dikoordinasikan adalah mengenai pendanaan sarana dan prasaran oleh Pemda dan penambahan jumlah tenaga ahli dari Pemda.
6.3 Pengembangan
Produk  Wisata  Sesuai  Dengan  Potensi  Objek  dan Kegiatan Wisata
Daya  tarik  berupa  keindahan  alam  telah  dikembangkan  di  TWA  Lembah Harau,  tetapi  belum  ada  pengemasan  khusus  dalam  bentuk  program-program.
Budaya  masyarakat  yang  cukup  tradisonal  dapat  menjadi  daya  tarik  tambahan. Dalam  Rencana  Pengelolaan  CA  Lembah  Harau  tahun  2000  oleh  BKSDA,
kawasan Lembah Harau dibagi menjadi dua blok, yaitu blok inti dan blok rimba. Blok  inti  adalah  kawasan  yang  kondisinya  masih  utuh  dan  asli  dan  blok  rimba
adalah  kawasaan  yang  dapat  mengakomodasi  kegiatan  pengelolaan  dan pemanfaatan.  Kedua  blok  ini  belum  teridentivikasi  secara  keseluruhan.  Daerah
yang telah diidenfikasi oleh BKSDA adalah sebagai berikut: 1
blok  inti,  yaitu  bagian  utara  di  sekitar  Bukit  Simalokama  hingga  bagian selatan  di  sekitar  Batang  Sarasah  Aka  Barayun  dan  bagian  barat  di  daerah
Bukit Jambu; 2
blok  rimba,  yaitu  TWA  Lembah  Harau  dan  daerah  jalan  perlintasan masyarakat.
Berdasarkan  konsep  pembagian  kegiatan  wisata  oleh  Weaver  2001, potensi  kegiatan  wisata  dapat  dibagi  beberapa  kegiatan,  yaitu  ekowisata,  wisata
massal, dan wisata alternatif Gambar 19.
Gambar 19 Konsep Pembagian Kegiatan Wisata oleh Weaver
Konsep  ini  menjelaskan  bahwa  kegiatan  wisata  massal  memiliki  proporsi  lebih besar. Proporsi ini dipengaruhi oleh jumlah kegiatan dan jumlah pengunjung yang
melakukannya. Ekowisata menjadi bagian dari wisata massal karena kegiatan dan jumlah  pengunjung  yang  melakukan  ekowisata  jauh  lebih  sedikit.  Hal  ini
dimaksudkan  bahwa  ekowisata  dan  wisata  massal  dapat  dikerjakan  dalam  di tempat yang sama dan waktu yang bersamaan. Wisata alternatif merupakan wisata
yang bukan termasuk jenis wisata massal atau ekowisata. Namun, wisata alternatif dapat  dipadupadankan  ke  dalam  wisata  massal  dan  ekowisata.  Bentuk  kegiatan
wisata  oleh  Weaver  2001  menandakan  bahwa  dalam  satu  kawasan  dapat melakukan banyak kegiatan wisata.
Berdasarkan  konsep  pembagian  kegiatan  wisata  oleh  Weaver  2001, rencana  blok  oleh  BKSDA,  potensi  objek  wisata,  dan  pusat  aktivitas,  dapat
direkomendasikan  pembentukan  ruang  berikut:  ruang  penerimaan,  ruang pelayanan,  ruang  wisata  massal,  serta  ruang  ekowisata  dan  wisata  alternatif
Gambar 20.
Gambar 20 Peta Pengembangan Ruang 66
6.4 Pensosialisasian Kegiatan Konservasi kepada Masyarakat