40 konsumen berada pada tingkat rendah sehingga perusahaan belum
perlu melakukan perbaikan. Kuadran IV : Ini adalah wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap
kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan terlalu berlebih- lebihan. Kinerja perusahaan lebih tinggi daripada harapan
konsumen sehingga perlu menurunkan kinerja agar dapat mengefisienkan sumberdaya.
4.8 Metode Costumer Satisfaction Index CSI
Metode indeks kepuasan konsumen Costumer Satisfaction Index merupakan indeks yang mengukur tingkat kepuasan konsumen berdasarkan
atribut-atribut tertentu. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi yang ingin didapatkan perusahaan terhadap konsumen. Atribut yang diukur dapat berbeda
untuk masing-masing industri, bahkan untuk masing-masing perusahaan. Adapun atribut yang digunakan dalam penelitian ini adalah 17 atribut produk.
Menurut Dickson, 1991 dalam Herlita terdapat empat langkah dalam perhitungan Costumer Satisfaction Index CSI, yaitu :
1. Menentukan Mean Importance Score MIS dan Mean Satisfaction Score
MSS. Nilai ini bersela dari rata-rata tingkat kepentingan dna kinerja tiap anggota.
Dimana : n
: Jumlah responden Yi
: Nilai kepentingan atribut ke – i Xi
: Nilai kinerja atribut ke – i 2.
Membuat Weight Factors WF Bobot ini merupakan persentase nilai MIS per atribut terhadap total MIS
seluruh atribut. WIFi =
x 100
41 Dimana :
P : Jumlah atribut kepentingan i : Atribut ke – i
3. Membuta Weight Score WS
Bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factor WF dengan rata- rata tingkat kepuasan Mean Satisfaction Score = MSS
WS
i
= WF
i
x MSS
i
Dimana : i : Atribut aspek kemampuan kelompok ke – i
4. Menentukan Costumer Satisfaction Index
x 100 Skala kepuasan konsumen atau anggota yang umum dipakai dalam
interpretasi indeks adalah skala 0 nol sampai 1 satu, seperti dijabarkan dalam Tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Indek Kepuasan
Nilai Indek Kriteria Indek Kepuasan Anggota
0.81 - 1.00 Sangat puas
0.66 - 0.80 Puas
0.51 - 0.65 Cukup puas
0.35 - 0.50 Kurang puas
0.00 - 0.34 Tidak puas
Sumber : Panduan survei kepuasan konsumen PT Sucofindo dalam Herlita, 2007
42
4.9 Definisi Operasional
1.
Harga : Nilai jual per unit produk minuman bandrek merek Star Bandrek
pada saat penelitian dilakukan, dalam satuan rupiah. 2.
Rasa : karakteristik organoleptik yang dirasakan oleh lidah, rasa khas bandrek.
3.
Aroma : yaitu yang tercium oleh panca indera hidung
4.
Manfaat : Kegunaan yang dapat diambil dari produk minuman Bandrek
merek Star Bandrek. Manfaat minuman bandrek antara lain untuk menyegarkan badan, menyehatkan, menghangatkan badan dan lain-lain.
5.
Kandungan Bahan Alami : Terbuat dari bahan-bahan alami yang berasal
dari campuran rempah-rempah. 6.
Komposisi : Kandungan bahan dalam produk minuman bandrek. Bahan yang
digunakan dalam minuman bandrek antara lain gula palem, pala, lada, kayu manis, cabe jawa dan rempah-rempah lain.
7.
Cara Penyajian : Aturan yang menjelaskan urutan pembuatan produk
minuman bandrek hingga siap diminum. Biasanya dicantumkan pada bagian luar kemasan produk yang mudah terlihat oleh konsumen.
8.
Kemasan : Bagian terluar dari suatu produk minuman bandrek yang berperan
untuk menambah daya tarik dan melindungi produk. 9.
Merek : Nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal
tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
10.
Kejelasan Tanggal Kadaluarsa : Batas waktu maksimal yang ditetapkan
dimana produk dapat dikonsumsi. Biasanya dicantumkan pada bagian luar kemasan produk yang mudah terlihat oleh konsumen.
11.
Izin Dinas Kesehatan: Keterangan yang menjelaskan bahwa produk tersebut
sudah terdaftar pada BPOM, DepKes. 12.
Label Halal MUI : Keterangan yang menjelaskan bahwa produk tersebut
sudah terdaftar pada MUI yang menjelaskan bahwa produk tersebut halal dikonsumsi.
43 13.
Ketersediaan Produk : Tingkat kemudahan produk minuman bandrek dapat
diperoleh oleh konsumen atau dengan kata lain konsumen tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan produk.
14.
Iklan dan Promosi : Ajakan yang bertujuan untuk memberitahukan
keberadaan produk,
membangun citra
perusahaan, mempengaruhi,
mendorong minat serta mempertahankan ingatan konsumen terhadap produk minuman bandrek.
15.
Kuantitas Isi : Merupakan banyaknya produk yang ada didalam kemasan minuman bandrek dalam setiap kemasan.
16.
Kualitas : Standar tertentu yang dimiliki oleh produk minuman bandrek.
Standar untuk minuman tradisional yaitu menggunakan bahan alami rempah, warna produk normal, bau normal khas rempah-rempah, rasa normal khas
rempah-rempah, tanpa menggunakan bahan pemanis buatan.
17.
Variasi Rasa : pilihan rasa yang ada di minuman bandrek StarBandrek, yaitu
rasa bandrek original, bandrek creamer, bandrek susu, bandrek coklat dan
bandrek kopi.
44
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT LHI adalah industri kecil yang berdiri tanggal 17 Maret 2005 dan bergerak dibidang produksi suplemen kesehatan, minuman kesehatan berbahan
baku tanaman obat dan rempah-rempah. Perusahaan ini didirikan oleh Dr Ir Erliza Hambali sebagai
President Commisioner
dan Ratna Permanik sebagai Commisioner
. Perusahaan ini telah mendapat izin pendirian usaha industri obat kecil tradisional IKOT pada tanggal 4 Agustus 2005 yang dikeluarkan oleh
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat. Produk yang diproduksi oleh PT LHI adalah kapsul herbal, teh herbal
seduh, teh herbal celup, dan produk terbarunya yaitu minuman bandrek merek StarBandrek. Teknis proses produksi telah sesuai dengan petunjuk CPOTB Cara
Pembuatan Obat Herbal yang baik dan mendapatkan pengawasan apoteker yang berasal dari Dinas Kesehatan Kota Bogor. Pada tanggal 7 Oktober 2005, kapsul
herbal Dr Liza sudah terdaftar pada Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Badan POM RI, sedangkan untuk minuman bandrek StarBandrek
mendapat sertifikasi dari Dinas Kesehatan Kota Bogor pada tanggal 25 Februari 2008 dan mendapat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia MUI pada
tanggal 14 Februari 2008. Sertifikasi Badan POM dan Sertifikasi halal MUI dapat dilihat pada Lampiran 5.
5.2 Lokasi dan Keadaan Perusahaan