Metode Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats

3.4 Metode Analisis SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats

Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi relasi-relasi sumberdaya ekowisata dengan sumber daya yang lain Damanik dan Helmut, 2006. Selain itu, analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi manajemen program ekowisata. Analisis SWOT dilakukan dengan membandingkan faktor internal yang terdiri dari kekuatan strengths dan kelemahan weaknesses dengan faktor eksternal yang terdiri dari peluang opportunities dan ancaman threats. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data secara kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, sedangkan analisis secara kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan pemberian peringkat. Langkah kerja dengan menggunakan pendekatan analisis SWOT menurut David 2008, yaitu penentuan faktor internal dan faktor eksternal; penentuan bobot faktor internal dan faktor eksternal; penentuan peringkat rating faktor internal dan faktor eksternal; pembuatan matriks faktor internal dan eksternal; penyusunan alternatif strategi; penentuan prioritas alternatif strategi. a. Penentuan faktor internal dan faktor eksternal Faktor internal atau Internal Factor Evaluation IFE ditentukan dengan cara mendaftarkan semua kekuatan dan kelemahan. Faktor internal dalam kasus ini adalah masyarakat. Faktor eksternal atau External Factor Evaluation EFE ditentukan untuk mengetahui sejauh mana ancaman dan peluang yang dimiliki, yaitu dengan cara mendaftarkan ancaman dan peluang David, 2008. Faktor eksternal dalam kasus ini adalah non masyarakat seperti pemerintah, balai konservasi dan stakeholder lainnya. b. Penentuan bobot faktor internal dan faktor eksternal Pembobotan dilakukan untuk mengetahui fackor mana yang paling berpengaruh terhadap kawasan. Menurut Kinnear dan Taylor 1991, sebelum melakukan pembobotan perlu ditentukan tingkat kepentingannya agar bobot lebih subjektif. Penentuan tingkat kepentingan dilakukan dengan cara membandingkan setiap faktor internal dan eksternal Tabel 5. Penentuan bobot setiap variabel menggunakan skala 1-4: 1 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting daripada indikator faktor vertikal; 2 2 jika indikator faktor horizontal sama penting dengan indikator faktor vertikal; 3 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting daripada indikator faktor vertikal; 4 4 jika indikator faktor horizontal sangat penting daripada indikator faktor vertikal. Tabel 5 Tingkat Kepentingan Faktor InternalEksternal Faktor Strategis InternalEksternal A B C D Total x i Bobot a i A B C D Total Sumber: Kinnear dan Taylor, 1991 Setelah menentukan tingkat kepentingan, dilakukan pembobotan. Pembobotan setiap faktor diperoleh dengan menggunakan rumus Kinnear dan Taylor 1991: dengan a i = bobot faktor ke-i; x i = nilai faktor ke-i; i = A, B, C ,…, n faktor vertikal; n = jumlah faktor. c. Penentuan peringkat rating Penentuan peringkat setiap faktor diukur dengan menggunakan nilai peringkat berskala 1-4. Setiap faktor memiliki maksud yang berbeda dari setiap ∑ peringkat. Skala penilaian peringkat dari setiap faktor dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Skala Penilaian Peringkat untuk Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE Nilai Peringkat Matriks IFE Matriks EFE Strengths S Weaknesses W Opportunities O Threats T 1 2 3 4 Kekuatan kecil Kekuatan sedang Kekuatan besar Kekuatan sangat besar Kelemahan yang sangat berarti Kelemahan yang berarti Kelemahan yang kurang berarti Kelemahan yang tidak berarti Peluang rendah, respons kurang Peluang sedang, respons rata-rata Peluang tinggi, respons di atas rata –rata Peluang tinggi, respons superior Ancaman sangat besar Ancaman besar Ancaman sedang Ancaman kecil Sumber: David, 2008 d. Pembuatan matriks faktor internal dan eksternal Setelah menentukan bobot dan peringkat setiap faktor, langkah selanjutnya adalah menentukan skor. Skor merupakan hasil perkalian dari bobot dengan peringkat. Jumlah skor dari faktor internal dan eksternal dapat menentukan langkah dalam pembuatan strategi. Bentuk dari matriks faktor internal dan eksternal dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7 Matriks Internal Factor Evaluation IFE Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Peringkat Skor Kode Kekuatan Kelemahan Sumber: David, 2008 Tabel 8 Matriks External Factor Evaluation IFE Faktor-Faktor Strategi Eksternal Bobot Peringkat Skor Kode Peluang Ancaman Sumber: David, 2008 e. Penentuan tindakan strategi Allen dalam David 2008, mengembangkan cara dalam menentukan tindakan strategi. Tindakan ini berfungsi sebagai pedoman pembuatan strategi. Tindakan tersebut ditentukan dengan Matriks IE Gambar 3. I II III IV V VI VII VIII IX Gambar 3 Matriks Internal-Eksternal IE Kuadran I, II, dan IV dipersepsikan sebagai tindakan grow dan build. Strategi yang intensif dan integratif dapat dijadikan pendekatan yang sesuai. Kuadran III, V, dan VII menunjukkan tindakan hold dan maintain. Pendekatan yang cocok adalah pengembangan pasar dan produk. Kondisi yang kurang baik ditunjukkan dalam kuadran VI, VII, dan IX. Tindakan harvest dan divest menjadi pendekatan yang baik. f. Penyusunan alternatif strategi dan penentuan prioritas alternatif strategi. Penyusunan alternatif dilakukan dengan mengkombinasikan antara faktor internal dengan faktor eksternal. Kombinasi tersebut adalah sebagai berikut: 1 kekuatan dan peluang SO, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya; 2 kekuatan dan ancaman ST, yaitu strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman; 3 kelemahan dan peluang WO, yaitu strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada; 4 kelemahan dan ancaman WT, yaitu strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi dirumuskan untuk mengatasi merangkum beberapa masalah dengan menggunakan potensi yang ada. Strategi tidak hanya fokus pada satu faktor, tetapi melibatkan banyak faktor. Penentuan prioritas alternatif strategi dilakukan dengan cara menjumlah semua skor dari faktor-faktor penyusunnya. 4 3 2 1 tinggi sedang rendah rendah sedang tinggi 3 2 1 T o tal Sk o r E FE Total Skor IFE Strategi yang memiliki skor paling tinggi menjadi prioritas utama. Bentuk penentuan prioritas alternatif strategi disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Pemeringkatan Alternatif Strategi Strategi Kode Pembobotan Total Skor Prioritas SO1 SO2 SOn ST1 ST2 STn WO1 WO2 WOn WT1 WT2 WTn Sumber: David, 2008

IV. INVENTARISASI

4.1 Aspek Legal

Menurut prasasti yang terdapat di lokasi air terjun Serasah Bunta, kawasan Lembah Harau dibuka pertama kali pada tanggal 14 Agustus 1926 oleh Asisten Residen 50 Kota yang bernama BO. Weirkein bersama dengan Tk. Laras Dt. Kuning Nan Hitam dan Asisten Damang Dt. Kondoh Nan Hitam. Kawasan ini dibangun berdasarkan Besluits Van Der Gouverneur General Van Netherlanch Indie No. 15 Stbl 24 tahun 1933 tanggal 10 Januari 1933 dengan status Nature Reserve cagar alam seluas 298 ha. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.478KptsUm81979 tanggal 02 Agustus 1979 sebagian kawasan Cagar Alam CA Lembah Harau dialihkan fungsinya menjadi Taman Wisata Alam TWA Lembah Harau.

4.2 Aspek Fisik dan Biofisik

4.2.1 Luas, Letak, dan Batas

Luas CA Lembah Harau adalah 270,5 ha, sedangkan luas TWA Lembah Harau adalah 27,5 ha 10,2. TWA Lembah Harau berada dalam kawasan CA Lembah Harau. Secara geografis, CA Lembah Harau terletak pada koordinat 100 o 39‟ 10” BT - 100 o 41‟ 58” BT dan 00 o 04‟ 39” LS - 00 o 11‟ 46” LS. Dalam administrasi kehutanan, CA Lembah Harau termasuk dalam wilayah kerja BKPH Harau, RPH Harau, sedangkan menurut pembagian wilayah kerja unit Konservasi Sumberdaya Alam KSDA kawasan ini termasuk dalam wilayah kerja Sub Seksi KSDA Wilayah Pasaman. Dalam administrasi pemerintahan kawasan ini berada di dua desa, yaitu Desa Harau dan Desa Tarantang Lubuk Limpato yang termasuk wilayah Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. CA Lembah Harau memiliki batas-batas berikut: a. bagian utara berbatasan dengan Areal Penggunaan Lain APL dan Desa Harau; b. bagian timur berbatasan dengan kawasan Hutan Lindung Mahat I; c. bagian selatan berbatasan dengan Desa Tarantang Lubuk Limpato;