Total Beban Emisi pada Masing-masing Ruas Jalan

Berdasarkan hasil perhitungan, beban emisi pada ruas-ruas jalan di Kota Makassar cukup tinggi terutama di jalan arteri yang mempunyai tingkat kepadatan kendaraan yang sangat tinggi karena sering terjadi kemacetan di ruas jalan terutama pada saat peak hour pagi dan sore hari. Kemacetan yang terjadi menyebabkan waktu tempuh kendaraan yang semakin panjang dan kecepatan rata- rata kendaraan semakin menurun, sehingga konsumsi bahan bakar juga akan semakin bertambah atau efisiensi bahan bakar menurun. Tingginya beban emisi juga diakibatkan oleh tingginya jumlah kendaraan bermotor yang melintasi ruas jalan tersebut. Hasil perhitungan beban emisi untuk parameter CO, SO 2 , NO 2 dan PM 10 pada setiap ruas jalan di Kota Makassar ditampilkan pada Gambar 14. Gambar 14. Total beban emisi masing-masing ruas jalan dan wilayah kecamatan di Kota Makassar tahun 2011. Ruas jalan yang memiliki beban emisi tertinggi untuk masing-masing parameter yaitu jalan Perintis Kemerdekaan, jalan AP. Pettarani dan jalan Urip Sumohardjo yang merupakan jalan arteri primer dan juga merupakan pusat kegiatan bisnis, pendidikan dan perkantoran. Hasil estimasi beban emisi menunjukkan bahwa nilai beban emisi CO pada ruas jalan di Kota Makassar berkisar antara 89.34 tontahun hingga 2871.76 tontahun. Nilai emisi CO tertinggi yaitu pada ruas jalan Perintis Kemerdekaan 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 Jl. Botolempangan Jl. Veteran Selatan J. A. Tonro Jl. S. Alauddin Jl. Jend. Urip Sumohardjo Jl. Jend. Sudirman Jl. Sulawesi Jl. G. Bawakaraeng Jl. Nusantara Jl. Ir. Sutami Jl. AP. Pettarani Jl. Dr. J. Leimena Jl. P. Kemerdekaan KM.18 Jl. P. Kemerdekaan KM.10 Beban Emisi tontahun R u as j al an PM10 SO2 NO2 CO Km.10 dan terendah di ruas jalan A. Tonro. Untuk emisi NO 2 , beban emisi berkisar antara 3.29 tontahun Jl. A. Tonro hingga 103.77 tontahun Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10. Tingginya nilai emisi CO dan SO 2 sebanding dengan jumlah kendaraan yang melintas yaitu sekitar 114 256 kendaraanhari Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10. Untuk emisi SO 2 , nilai emisi berkisar antara 1.29 tontahun Jl.Perintis Kemerdekaan Km.10 hingga 37.68 tontahun Jl. A. Tonro. Tngginya nilai emisi SO 2 pada ruas jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 disebabkan oleh tingginya jumlah kendaraan yang melintas di ruas jalan tersebut, selain itu ruas jalan ini banyak dileawati oleh kendaraan berat berbahan bakar solar seperti truk dan bus yang memiliki kontribusi terbesar untuk emisi SO 2 . Sedangkan untuk emisi PM 10 berkisar antara 0.61 tontahun Jl. A. Tonro hingga 19.05 tontahun Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, dimana kontribusi terbesar untuk emisi PM 10 berasal dari jenis kendaraan mobil penumpang bensin dan sepeda motor. Hasil selengkapnya untuk ditribusi emisi berdasarkan ruas jalan dan wilayah kecamatan dapat dilihat pada Lampiran 3.

5.4 Prioritas Strategi Reduksi Beban Emisi

Salah satu prinsip dasar pengendalian pencemaran udara adalah melakukan reduksi beban emisi sampai pada tingkat baku mutu yang ditetapkan. Analisis prioritas kegiatan reduksi beban emisi dilakukan untuk menentukan pilihan alternatif dari berbagai kegiatan dalam menurunkan beban emisi di Kota Makassar. Teknik pengambilan keputusan menggunakan Analitycal Hierarchy Process AHP. Penentuan alternatif kegiatan dan kriteria dalam rangka mereduksi beban emisi di Kota Makassar yang bersumber dari kendaraan bermotor, dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan pakar expert judgement dan pengisian kuesioner untuk menjaring berbagai informasi tentang alternatif dan kriteria terkait kegiatan reduksi beban emisi. Wawancara dilakukan terhadap lima narasumber yang berasal dari Perguruan Tinggi, Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar, KLH Region Sumapapua dan Masyarakat Transportasi Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara, alternatif kegiatan reduksi beban emisi kendaraan bermotor Kota Makassar yang berhasil diidentifkasi adalah: 1 Rekayasa lalulintas A-1 2 Inspection and Maintenance A-2 3 Pengetatan standar emisi A-3 4 Pembatasan jumlah kendaraan A-4 5 Penggunaan Catalytic Converter A-5 6 Substitusi bahan bakar ramah lingkungan A-6 7 Penggunaan transportasi massal A-7 8 Pajak Emisi A-8 9 Penataan ruang A-9 10 Pemantauan kualitas udara A-10 11 Sistem penegakan hukum lingkungan A-11 12 Peningkatan ruang terbuka hijau A-12 Kriteria yang digunakan untuk menentukan prioritas kegiatan reduksi beban emisi adalah: 1 Partisipasi masyarakat K-1, 2 Kemudahan manajemen K-2, Biaya K-3, Efisiensi K-4 dan Keberlanjutan K-5. Analisis AHP kegiatan reduksi emisi kendaraan bermotor di Kota Makassar ditetapkan tiga level. Level pertama adalah tujuan, yaitu kegiatan yang efektif dan efisien untuk mereduksi beban emisi kendaraan bermotor Kota Makassar. Level kedua adalah kriteria yang digunakan untuk menentukan prioritas kegiatan reduksi beban emisi, dan level ketiga adalah alternatif kegiatan reduksi beban emisi kendaraan bermotor Kota Makassar. Berdasarkan tujuan, alternatif dan kriteria yang dikembangkan kemudian dilakukan penilaian kepentingan alternatif menurut pakar dalam bentuk tabel kuesioner matriks perbandingan berpasangan pairwise comparison. Matriks hasil penilaian pakar berupa matriks individu N ij tentang kepentingan relatif antar elemen, kemudian diolah menjadi matriks gabungan N Gij dengan menggunakan persamaan geometric mean sebagai berikut: N Gij = �� � � � … � � 5 5 ................................................. 4