Luas, Letak, dan Batas Aksesibilitas

IV. INVENTARISASI

4.1 Aspek Legal

Menurut prasasti yang terdapat di lokasi air terjun Serasah Bunta, kawasan Lembah Harau dibuka pertama kali pada tanggal 14 Agustus 1926 oleh Asisten Residen 50 Kota yang bernama BO. Weirkein bersama dengan Tk. Laras Dt. Kuning Nan Hitam dan Asisten Damang Dt. Kondoh Nan Hitam. Kawasan ini dibangun berdasarkan Besluits Van Der Gouverneur General Van Netherlanch Indie No. 15 Stbl 24 tahun 1933 tanggal 10 Januari 1933 dengan status Nature Reserve cagar alam seluas 298 ha. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.478KptsUm81979 tanggal 02 Agustus 1979 sebagian kawasan Cagar Alam CA Lembah Harau dialihkan fungsinya menjadi Taman Wisata Alam TWA Lembah Harau.

4.2 Aspek Fisik dan Biofisik

4.2.1 Luas, Letak, dan Batas

Luas CA Lembah Harau adalah 270,5 ha, sedangkan luas TWA Lembah Harau adalah 27,5 ha 10,2. TWA Lembah Harau berada dalam kawasan CA Lembah Harau. Secara geografis, CA Lembah Harau terletak pada koordinat 100 o 39‟ 10” BT - 100 o 41‟ 58” BT dan 00 o 04‟ 39” LS - 00 o 11‟ 46” LS. Dalam administrasi kehutanan, CA Lembah Harau termasuk dalam wilayah kerja BKPH Harau, RPH Harau, sedangkan menurut pembagian wilayah kerja unit Konservasi Sumberdaya Alam KSDA kawasan ini termasuk dalam wilayah kerja Sub Seksi KSDA Wilayah Pasaman. Dalam administrasi pemerintahan kawasan ini berada di dua desa, yaitu Desa Harau dan Desa Tarantang Lubuk Limpato yang termasuk wilayah Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. CA Lembah Harau memiliki batas-batas berikut: a. bagian utara berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain APL dan Desa Harau; b. bagian timur berbatasan dengan kawasan Hutan Lindung Mahat I; c. bagian selatan berbatasan dengan Desa Tarantang Lubuk Limpato; d. bagian barat berbatasan dengan Dusun Padang Beringin, Desa Tarantang Lubuk Limpato. Kawasan TWA Lembah Harau terdiri dari dua lokasi, yaitu Aka Barayun dan Sarasah Bunta. Menurut hasil wawancara Pak Iwan, pegawai Badan Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA, batas tersebut ditandai dengan pal beton dengan ketinggian 1,5 m. Namun, kondisi pal di lapangan sekarang, sudah tidak sesuai karena banyak yang rusak dan hilang. Pengecekan yang dilakukan selama setiap 5 tahun tidak menjangkau seluruh kawasan sehingga telah tertutupnya jalan di sekeliling kawasan. Hal ini telah mengakibatkan ketidakpastian batas CA sehingga masyarakat sering tanpa sengaja menggarap lahan di kawasan CA.

4.2.2 Aksesibilitas

Kawasan CA Lembah Harau berbatasan langsung dengan ruas jalan negara Payakumbuh-Pekanbaru. Jalan menuju kawasan merupakan jalan beraspal yang dapat dilalui oleh kendaraan beroda empat. Berdasarkan klasifikasi jalannya, kawasan ini dilalui jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan desa, dan jalan setapak. Jarak CA Lembah Harau ke ibukota kawasan lain dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Jarak Desa Penyangga ke Ibukota Kecamatan, Kabupaten, dan Provinsi No Nama Desa Jarak ke Ibukota km Kecamatan Kabupaten Propinsi 1 Harau 14 19 143 2 Tarantang Lb. Limpato 9 14 137 Sumber : Tim Unit Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Barat, 2000

4.2.3 Iklim