Pada Gambar 5.3 menunjukkan bahwa subsektor industri pengolahan yang menempati kuadran I diantaranya adalah subsektor industri bambu, kayu dan rotan
dan industri kertas, barang dari kertas dan karton, dan yang menempati kuadran III adalah sektor industri lainnya yang mengartikan bahwa sektor industri tersebut
memiliki nilai kepekaan dan nilai koefisien penyebaran yang rendah, sehingga kurang mampu untuk dijadikan sektor basis atau sektor unggulan dalam suatu
perekonomian wilayah.
Kepekaan Penyebaran
Pertanian Pertambangan dan
Penggalian Industri Pengolahan
Listrik,gas air bersih
Bangunan Perdaganga
Hotel dan Restoran
Jasa-jasa 1,00
0,50 1,50
I II
III I
Koefisien P
enyebaran
1,50
1,0
0,50
2,00 0,0
0,0 2,00
Pengangkutan dan komunikasi
dan jasa perusahaan Keuangan,persewaan
Gambar 5.4. Kuadran Koefisien dan Kepekaan Penyebaran Sektor Perekonomian Indonesia
5.4. Analisis Multiplier
Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat dampak perubahan atau peningkatan permintaan akhir suatu sektor terhadap perekonomian suatu wilayah.
Terdapat dua jenis tipe yaitu multiplier tipe I dan tipe II. Kedua tipe tersebut digunakan untuk analisis multiplier output dan pendapatan. Multiplier tipe I
diperoleh dari pengolahan lebih lanjut matriks kebalikan Leontief terbuka tanpa memasukkan unsur rumah tangga., sedangkan multiplier tipe II dengan matriks
kebalikan Leontief tertutup dan memasukkan unsur rumah tangga sebagai variabel endogenous
dalam model. Nilai multiplier tipe I selalu lebih kecil dibanding tipe
II karena pada multiplier tipe II efek konsumsi masyarakat diperhitungkan. Nilai yang terdapat pada analisis multiplier output tipe I dan tipe II menunjukkan
adanya peningkatan output di seluruh sektor perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan permintaan akhir sebesar satu satuan di suatu sektor tertentu.
Tabel 5.17 Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Sektor-sektor Perekonomian di Indonesia Tahun 2008 Klasifikasi 10 Sektor
Sektor Multiplier Output
Multiplier Pendapatan Multiplier Tenaga Kerja
Tipe I TipeII
Tipe I TipeII
Tipe I TipeII
Pertanian 1,49 1,98
1,41 1,87 1,20 1,36 Pertambangan dan
Penggalian 1,24 1,54
1,30 1,72
1,93 4,46
Industri Pengolahan 1,82
2,26 2,15 2,85 4,20 5,96
Listrik,Gas dan Air Bersih 2,07 2,98 1,53 2,03 4,57 10,53
Bangunan 2,11 2,72
1,93 2,56
2,82 4,30
Perdagangan 1,82 2,46
1,79 2,37 1,25 1,58 Hotel dan Restoran
1,96 2,65
1,75 2,33
7,66 10,81
Pengangkutan dan Komunikasi 1,86
2,54 1,82 2,41 1,74 2,53
Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan
1,51 2,03 1,57 2,08 2,40 4,68
Jasa-jasa 1,83 2,95
1,30 1,73 1,50 2,32
Sumber: Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2008, Klasifikasi 10 Sektor diolah.
Dalam Tabel 5.17 menunjukkan bahwa multiplier output tipe I sektor industri pengolahan sebesar 1,82 dan sebesar 2,26 untuk multiplier output tipe II.
Nilai 1,82 pada multiplier output tipe I berarti jika terjadi peningkatan permintaan akhir di sektor industri pengolahan sebesar satu satuan maka output di seluruh
sektor perekonomian akan meningkat sebesar 1,82 satuan. Sedangkan untuk multiplier
tipe II, angka 2,26 berarti jika terdapat peningkatan konsumsi rumah tangga akibat adanya peningkatan permintaan akhir maka output di seluruh sektor
perekonomian meningkat sebesar 2,26 satuan. Nilai yang terdapat dalam multiplier pendapatan tipe I dan tipe II
menunjukkan adanya peningkatan pendapatan di seluruh sektor perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan permintaan akhir di suatu sektor tertentu sebesar
satu satuan. Tabel 5.17 menunjukkan bahwa multiplier pendapatan sektor industri pengolahan tipe I sebesar 2,15 dan tipe II sebesar 2,85. Untuk nilai multiplier tipe
I berarti bahwa jika terjadi penambahan permintaan akhir sebesar satu satuan di sektor industri pengolahan, maka akan mengakibatkan peningkatan pendapatan di
sektor-sektor lainnya sebesar 2,15 satuan, kemudian untuk multiplier tipe II, jika terdapat peningkatan konsumsi rumah tangga akibat adanya peningkatan
permintaan akhir maka pendapatan di seluruh sektor perekonomian meningkat sebesar 2,85 satuan. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa sektor industri
pengolahan memiliki nilai multiplier tenaga kerja tipe I sebesar 4,20. Nilai tersebut berarti bahwa jika terjadi peningkatan permintaan akhir pada sektor
industri pengolahan sebesar satu satuan, maka akan terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor-sektor lainnya sebesar 4,2 orang. Sementara
untuk multiplier tipe II berarti bahwa jika adanya peningkatan konsumsi sektor industri pengolahan sebesar satu satuan maka akan menyebabkan peningkatan
penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sebesar 5,96 orang. Tabel 5.18 Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Sektor-sektor
Perekonomian di Indonesia Tahun 2008 Klasifikasi 17 Sektor
Sektor Multiplier Output
Multiplier Pendapatan
Multiplier Tenaga Kerja
Tipe I TipeII
Tipe I TipeII
Tipe I TipeII
Pertanian 1,48 1,99
1,41 1,87 1,21 1,38 Pertambangan 1,24
1,54 1,29 1,72 1,73 4,45
Industri makanan,minuman dan tembakau 2,03
2,55 2,74 3,65 6,04 7,50
Industri tekstil,pakaian jadi,kulit dan alas kaki
2,06 2,66 2,20 2,93 2,38 3,36
Industri bambu kayu dan rotan 1,99
2,59 2,17
2,89 2,22
2,87 Industri kertas,barang dari
kertas dan karton
1,99 2,50
2,30 3,07
4,04 7,18
Industri kimia,karet,plastik dan pengilangan minyak
1,62 2,00 1,77 2,35 6,46 13,78
Industri semen dan barang bukan logam
1,76 2,31
1,71 2,28 1,30 1,85 Industri logam dasar
1,65 2,06 1,80 2,40 3,57 8,44
Industri lainnya 1,78
2,14 2,24 2,98 3,46 6,23
Listrik, Gas dan Air Bersih 2,01 2,92 1,50
1,99 3,23 9,57 Bangunan 2,06
2,68 1,93
2,56 2,46
4,06 Perdagangan 1,81
2,45 1,78 2,37 1,22 1,58
Hotel dan restoran 1,99
2,70 1,78
2,37 8,53
12,00 Pengangkutan dan Komunikasi
1,83 2,50 1,78 2,38 1,58 2,41
Keuangan, Persewaan dan Jasa 1,50 2,03 1,56
2,07 2,23 4,69 Jasa-Jasa 1,82
2,95 1,29
1,72 1,44
2,32
Sumber: Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2008, Klasifikasi 17 Sektor diolah.
Pada Tabel 5.18 memperlihatkan nilai multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja dengan klasifikasi 17 sektor, berdasarkan Tabel 5.18 subsektor
industri pengolahan yang memiliki nilai multiplier output tipe I maupun tipe II
terbesar adalah sektor industri tekstil, pakaian jadi, kulit dan alas kaki dengan nilai masing-masing sebesar 2,06 dan 2,66. Subsektor industri pengolahan yang
memiliki nilai multiplier pendapatan tipe I maupun tipe II adalah sektor industri makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai sebesar 2,74 dan 3,65, serta
sektor yang memiliki nilai terbesar dalam multiplier tenaga kerja adalah sektor industri kimia, karet, plastik, dan pengilangan minyak dengan nilai multiplier
tenaga kerja tipe I sebesar 6,46 dan tipe II sebesar 13,78.
5.5. Analisis Dampak Investasi Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Indonesia