Sektor industri merupakan sektor utama yang menyerap banyak investor domestik. Berdasarkan Tabel 1.2, pada tahun 2006, realisasi investasi domestik di
sektor industri pengolahan mencapai Rp. 10.517,9 milyar, pada tahun 2007 sebesar Rp. 20.931,1 milyar yang artinya mengalami kenaikan investasi sebesar
Rp. 10.413,2 milyar, dilanjutkan pada tahun 2008 mengalami peningkatan investasi dalam negeri di sektor industri pengolahan hingga mencapai sebesar Rp.
13.012,7 milyar, pada tahun 2009 mengalami peningkatan yang signifikan hingga mencapai Rp. 26.289,8 milyar dan terakhir pada tahun 2010 realisasi investasi
dalam negeri di sektor industri pengolahan mengalami penurunan yang drastis
hingga menunjukkan jumlah sebesar Rp. 15.914,8 milyar. Indonesia adalah
Negara berkembang yang masih membutuhkan sumbangan dalam bentuk investasi untuk mendapatkan pertumbuhan yang berkesinambungan dan investasi
yang memiliki multiplier effect yang besar terhadap terjadinya nilai tambah ekonomi di berbagai sektor lainnya. Sumber investasi tersebut dapat berasal dari
dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.
Tabel 1.3. Perkembangan Realisasi Investasi Atas Izin Usaha Tetap PMA Menurut Sektor, Tahun 2006-2010
Sektor 2006
Juta US
2007
Juta US
2008
Juta US
2009
Juta US
2010
Juta US
1.Pertanian,Peternakan,Kehutanan, dan
Perikanan 186,5
348,9 434,4 289,5 154,2
2.Pertambangan dan
Penggalian 122
58,9 98,0 309,8 181,4
3. Industri Pengolahan 2.803,30
3.502,10 3.619,7
4.697,0 4.515,2
4.Listrik, Gas dan Air Bersih 6,1
68,7 105,3
119,3 26,9
5.Konstruksi 385,6
921,9 144,2 448,2 426,7
6.perdagangan 573,5
412,7 434,2 482,9 582,2
7.Hotel dan
Restoran 188,7
147,8 111,5 136,4 156,9
8.Pengangkutan dan
Komunikasi 103,8
2.946,80 646,0 3.305,2 8.529,9
9.Keuangan,Real estat dan Jasa Perusahaan 35,2
208,3 254,0
64,5 174,9
10.Jasa-jasa 196,4
298,5 144,4 488,6 123,1
Total 4.601,1
8.914,6 5.991,7 10.341,4 14.871,4
Sumber: BKPM, 2011.
Pada Tabel 1.3 dapat menunjukkan bahwa jumlah investasi di sektor industri pengolahan yang berasal dari luar negeri pada tahun 2006 adalah sebesar
US 2.803,30
juta, tahun 2007 sebesar US 3.502,10
juta, tahun 2008 sebesar
US 3.619,7
juta, kemudian terjadi peningkatan jumlah penanaman modal asing pada tahun 2009 yaitu menjadi sebesar US
4.697,0 juta, hal tersebut
menunjukkan bahwa realisasi investasi asing yang ditanamkan pada sektor industri pengolahan mengalami peningkatan yang konstan. Namun pada tahun
2010 mengalami penurunan hingga mencapai sebesar US 4.515,2 juta.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa jumlah investasi yang ditanamkan pada sektor industri
pengolahan merupakan yang terbesar apabila dibandingkan dengan jumlah investasi yang ditanamkan pada sektor-sektor lainnya.
Tabel 1.4. Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral Tahun 2005 – 2009
Tahun Penyerapan
Tenaga Kerja Sektoral
2005 Orang
2006 Orang
2007 Orang
2008 Orang
2009 Orang
1.Pertanian 41.309.776
43,97 40.136.242
42,05 41.206.474
41,24 41.331.706
40,03 43.029.493
41,18 2.Pertambangan dan
Penggalian 904.194
0,96 923.591
0,97 994.614
0,96 1.070.540
1,04 1.139.495
1,09
3. Industri Pengolahan
11.952.985 12,72
11.890.170 12,46
12.368.729 12,38
12.549.376 12,24
12.615.440 12,07
4.Listrik, Gas dan Air Bersih
194.642 0,21
228.018 0,24
174.884 0,18
201.114 0,20
209.441 0,20
5.Konstruksi 4.565.454
4,86 4.697.354
4,92 5.252.581
5,26 5.438.965
5,30 4.610.695
4,41 6.Perdagangan
17.192.781 18,3
18.447.033 19,32
19.732.464 19,75
20.372.874 19,87
20.972.403 20,07
7.Hotel dan restoran 716.365
0,76 768.626
0,81 822.186
0,82 848.869
0,83 864.365
0,83 8.Pengangkutan dan
Komunikasi 5.652.841
6,02 5.663.956
5,93 5.958.811
5,96 6.179.503
6,03 5.947.673
5,69 9.Keuangan,Real
estat dan Jasa Perusahaan
1.141.852 1,22
1.346.044 1,41
1.399.940 1,40
1.459.985 1,42
1.484.598 1,42
10.Jasa-jasa 10.327.496
10,99 11.355.900
11,90 12.019.984
12,03 12.099.817
12,77 12.611.841
13,03 Total
93.958.387 100
95.456.935 100
99.930.217 100
102.552.750 100
104.485.544 100
Sumber: BPS, 2010. Keterangan : = Pangsa dalam persen
Dilihat dari kontribusinya, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang menjadi penyumbang terbesar dalam PDB maka dalam proses pembangunan
ekonomi sektor industri dijadikan prioritas pembangunan yang diharapkan mampu
mendorong perekonomian Indonesia yang sedang berkembang. Dengan didukung oleh sumber daya manusia yang melimpah, maka sektor industri pengolahan
diharapkan akan mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Berdasarkan Tabel 1.4 menunjukkan bahwa pada kenyataannya penyerapan tenaga kerja pada sektor
industri pengolahan kurang mampu untuk menyerap tenaga kerja. Kontribusi sektor Industri Pengolahan terhadap PDB di Indonesia tidak
sebanding dengan daya serap tenaga kerjanya. Sektor industri pengolahan yang merupakan leading sektor mempunyai PDB yang paling tinggi dibanding dengan
sektor-sektor yang lain tetapi sektor tersebut hanya mampu menduduki peringkat ketiga dalam penyerapan tenaga kerjanya setelah sektor pertanian dan sektor
perdagangan. Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana perkembangan sektor industri pengolahan di Indonesia? 2.
Bagaimana keterkaitan sektor industri pengolahan dengan sektor perekonomian lainnya di Indonesia?
3. Bagaimana dampak multiplier yang ditimbulkan sektor industri pengolahan
terhadap sektor perekonomian lain di Indonesia? 4.
Bagaimana dampak investasi sektor industri pengolahan terhadap sektor perekonomian lain di Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian