Industri Pengolahan 10.517,9 20.931,1 1012,7 26.289,8 15.914,8 Perumusan Masalah

597,1 triliun dengan kontribusi sebesar 25,81 persen dan pada tahun 2011 PDB sektor industri pengolahan mempunyai nilai sebesar Rp 634,2 triliun yang mempunyai kontribusi sebesar 25,75 persen dari total PDB. Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa sektor industri pengolahan mampu menjadi penyumbang nilai tambah yang dominan dan telah tumbuh pesat melampaui laju pertumbuhan sektor pertanian dan sektor-sektor yang lainnya.

1.2 Perumusan Masalah

Salah satu faktor pendorong yang sangat kuat dan berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi adalah investasi. Penanaman Modal Dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing mampu menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan, pengembangan teknologi dan produksi suatu komoditi. Potensi yang besar dimiliki oleh Indonesia dalam menanamkan modal dalam negeri PMDN maupun penanaman modal luar negeri PMA. Hal tersebut dikarenakan di Indonesia masih tersedianya sumber daya alam SDA yang sangat luas, jumlah penduduk yang besar dan tersedianya jumlah tenaga kerja yang banyak, sehingga dapat menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Tabel 1.2. Perkembangan Realisasi Investasi Atas Izin Usaha Tetap PMDN Menurut Sektor, Tahun 2006-2010 Sektor 2006 Miliar Rupiah 2007 Miliar Rupiah 2008 Miliar Rupiah 2009 Miliar Rupiah 2010 Miliar Rupiah 1. Pertanian,Peternakan,Kehutanan, dan Perikanan 527,0 4.177,2 3.578,8 3.686,0 1.238,5 2. Pertambangan dan Penggalian 448,5 1.324,6 21,0 691,4 519,2 3. Industri Pengolahan 10.517,9 20.931,1 13.012,7 26.289,8 15.914,8 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,0 0,1 88,0 746,4 519,8 5. Konstruksi 1.882,6 2.461,7 538,6 2.110,7 881,2 6. Perdagangan 349,2 350,6 345,8 143,0 594,8 7. Hotel dan Restoran 103,4 210,8 180,2 127,7 238,6 8. Pengangkutan dan Komunikasi 1.220,6 637,5 1.227,7 286,2 429,2 9. Keuangan,Real estat dan Jasa Perusahaan 0,9 46,9 45,6 0,0 0,8 10.Jasa-jasa 214,5 724,1 1.610,6 797,5 26,4 Total 15.264,6 30.864,5 20.649,0 34.878,7 20.363,3 Sumber: BKPM, 2011. Sektor industri merupakan sektor utama yang menyerap banyak investor domestik. Berdasarkan Tabel 1.2, pada tahun 2006, realisasi investasi domestik di sektor industri pengolahan mencapai Rp. 10.517,9 milyar, pada tahun 2007 sebesar Rp. 20.931,1 milyar yang artinya mengalami kenaikan investasi sebesar Rp. 10.413,2 milyar, dilanjutkan pada tahun 2008 mengalami peningkatan investasi dalam negeri di sektor industri pengolahan hingga mencapai sebesar Rp. 13.012,7 milyar, pada tahun 2009 mengalami peningkatan yang signifikan hingga mencapai Rp. 26.289,8 milyar dan terakhir pada tahun 2010 realisasi investasi dalam negeri di sektor industri pengolahan mengalami penurunan yang drastis hingga menunjukkan jumlah sebesar Rp. 15.914,8 milyar. Indonesia adalah Negara berkembang yang masih membutuhkan sumbangan dalam bentuk investasi untuk mendapatkan pertumbuhan yang berkesinambungan dan investasi yang memiliki multiplier effect yang besar terhadap terjadinya nilai tambah ekonomi di berbagai sektor lainnya. Sumber investasi tersebut dapat berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Tabel 1.3. Perkembangan Realisasi Investasi Atas Izin Usaha Tetap PMA Menurut Sektor, Tahun 2006-2010 Sektor 2006 Juta US 2007 Juta US 2008 Juta US 2009 Juta US 2010 Juta US 1.Pertanian,Peternakan,Kehutanan, dan Perikanan 186,5 348,9 434,4 289,5 154,2 2.Pertambangan dan Penggalian 122 58,9 98,0 309,8 181,4

3. Industri Pengolahan 2.803,30