atau berkesinambungan sepanjang waktu sehingga menghasilkan 13 tingkat pendapatan dan output nasional yang semakin lama semakin besar. Tiga komponen pertumbuhan ekonomi yang penting bagi setiap masyarakat adalah: 1. Akumulasi modal, dimana akumulasi modal termasuk didalamnya semua investasi baru dalam tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia melalui perbaikan di bidang kesehatan, pendidikan dan keterampilan keja 2. Pertumbuhan jumlah penduduk yang pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan angkatan kerja 3. Kemajuan teknologi yang secara luas diartikan sebagai cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan. Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan ekonomi dari waktu ke waktu dan menyebabkan pendapatan nasional riil berubah. Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan persentase kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya Sukirno, 2004. Pendapatan nasional ini dihitung berdasarkan jumlah seluruh output barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian suatu Negara. Perubahan dari tahun ke tahun jumlah output barang dan jasa tersebut diukur oleh pertumbuhan nilai Produk Domestik Bruto PDB atas dasar harga konstan, yang merupakan jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah. Sehingga dapat dikatakan bahwa besaran nilai PDRB atas dasar harga konstan dapat mengukur besaran pertumbuhan ekonomi.