dengan PT Trio Dhora Nusantara Tour and Travel sebagai badan pengelola. Akibat adanya beberapa kali perpindahan pihak pengelola, Subseksi Wilayah
KSDA Pasaman dengan surat no.105-SSKSDA-I2001 tanggal 06 Februari 2001 membuat surat kepada Kepala unit KSDA Sumatera Barat untuk meminta
penjelasan tentang penyerahan kewenangan Pemerintah Pusat ke Pemeritah Daerah. Masalah pihak pengelola mereda dengan perpindahan pengelolaan oleh
Dinas Pariwisata Kabupaten Lima Puluh Kota. Pada 27 Februari 2007, Sekretaris Daerah Kabupaten Limapuluh Kota
membuat surat kepada Kantor Pariwisata Lima Puluh Kota dengan No.500132Perek-PMD2007 agar dapat memberikan informasi lengkap tentang
ketentuan prosedur dan persyaratan pengelolaan kerjasama Lembah Harau oleh pihak swasta kepada Bupati Lima Puluh Kota. Sekda Kabupaten Lima Puluh Kota
mengundang Kepala KSDA Sumatera Barat untuk rapat pembahasan pengelolaan Lembah Harau oleh pihak swasta. Hasil rapat tersebut adalah sebagai berikut.
a. Pengelolaan TWA Lembah Harau oleh pihak ketiga izinnya dikeluarkan oleh
Menteri Kehutanan. b.
KSDA Sumatera Barat akan mengundang Pemda Kabupaten Lima Puluh Kota untuk rapat membahas pengelolaan TWA Lembah Harau.
c. Masa transisi pengelolaaan TWA Lembah Harau untuk sementara akan
dikelola oleh Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lim Puluh Kota.
4.4.2 Rencana Pengembangan dan Pengelolaan TWA Lembah Harau
Pemda dan BKSDA memiliki beberapa rencana, yaitu Rencana Pengelolaan CA Lembah Harau Tahun 2000 oleh BKSDA dan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan RTBL Kawasan Pariwisata Lembah Harau Tahun 2000 oleh Bappeda Pemda. Kedua rencana ini dapat menjadi landasan dalam
pembentukan konsep ekowisata. Di dalam Rencana Pengelolaan CA Lembah Harau Tahun 2000 terdapat butir-butir berikut:
a. pengukuhan dan pemeliharaan batas kawasan;
b. penataan dan pengkajian kawasan;
c. pembangunan sarana dan prasarana;
d. pengembangan institusi dan sumber daya manusia;
e. pengelolaan potensi kawasan;
f. perlindungan dan pengamanan kawasan;
g. pengelolaan penelitian dan pendidikan;
h. pembinaan daerah penyangga;
i. pengembangan integrasi dan koordinasi.
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL adalah panduan rancang bangun suatu kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat
rencana program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengemdalian rencana, dan pedoman
pengendalian pelaksanaan. Di dalam RTBL Kawasan Pariwisata Lembah Harau Tahun 2000 terdapat butir-butir berikut:
a. identifikasi dan apresiasi konteks lingkungan;
b. program peran serta masyarakat;
c. konsep umum perencanaan;
d. panduan detail perancangan;
e. program pembiayaan;
f. program pengendalian pelaksanaan;
g. program pengelolaan properti pasca pelaksanaan.
V. ANALISIS DAN SINTESIS
5.1 Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata
Penilaian Objek dan Daya Tarik Wisata ODTW memiliki lima aspek, yaitu daya tarik, aksesibilitas, lingkungan sosial ekonomi, akomodasi, serta sarana
dan prasarana penunjang. Hasil dari penilaian dapat dilihat pada Tabel 24, 25, 26, 27, dan 28.
Tabel 24 Hasil Penilaian Aspek Daya Tarik
No UnsurSub unsur
Skor
1 Keunikan sumber daya:
≥ 4 30
a. Air terjun
b. Gua
c. Flora
d. Fauna
e. Sungai
f. Kesenian tradisional
g. Peninggalan sejarah
h. Upacara adat
i. Kebudayaan masyarakat
v v
v v
v v
v v
2 Banyaknya potensi sumberdaya alam yang menonjol:
≥ 4 30
a. Batuan
b. Flora
c. Fauna
d. Air
e. Gejala alam
v v
v v
3 Kegiatan wisata yang dapat dilakukan:
≥ 5 30
a. Menikamati keindahan alam
b. Melihat flora dan fauna yang ada
c. Memancing
d. Trecking
e. Mandiberenang
f. Penelitianpendidikan
g. Berkemah
h. Berperahu
v v
v v
v v
4 Kebersihan objek wisata tidak ada pengaruh dari:
Ada 3-4 20
a. Industri
b. Jalan ramai motormobil
c. Pemukiman penduduk
d. Sampah
e. Binatang
f. Corat-coret vandalisme
g. Pencemaran lainnya
v v
v
v 5
Kenyamanan: Ada 4
25 a.
Udara bersih dan sejuk b.
Bebas dari bau yang menganggu c.
Bebas dari kebisingan d.
Pelayanan terhadap pengunjung yang baik v
v v
v
6 Keamanan:
Ada 4 25
a. Tidak ada arus yang berbahaya
v