15
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai dengan Februari 2010 di PT Alam Indah Bunga Nusantara, Cianjur, Jawa Barat.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Alat
a. Seperangkat komputer dengan spesifikasi sebagai berikut: 1 Prosesor dengan kecepatan minimal 2.3 Ghz
2 Kapasitas memori RAM 512 MB 3 Kartu Grafis 64 MB
4 Harddisk dengan kapasitas 40 GB b. Aplikasi perangkat lunak
1 Perangkat lunak RDBMS Ms Access 2007 untuk pembangunan basis data.
2 Bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 untuk pembangunan interface aplikasi sistem basis data.
3 Crystal Report Versi 4.6 untuk desain pembuatan laporan. 2. Bahan
Bahan yang digunakan untuk menyusun sistem basis data ini adalah data dan informasi operasional produksi krisan potong pada PT ABN yang diperoleh
selama kegiatan praktik lapangan sebelumnya dan peninjauan lapangan berikutnya.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode studi pustaka dan tinjauan lapang ke PT ABN, Cianjur Jawa Barat. Pembangunan Sistem Basis Data Produksi Krisan
Potong PT ABN dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode daur hidup atau System Development Life Cycle SDLC, yakni meliputi tahapan:
16
1. Investigasi Sistem
Tahap ini menghasilkan pernyataan masalah dan studi kelayakan. Pernyataan masalah meliputi: tujuan, batasan, dan ruang lingkup sistem yang akan
dibangun. Tahap ini menggunakan cara pengumpulan data melalui wawancara dan studi terhadap dokumentasi: laporan, prosedur manual, dan sebagainya.
2. Analisis Sistem
Menghasilkan identifikasi kebutuhan fungsional sesuai dengan lingkup sistem basis data yang dirancang. Proses yang dilakukan pada tahapan ini antara
lain, yaitu: a. Pengumpulan informasi yang mendukung, terutama adalah standar
operasional produksi SOP bunga krisan, pemastian aliran data dan informasi kebutuhan oleh siapa, kapan, dimana, dalam bentuk apa, bagaimana cara, dari
mana, dan pengumpulannya. b. Analisis lingkungan operasi dan kebutuhan dari pemrosesan, seperti tipe
transaksi, inputoutput, frekuensi suatu transaksi. c. Transfer informasi informal ke dalam bentuk terstruktur menggunakan salah
satu bentuk formal dari requirement specification bentuk diagram, yaitu:
flow chart dan data flow diagram DFD. 3. Desain Sistem
Tahapan ini adalah proses menentukan konfigurasi dan metode untuk memecahkan masalah serta akan menghasilkan spesifikasi sistem basis data yang
akan dibangun. Tahapan ini meliputi kegiatan desain basis data data driven, desain interface, dan desain proses process driven.
4. Implementasi Sistem
Pada tahapan ini dihasilkan kode-kode eksekusi, basis data, serta dokumentasi pengguna. Untuk mengimplementasikan sistem, spesifikasi sistem
yang telah dibuat dikodekan dan diuji. Kegiatan implementasi dapat didetailkan sebagai berikut:
a. membuat basis data kosong
17 b. membuat program aplikasi
c. memasukkan data ke dalam basis data d. mengkonversi file yang sudah ada ke dalam format basis data kemudian
memasukkannya dalam basis data e. melakukan validasi data dan pengujian.
5. Perawatan Sistem
Karena sistem yang akan dibangun adalah prototipe awal, maka fokus pada tahapan ini hanya mencakup kegiatan pemantauan ketika dilakukan evaluasi atau
pengujian sistem. Selanjutnya, dilakukan pemodifikasian sistem agar sistem prototipe awal sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Hal ini dilakukan dengan meminta saran kepada pengguna. Pengguna secara langsung mencoba mengoperasikan prototipe Simbapro Krisan Potong PT ABN.
Dengan demikian, pengguna akan mengevaluasi bagaimana perfomansi sistem baik mulai dari tampilan sistem, kemudahan penggunaan, maupun dari sisi
informasi yang telah disediakan.
18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Investigasi Sistem 1. Investigasi Sistem Administrasi Data
Perancangan sistem basis data produksi krisan potong ini diawali dari kegiatan investigasi. Proses investigasi sebenarnya sudah dilakukan saat penulis
melakukan praktik lapang. Berdasarkan hasil praktik lapang ditemukan suatu kasus permasalahan. Selanjutnya, dibuatlah usulan penelitian untuk mendalami
kasus dan menemukan solusi pemecahannya. Proses investigasi dilanjutkan guna memperoleh klarifikasi masalah serta
dukungan dan arahan dari pihak perusahaan management directives tentang ruang lingkup masalah, sehingga dalam tahapan ini diperoleh pernyataan masalah dan
alternatif solusi yang tepat. Hasil dari investigasi terhadap administrasi data dan informasi sistem
produksi krisan potong PT ABN saat ini, yaitu:
a. Kegiatan pengolahan data dan sistem informasi bersifat semi manual. Pengolahan sebagian data sudah memanfaatkan komputer sebagai pengolah
berbasiskan file. Selebihnya bersifat manual tersimpan dalam berkas-berkas formulir dan tabel serta pada buku-buku ataupun laporan-laporan.
b. Terdesentralisasi terpisah secara fisik dan otonomisasi dalam pengelolaan data di setiap bagian sesuai dengan fungsi masing-masing.
c. Proses pengolahan data yaitu data dikumpulkan dan diolah untuk menghasilkan laporan sesuai dengan periode kerja tertentu, misal minggu,
bulan dan tahun periode kerja. Menurut Oetomo 2002, pengolahan data menjadi informasi itu merupakan
suatu siklus Gambar 5, yang terdiri dari tahap-tahap mulai dari pengumpulan data, input, pengolahan data, output, hingga distribusi.
Berdasarkan siklus data, sistem saat ini dapat digambarkan sebagai berikut: a. Pengumpulan Data
Dilakukan dari aktivitas harian kegiatan produksi, ke dalam formulir-formulir, buku harian, dan pencatatan yang ada di tiap unit masing-masing.
b. Input Data
19 Data diinput ke dalam file-file komputer, misalnya menggunakan Ms Excel
aplikasi spreadsheets. c. Pengolahan Data
Data diolah dengan bantuan program aplikasi spreadsheets berupa operasi aljabar, pengurutan, dan sebagainya.
d. Output Laporan-laporan yang dihasilkan adalah laporan secara garis besar.
Dibutuhkan proses tambahan bila menginginkan laporan yang bersifat detail. e. Distribusi
Data maupun informasi didistribusikan secara fisik, laporan langsung diberikan kepada bagian yang membutuhkan.
Gambar 5. Daur Data Oetomo, 2002
2. Kelemahan Sistem dalam Administrasi Data
Jumlah data dan kebutuhan informasi cenderung semakin bertambah, sehingga dalam tujuan pengelolaan data, sistem administrasi data berbasis file
tidak efektif dan efisien. Bila tidak dipersiapkan sebuah sistem yang fleksibel, hal tersebut dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
Pengumpulan
Pengolahan
Input Output
Distribusi
20 Sistem administrasi data dan informasi saat ini menghasilkan nilai keluaran
yang belum optimal guna mendukung pengembangan pengendalian mutu produksi, antara lain berupa:
a. Kualitas informasi belum dapat memenuhi kebutuhan. b. Sinkronitas antarunit produksi pada sistem produksi belum memadai.
c. Proses evaluasi dan pengeksplorasian data belum optimal untuk menunjang pengendalian dan mutu produksi
Kelemahan pengelolaan data berbasis file disusun berdasarkan urutan daur data disajikan pada Tabel 1.
21 Tabel 1. Kelemahan Pengelolaan Data Berbasis File
Aktivitas Alat Bantu
Kelemahan
Pengumpulan data secara batch
Buku-buku, formulir-
formulir, rekapan A. Kualitas data:
Bentuk Format tabel tidak baku dan tidak
memenuhi kaidah normal Isi
Tercecer-hilang Waktu
Harian dan mingguan Input Data
Komputer dengan program
aplikasi berbasis file
a. Manajemen data tidak efektif, b. Ketergantungan struktural dan
data c. Peluang redundansi data dan
mengakibatkan inkonsistensi data
Pengolahan Data terdesentralisasi di
tiap departemen Kalkulator ,
Komputer dengan program
aplikasi berbasis file
Output Komputer
dengan program aplikasi berbasis
file Kualitas Informasi:
Bentuk Belum sesuai standar
Waktu Membutuhkan waktu relatif lama
dalam memperoleh laporan Isi
a. Isi laporan disajikan secara garis besar
b. Penyajian dengan spreadsheet tidak efektif dan efisien
22
3. Pernyataan Akar Masalah
Pengelolaan data yang semi manual dan berbasis file, serta tidak terintegrasi pada setiap unit produksi mengakibatkan tidak memadainya pengelolaan data
dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan, baik oleh manajemen maupun setiap bagian dalam sistem produksi krisan potong.
4. Solusi Alternatif
Dalam usaha menyelesaikan persoalan tersebut, diperlukan suatu sistem yang dapat membantu pengelolaan data dan penyediaan informasi produksi krisan
potong secara lengkap, cepat, efektif, dan efisien. Maka diusulkan formulasi teknologi informasi berupa Rancang Bangun
Aplikasi Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara Simbapro Krisan Potong PT ABN. Sebagai prototipe awal, sistem
tersebut dibuat berbasis dekstop yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi berbasis jaringan dengan menyesuaikan kebutuhan.
Gambaran fungsi operasional sistem basis data prototipe yang akan dibangun, yaitu:
a. Pengumpulan Data Dilakukan secara manual pada setiap bagian dengan desain formulir atau tabel
yang baku standarisasi data input sesuai dengan kebutuhan data dan informasi. Setiap hari, operasional produksi didokumentasikan dan
dikumpulkan serta divalidasi pada tiap departemendivisi kerja. b. Penginputan Data
Data diinput ke Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong, kemudian disimpan dalam basis data. Penginputan data dilakukan secara rutin harian.
c. Pengolahan Data Pengolahan dapat secara langsung dilakukan sesuai aplikasi yang dibangun
dan dapat dikembangkan sesuai kebutuhan manajemen. Saat ini difokuskan pada pemenuhan kebutuhan manajerial pengendalian dan mutu.
d. Output Data Keluaran sistem adalah data, informasi, laporan yang dapat diperoleh secara
cepat saat dibutuhkan dengan format baku sesuai kebutuhan.
23 Dengan dibangunnya sistem ini diharapkan dapat diperoleh manfaat
pengelolaan data menggunakan sistem basis data, antara lain: basis data dapat memberikan jaminan kemudahan distribusi data, keseragaman data, standarisasi
data, kontrol kemungkinan terjadinya redundansi, konsistensi, integritas, serta keamanan data. Pratt dan Adamski, 1994. Selebihnya dari basis data yang
dibangun dapat pula dikembangkan berbagai aplikasi yang akan meningkatkan kemampuan dalam pengohan data menjadi informasi yang menunjang dalam
pengambilan keputusan manajemen.
5. Studi Kelayakan Sistem
Studi kelayakan terhadap rancang bangun sistem basis data produksi krisan potong tersebut dilakukan dalam beberapa jenis kelayakan, yaitu:
a. Kelayakan Organisasi Sistem Basis Data Produksi ini layak untuk dikembangkan karena dapat
mendukung pengendalian produksi yang lebih baik dengan kemampuan dalam pengelolaan data dan informasi operasional produksi yang optimal.
Perusahaan sudah memulai dengan membuat standar baku setiap kegiatan operasional.
b. Kelayakan Teknis Kelayakan ini berkaitan dengan ketersedian dan kemampuan teknologi
software dan hardware dalam mengatasi permasalahan dan mendukung sistem yang akan dibangun.
Prototipe sistem ini dibangun untuk pc stand alone.Dengan menggunakan teknologi komputer berspesifikasi standar serta software yang handal sehingga
secara teknis prototipe sistem ini layak untuk dikembangkan. c. Kelayakan Ekonomi
Secara ekonomis, sistem ini layak pula untuk dikembangkan sebab dari sisi kebutuhan biaya pembangunan murah. Perangkat keras dan lunak yang
digunakan dalam rancang bangun sistem tersebut mudah diperoleh di pasaran Secara operasional, hal itu dihitung sebagai biaya pemeliharaan saja. Di sisi
lain, diperoleh manfaat lebih terutama dalam mendukung sistem yang efektif dan efisien.
24 d. Kelayakan Operasional
Secara operasional, sistem ini layak karena mudah dalam instalasi program, set up aplikasi, pengoperasian, dan pemeliharaannya.
5. Ruang Lingkup Sistem
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem basis data produksi krisan potong yang mempermudah penyimpanan data produksi,
penyediaan informasi dan pengendalian operasional produksi di lapangan. Sekaligus juga menjadi upaya optimalisasi manajerial administrasi data dan
informasi. Rancangan sistem basis data ini memuat, antara lain: a. data standar operasional produksi krisan potong,
b. pengelolaan data dan dokumentasi proses produksi krisan potong, c. mengintegrasikan informasi di antara bagian-bagian kerja dalam produksi
bunga krisan potong, d. menyediakan laporan yang dibutuhkan oleh manajemen.
B. Analisis Sistem
Dalam tahapan analisis akan dihasilkan spesifikasi kebutuhan sistem yang akan dibangun dan dikembangkan pada masa berikutnya. Tahapan ini dimulai dari
pendefinisian kelompok pemakai dan ruang lingkup aplikasi. Selanjutnya, akan dapat ditentukan kebutuhan fungsional yang harus dapat dipenuhi dari sistem baru
yang akan dibangun.
1. Pendefinisian Group Pemakai dan Area Aplikasi
a. Grup Pemakai Administrator dalam sistem basis data ini adalah Manager Quality Control
yang memiliki wewenang dalam pengawasan operasional produksi tanaman krisan potong. Operasional sistem akan membutuhkan data dari bagian-bagian,
yaitu HPT hama dan penyakit tanaman, Teknik, Produksi, MSN Mother Stock dan Nursery, QC quality control, dan Panen. Ruang lingkup dari sistem
produksi krisan potong dijelaskan pada Gambar 6.
25 Gambar 6. Ruang Lingkup Sistem Produksi Krisan Potong PT ABN
b. Domain Aplikasi Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong PT Alam Indah Bunga Nusantara
Simbapro Krisan Potong PT ABN adalah sistem informasi yang mendokumentasikan kegiatan operasional produksi krisan potong. Setiap divisi
dapat mendokumentasikan data master dan operasi. Kemudian sistem dapat melakukan pengolahan data tersebut untuk menghasilkan informasi tertentu yang
dibutuhkan. Setiap divisi dapat mengakses informasi, baik yang berkaitan dengan divisinya maupun divisi lain yang berhubungan, dalam menunjang kegiatan
operasional produksi. Manajer dapat melakukan pengecekan dari laporan-laporan operasional yang disediakan oleh sistem.
Dengan demikian, aplikasi ini akan mempermudah pendokumentasian data master pada setiap divisi, data operasi produksi, juga dalam pengolahan data dan
penyajian informasi untuk kepentingan pengendalian dan mutu produksi yang efektif guna mencapai produktivitas yang lebih baik.
Identifikasi spesifikasi kebutuhan disajikan pada Tabel 2. Kebutuhan Pemakai Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong diidentifikasi sebagai berikut.
Bag. HPT
Bag. Produksi Bag. MSN
Bag. Teknik Bag. PanenPasca
Bag. Gudang
Bag. QC Aliran Data dan Informasi di Operasional Produksi
26 1 Bagian Mother Stock
Fungsi kritisnya adalah informasi ketersediaan bibit tanaman induk, SOP pemeliharaan tanaman induk, jumlah tanaman induk di lahan, proses dan
jadwal pemeliharaan tanaman induk. 2 Bagian Nursery
Fungsi kritisnya adalah informasi varietas tanaman krisan, informasi jumlah bibit nursery, catatan distribusi bibit ke lahan, SOP pembibitan.
3 Bagian Produksi Krisan Potong Fungsi kritisnya adalahnya informasi ketersediaan bibit untuk krisan
produksi, jadwal pemeliharaan tanaman krisan di lahan, jumlah tanaman krisan di lahan, SOP produksi krisan potong.
4 Bagian Panen Fungsi kritisnya adalah jadwal panen tanaman. Fungsi
dokumentasionalnya adalah kegiatan panen dan informasi rekapitulasi hasil panen krisan di lahan.
5 Bagian Teknik Fungsi kritisnya adalah informasi jadwal kegiatan pemeliharaan tanaman
di lahan yang berkaitan dengan penggunaan sarana teknik, termasuk dalam dokumentasi kegiatan pemeliharaan dan data fasilitas green house dan
sarana teknik pendukung lainnya. 6 Bagian HPT
Fungsi kritisnya adalah dalam dokumentasi operasi proteksi krisan, serta dokumentasi operasi pengamatan, dan informasi perkembangan hama dan
penyakit tanaman. 7 Pengguna Manajemen
Dalam prototipe sistem ini difokuskan agar kebutuhan manajemen QC terpenuhi dalam hal administrasi data operasi dan pengolahan informasi
produksi tanaman krisan potong, meliputi: administrasi data tanaman induk, bibit, dan krisan; pengendalian operasi, yaitu penggunaan saprodi
dan SOP; serta pengendalian HPT, yaitu proteksi organisme penggangu tanaman dan perkembangannya.
27 Tabel 2. Identifikasi Spesifikasi Kebutuhan
No. Jenis Kebutuhan
Spesifikasi Kebutuhan
1. Fungsional a. Setiap divisi Mother Stock dan Nursery,
Produksi, Hama dan Penyakit, Teknik, Pengendalian mutu Quality Control, Panen dapat
memasukkan data utama master dan operasional produksi.
b. Setiap divisi dapat mengakses data dan informasi bagian masing-masing ataupun yang berkaitan
dengan bagian lain. c. Manajer mampu membuat laporan evaluasi
produksi yang berisi ringkasan kondisi produksi per satuan waktu harian, minggu, bulanan kerja.
2. Non Fungsional a. Mempunyai informasi mengenai peta lokasi
produksi perusahaan. b. Mampu beroperasi pada PC yang menggunakan
sistem operasi Ms Windows. c. Mempunyai kecepatan akses data atau informasi
yang baik. d. Mempunyai tampilan user friendly.
2. Penelitian Dokumen dan Analisis Transaksi
Aliran data dan informasi pada sistem saat ini dapat dibedakan menjadi 4 bagian berdasarkan objek utama, yaitu:
a. Objek Tanaman Produk Aliran data produk tanaman dalam objek ini yaitu: induk, bibit, dan krisan.
b. Objek Saprodi Sarana Produksi Aliran data penggunaan sarana dan prasarana input produksi, misalnya pupuk
dan obat. c. Objek Hama dan Penyakit Tanaman
Aliran data hama dan penyakit tanaman, misalnya data hama dan penyakit endemik serta perkembangannya.
28 d. Objek Teknis Operasional
Aliran data teknis standar yang dilakukan dalam operasional sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan oleh perusahaan, misalnya dokumentasi
operasional, dan jadwal operasional kritis.
3. Metode Pendekatan Aktivitas Use Cases
Use case adalah suatu aktivitas dari sistem yang ditampilkan dan biasanya merupakan akibat dari permintaan user. Teknik yang direkomendasikan untuk
mengidentifikasi aktivitas, yakni Teknik Dekomposisi Even. Teknik ini merupakan salah satu teknik pendekatan dengan mendaftar semua pengguna serta
jenis kebutuhan tugasnya. Detail pengaksesan tingkatan yang tepat untuk mengidentifikasi use case
adalah dengan cara fokus pada dasar-dasar proses bisnis. Dasar proses bisnis sendiri merupakan suatu tugas yang ditampilkan pada satu tempat sebagai akibat
dari satu kejadian bisnis. Hasil identifikasi use case pada proses bisnis produksi krisan potong PT ABN disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Identifikasi Use Cases dari Simbapro Krisan Potong PT ABN
No Pengguna Divisi
Tujuan untuk PenggunaPelaku
1. Mother Stock -pemasukan data induk krisan
-pemasukan data pemeliharaan induk -pemasukan data operasional harian
-pengaksesan informasi SOP tanaman induk -pengaksesan informasi stok tanaman induk
-pengaksesan rekapan pemeliharaan induk -pengaksesan informasi jadwal pemeliharaan induk
2. Nursery
-pemasukan data supplier bibit krisan -pemasukan data varietas krisan
-pemasukan data bibit -pemeliharaan bibit
-pemasukan data operasional bagian
29 -pengaksesan informasi SOP pengakaran bibit
-pengaksesan informasi stok bibit -pengaksesan rekapitulasi pemeliharaan bibit
3. Produksi
-pemasukan data krisan produksi -pemasukan data operasional bagian
-pemeliharaan krisan produksi -pengaksesan informasi mengenai ketersediaan bibit
-pengaksesan informasi mengenai generasi tanaman krisan
-pengaksesan informasi SOP krisan produksi -pengaksesan informasi stok krisan produksi
-pengaksesan rekapitulasi krisan produksi 4.
Panen -pemasukan data operasional bagian
-pengaksesan informasi mengenai jadwal panen krisan -pemasukan data panen krisan di suatu lokasi
-pengaksesan rekapan data pemanenan 5. HPT
Hama Penyakit
Tanaman -pemasukan data hama dan penyakit krisan
-pemasukan data operasional bagian -pemasukan data pengamatan perkembangan hama dan
penyakit di lokasi tertentu -pengaksesan info perkembangan HPT
-pengaksesan info SOP penanganan HPT 6.
Gudang -pemasukan data jenis pupuk dan obat tanaman
-pemasukan data penggunaan saprodi 7.
Teknik -pemasukan data operasional bagian
-pemasukan data green house, lokasi dan komponen yang tersedia
-pemasukan data lokasi tanam -pengaksesan SOP teknik
-pengaksesan rekapan pemeliharaan green house 8. Manajemen
Pengendalian -pemasukan data SOP di setiap divisi
-pengaksesan laporan rekapitulasi induk, bibit, dan krisan
30 dan Mutu
-pengaksesan laporan perkembangan HPT -pengaksesan laporan operasional
-pengaksesan laporan penggunaan saprodi
C. Desain Sistem
Tahapan ini adalah proses penentuan konfigurasi dan metode untuk memecahkan masalah serta akan menghasilkan spesifikasi Simbapro Krisan
Potong PT ABN. Tahapan ini meliputi kegiatan desain basis data data driven, desain interface, dan desain proses process driven.
Tahap desain dilakukan agar pada saat implementasi terdapat gambaran jelas tentang sistem yang dibangun. Dalam tahap ini digunakan pendekatan desain
sistem tradisional. Pendekatan tradisional menggunakan teknik permodelan data
ERD, permodelan proses DFD, serta pemrograman modular.
1. Desain Basis Data
Data dimodelkan dengan perancangan ERD Entity Relationship Diagram untuk mengidentifikasi semua entitas yang mungkin terlibat dalam sistem.
Permodelan data tersebut menghasilkan sejumlah himpunan entitas yang terlibat, yaitu :
a. Varietas Krisan Himpunan entitas ini menyimpan semua data koleksi himpunan varietas krisan
yang diproduksi oleh PT ABN. b. Supplier Krisan
Himpunan Entitas ini menyimpan data tentang himpunan produsen varietas krisan yang mensuplai bibit induk krisan kepada PT ABN.
c. Tanaman Induk Himpunan Entitas Tanaman Induk menyimpan data kelompok induk di lokasi
tertentu. d. Tanaman Krisan
Himpunan entitas ini menyimpan data kelompok krisan di lokasi tertentu. e. Bibit Krisan
31 Himpunan entitas ini menyimpan data kelompok bibit yang dihasilkan dari
stek vegetatif induk tertentu. f. Jenis Transaksi Tanaman
Himpunan entitas ini menyimpan data jenis kegiatan pemeliharaan tanaman baik berupa kegiatan penyusutan atau penambahan jumlah tanaman di
lokasinya. g. Transaksi Bibit
Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok bibit krisan tertentu.
h. Transaksi Krisan Produksi Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi
pemeliharaan tanaman terhadap kelompok krisan produksi tertentu. i. Transaksi Tanaman Induk
Himpunan entitas ini menyimpan data dokumentasi kegiatan transaksi pemeliharaan tanaman terhadap kelompok tanaman induk krisan tertentu.
j. Pengguna Himpunan entitas ini menyimpan data para pengguna terdaftar pada Simbapro
Krisan Potong PT ABN. k. Periode
Himpunan entitas ini menyimpan data tentang awal dan akhir suatu masa produksi. Biasanya awal periode adalah 1 Januari dan berakhir pada 31
Desember setiap tahun periodenya. l. Prediksi Krisan
Himpunan entitas ini menyimpan data hasil prediksi keberhasilan panen tanaman krisan seminggu sebelum dilakukan pemanenan.
m. Bagian Himpunan entitas ini menyimpan data unit bagian yang bekerja dalam
kegiatan produksi krisan potong.
32 n. Saprodi
Himpunan entitas ini menyimpan data bahan habis produksi pertanian yang digunakan dalam proses produksi krisan potong. Misalnya adalah pupuk, obat,
kertas, dan sebagainya. o. Jenis Saprodi
Himpunan entitas yang menyimpan data kategori suatu sarana dan prasarana produksi.
p. SOP Kegiatan Himpunan entitas yang menyimpan data kegiatan standar prosedural kegiatan
produksi SOP krisan potong. q. SOP Saprodi
Himpunan entitas yang menyimpan data detail sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kegiatan tertentu pada SOP.
r. SOP Detail Himpunan entitas yang menyimpan keterangan detail dari kegiatan tertentu
pada SOP. s. Operasional
Himpunan entitas ini menyimpan data aktivitas operasional harian, mingguan, dan bulanan yang dilakukan dalam proses produksi oleh setiap bagian
produksi. t. Operasional Detail
Himpunan entitas yang menyimpan penggunaan saprodi dalam setiap kegiatan operasional tertentu.
u. Hama dan Penyakit Tanaman Himpunan entitas ini menyimpan data jenis hama dan penyakit tanaman krisan
endemik di lokasi produksi krisan potong PT ABN. v. Pengamatan Hama dan Penyakit
Himpunan entitas ini menyimpan data pengamatan hama dan penyakit tanaman krisan pada waktu serta lokasi tertentu.
w. Pengamatan Hama dan Penyakit Detail Himpunan entitas ini menyimpan data detail penyakit dan intensitasnya pada
suatu pengamatan tertentu.
33 x.
Green House Himpunan entitas ini menyimpan data tentang green house yang digunakan
pada proses produksi. y. Komponen Green House
Himpunan entitas ini menyimpan data komponen sistem green house. z. Lokasi
Himpunan entitas ini menyimpan data lokasi tanam produktif krisan potong. Hasil desain basis data dalam rancangan Simbapro Krisan Potong PT ABN
disajikan dalam lampiran 4 Tabel Desain Struktur Data Sistem Basis Data Produksi Krisan Potong.
2. Desain Logika Proses
Dalam tahapan ini, proses yang berlangsung di dalam sistem basis data
produksi ini dimodelkan dengan DFD data flow diagram. DFD merupakan
teknik grafik yang digunakan untuk menjelaskan aliran data dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. DFD mampu untuk
menjelaskan sebuah proses. DFD Sistem Basis Data Produksi ditampilkan pada gambar diagram konteks
level 0 yang menggambarkan hubungan sistem dengan bagian-bagian pada sistem produksi Gambar 7.
Gambar 7. Diagram Konteks Simbapro Krisan Potong Level 0
Diagram Konteks Sistem Basis Data
Produksi Divisi - Divisi
Produksi Manajemen
data master data operasi
laporan informasi
34 Simbapro Krisan Potong PT ABN, seperti yang disajikan pada Gambar 8,
meliputi empat proses utama, yaitu: 1 Proses Dokumentasi Data Master
Proses ini diawali dengan penginputan data master ke dalam sistem. Sistem akan melakukan validasi akan kelengkapan dan logikal data
sehingga diperoleh data master valid. Kemudian data disimpan dalam basis data sistem.
2 Proses Dokumentasi Data Operasional Proses ini dilakukan dengan penginputan data operasional yang
melibatkan data master. Data operasional valid dihasilkan dari proses ini yang kemudian disimpan dalam basis data sistem.
3 Proses Pengolahan Informasi Proses ini adalah pengolahan data, dari data master dan operasional yang
disimpan, melalui proses berupa query data maupun perhitungan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
4 Proses pembuatan Laporan Proses ini menghasilkan laporan, yaitu penyajian baku informasi dalam
bentuk cetak yang dibutuhkan oleh Manajemen Kualitas dan Pengendalian Operasi.
Gambar 8. Diagram Simbapro Krisan Potong Level 1
Diagram Sistem Level 1 Divisi -divisi
Produksi Dokumentasi
Master
Dokumentasi Operasi
Pengolahan Informasi
Laporan input data master
input data operasi Managemen
Data Master
Data Operas informasi
laporan data master valid
data operasi valid update data master
data master
data operasi update data operasi
data operasi data master
data master
data operasi 1
2 3
4
35 Pada proses pengolahan informasi terdapat beberapa fungsi utama, antara
lain: 1 Fungsi Umur Tanaman
Tanggal sistem : tanggal saat sistem informasi aktif
Tanggal tanam : tanggal tanaman ditanam
satuan = tanggal sistem - tanggal tanam
2 Fungsi Stok tanaman Jmltanam
: jumlah tanaman saat ditanam Penyusutan
: pemeliharaan yang mengurangi jumlah tanaman Stok induk
= jmltanam - penyusutan 3 Fungsi Produktivitas Pinching
Jmlinduk : total kelompok tanaman induk saat tertentu
Jmlpinching : total stek dihasilkan kelompok tanaman induk saat tertentu
Produktivitas = jmlpinchingjmlinduk x 100
4 Keberhasilan Divisi Mother Stock tanam
: total tanam tanaman induk hingga waktu tertentu t sulam
: total sulam tanaman induk hingga waktu tertentu t seleksi
: total seleksi tanaman induk hingga waktu tertentu t susksesms
= tanam + sulam - seleksi tanam + sulam x 100 5 Keberhasilan Divisi Nursery
tanam :
total bibit
pinching hingga waktu tertentu t seleksi
: total seleksi bibit hingga waktu tertentu t suskses nursery =
pinching – seleksi stek – seleksi bibit pinching – seleksi stek x 100
6 Keberhasilan Divisi Produksi tanam
: total tanam tanaman krisan hingga waktu tertentu t sulam
: total sulam tanaman krisan hingga waktu tertentu t seleksi
: total seleksi tanaman induk hingga waktu tertentu t suskses produksi = tanam + sulam - seleksi tanam + sulam x 100
7 Produktivitas Produksi Krisan Panen
: jumlah panen bunga krisan ouput saat t Tanam
: jumlah tanam krisan saat t
36 Sulam
: jumlah sulan krisan disaat t keberhasilan
= panen tanam + sulam x 100 8 Fungsi MK Minggu Kerja
Periode Awal : tanggal periode dimulai
Sistem :
tanggal diakses
Periode Akhir : tanggal periode diakhiri
Jumlah MK = datediff“ww”, periodeawal, periodeakhir
MK saat ini = datediff“ww”, periodeawal, sistem
9 Fungsi Perkembangan Hama dan Penyakit Prosentase
: intensitas serangan hama tertentu pada lokasi tertentu Perkembangan hama dalam setahun = rata-rata prosentase
Pseudocode Pengolahan Informasi Tanaman Induk 1. Proses Pengolahan Informasi Stok Induk
Prosedur Perhitungan Stok Induk fungsi untuk perhitungan stok setiap tanaman induk
Deklarasi mendeklarasikan variabel-variabel yang diperlukan untuk menyimpan nilai
kode_induk :
string tanam_induk, stok, plus, minus
: long Algoritma
1. baca data tanaman induk – kode induk 2. ambil data jumlah tanam induk pada tbl_induk dimana tblInduk.indukid =
kode induk 3. if data tanaman induk ada maka
4. tanam_induk = tblinduk.jmlinduk 5. else
6. tanam_induk = 0 7. end if
8. Ambil Data sumjmlinduk sebagai total_induk dari tbl_trans_induk join tbl_trans_tanaman dimana tbl_trans_tanaman.indukid = kode_induk dan
tbl_trans_tanaman.status = ‘PLUS’
37 9. if ada data maka
10. PLUS = total induk 11. else
12. PLUS = 0 13. end if
14. ambil Data sumjmlinduk sebagai total_induk dari tbl_trans_induk join tbl_trans_tanaman dimana tbl_trans_tanaman.indukid = kode_induk dan
tbl_trans_tanaman.status = ‘MINUS’ 15. if ada data maka
16. MINUS = total induk 17. else
18. MINUS = 0 19. end if
20. stok = tanam_induk + PLUS-MINUS
2. Jadwal Pemeliharaan Induk
Prosedur Pemeliharaan Induk Menampilkan Kegiatan Pemeliharaan Tanaman Induk
Deklarasi kode_induk : string
umur_induk : number
Algoritma 1. baca data tanaman induk – kode_induk
2. panggil fungsi umur_induk dalam minggu 3. ambil data kegiatan pemeliharaan dari tbl_sop dimana memenuhi kondisi
tbl_sop.minmst = umur_induk = tbl_sop.maksmst dan tbl_sop.sasaran= tanaman induk
4. tampilkan semua data kegiatan pemeliharaan yang memenuhi kondisi
3. Rekapitulasi Induk
Data dari tbl_trans_tanaman untuk pemeliharaan induk No. Nama
Transaksi Status
1. Sulam Induk
Plus 2.
Seleksi Induk Plus
38 3. Musnah
Induk Minus
prosedur rekapitulasi induk general deklarasi
tgl_awal : date
tgl_akhir : date
tanam_awal, plus_awal, minus_awal : number long tanaml, plus, minus
: number long algoritma
1. baca data tgl_awal dan tgl_akhir 2. ambil data sum jmlinduk sebagai tanam_awal dari tbl_induk
dikelompokkan berdasarkan tgl dimana tbl_induk.tgltanam tgl_awal 3. ambil data sumjmlinduk sebagai plus_awal dari tbl_trans_induk data
dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dimana tbl_trans_tanaman.status = ‘PLUS’ and tbl_induk.tgltanam tgl_awal
4. ambil data sumjmlinduk sebagai minus awal_awal dari tbl_trans_induk data dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dimana
tbl_trans_tanaman.status = ‘MINUS’and tbl_induk.tgltanam tgl_awal 5. saldo_awal = tanam_awal + plus_awal – minus_awal
6. ambil data sum jmlinduk sebagai tanam dari tbl_induk data dikelompokkan berdasarkan tbl_induk.tgltanam dimana
tbl_induk.tgltanam beetwen tgl_awal and tgl_akhir 7. ambil data sumjmlinduk sebagai plus dari tbl_trans_induk data
dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dan tanggal dimana tbl_induk.tgltanam beetwen tgl_awal and tgl_akhir
8. ambil data sumjmlinduk sebagai minus dari tbl_trans_induk data dikelompokkan berdasarkan tbl.trans_tanaman.status dan tanggal dimana
tbl_induk.tgltanam beetwen tgl_awal and tgl_akhir 9. saldo_akhir = saldo_awal + tanam + plus – minus
10. tampilkan nilai saldo_awal, tanam, plus, minus, saldo_akhir
39
3. Desain Antarmuka
Perancangan tampilan antarmuka Grapical User Interface GUI adalah sangat penting mengingat GUI-lah yang akan dihadapi oleh pengguna ketika
menggunakan aplikasi baik berupa tampilan display maupun kontrol. Oleh karena itu, dirancanglah GUI dalam bentuk format standar yang memperhatikan faktor
manusia human factor design. Para peneliti Human Factor telah mengembangkan beberapa petunjuk untuk
membantu dalam desain antarmuka. Bahwa semua form dan laporan dalam aplikasi harus sebisa mungkin bersifat konsisten. Yaitu semua kontrol, perintah,
icon, harus digunakan secara konsisten dalam aplikasi juga warna, tata letak, struktur form harus terkoordinasi dengan baik sehingga para pengguna memahami
data dan konteks pada setiap form dan laporan Post, 1999. Sehingga dalam perancangan antarmuka ini mengambil beberapa perhatian
dalam pengembangan desainnya. Faktor pertimbangan yang diperhatikan adalah konsistensi dalam hal tata letak kontrol dan warna form, kejelasan dalam
penamaan form, umpan balik dari sistem berupa konfirmasi bila pemakai melaksanakan suatu kegiatan penting. Faktor manusia dasar yang diterapkan
dalam desain antarmuka aplikasi disajikan secara ringkas pada tabel 4. Tabel 4. Elemen Desain Human Factor
Human Factors Penerapan
Kendali Pengguna user control
Menyesuaikan dengan tugasaktivitas pengguna Merespon kontrol pengguna dan even yang dilakukan
Kekonsistenan consistency
Konsistensi dalam perencanaan layout, desain, dan warna form serta dalam nama aksi.
Kejelasan clarity Kejelasan dalam pengorganisasian dan istilah yang digunakan
Umpan balik feedback
Menggunakan metode visual dalam persetujuan penginputan dan perubahan data, penyelesaian suatu tugas, ataupun dalam
aktivasi forgiveness
Berupa konfirmasi dalam pembaruan data ataupun penghapusan data
40 Dalam perancangan tersebut, desain standar pada form data master maupun
form data transaksi terdiri dari sebuah form utama dan form pendukung. Form utama berfungsi untuk menampilkan isi data dan pilihan untuk melakukan
penambahan, pengeditan, penghapusan, serta pencarian data. Layout form utama berbentuk tabular. Dengan format ini dapat ditampilkan semua data yang ada
dalam tampilan tabel sehingga pengguna dapat melihat semua data tersebut. Form pendukung digunakan dalam proses pemasukan data baik pada saat
melakukan penyimpanan maupun pada saat melakukan perubahan terhadap data tertentu. Layout form pendukung berbentuk Kolumnar, sehingga hanya dapat
menyajikan satu data record saja. Hal ini untuk memberikan fokus terhadap sebuah data yang sedang diproses.
Model form yang lain adalah form menu utama yang berfungsi sebagai form induk yang menyediakan pilihan form yang akan diakses oleh pengguna.
Tampilan form log in berfungsi untuk memasukkan data pengguna yang disertai password. Form informasi digunakan dalam menampilkan pilihan-pilihan
informasi hasil pengolahan dan perhitungan. Form grafik untuk menampilkan pengolahan data statistik dalam bentuk grafik.
Selain kekonsistenan dalam layout yang memperhatikan penggunaan form oleh pengguna aspek lingkungan juga dipilihlah warna yang bersifat netral dan
tidak mencolok seperti warna dasar form yaitu abu-abu. Hal ini menyesuaikan dengan kenyamanan visual. Bila salah dalam pemilihan warna, misal paduan
warna yang terlalu kontras, akan berdampak psikologis pada timbulnya perasaan lelah akibat kelelahan secara visual. Hal ini ditimbulkan dari seringnya mata
melakukan akomodasi. Dalam sistem yang dibangun akan dibuat form-form untuk pemasukan,
perubahan, pengambilan data ataupun dalam penampilan informasi sesuai yang dibutuhkan, yaitu:
1 Form Varietas Form input dan penampilan data mengenai varietas tanaman krisan yang
dikoleksi oleh PT ABN. 2 Form Supplier
41 Form pemasukan dan penampilan data identitas suplier induk krisan PT
ABN 3 Form Tanaman Induk
Form pemasukan dan penampilan data tanaman induk sebagai tanaman penghasil bahan bibit baru tanaman krisan.
4 Form Bibit Krisan Form pemasukan dan penampilan data identitas bibit hasil dari tanaman
induk yang akan dibudidayakan menjadi bibit induk baru atau tanaman produksi.
5 Form Tanaman Krisan Form pemasukan dan penampilan data identitas tanaman krisan produksi
penghasil bunga krisan. 6 Form Saprodi Sarana Produksi
Form pemasukan dan penampilan data sarana dan prasarana pertanian yang digunakan dalam operasional produksi krisan potong.
7 Form HPT Hama dan Penyakit Tanaman Form pemasukan dan penampilan data identitas berbagai hama dan
penyakit tanaman endemik yang menyerang tanaman krisan di lahan produksi.
8 Form Green House dan Komponen Form pemasukan dan penampilan data sistem dan komponen green house
yang digunakan sebagai penunjang kegiatan produksi. 9 Form Lahan Produksi
Form pemasukan dan penampilan data lahan produksi baik untuk tanaman induk, pembibitan, dan krisan produksi.
10 Form Pemeliharaan Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan standar
untuk tanaman induk, bibit, dan krisan produksi. 11 Form SOP Standard Operating Procedure
Form pemasukan dan penampilan data prosedural kegiatan dalam proses produksi krisan potong PT Alam Indah Bunga Nusantara.
12 Form Bagian
42 Form pemasukan dan penampilan data identitas dari bagian atau
departemen yang terlibat dalam proses produksi 13 Form Pemeliharaan Tanaman Induk
Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan tanaman induk.
14 Form Pemeliharaan Bibit Nursery Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan bibit.
15 Form Pemeliharaan Tanaman Krisan Produksi Form pemasukan dan penampilan data kegiatan pemeliharaan tanaman
krisan. 16 Form Prediksi Panen
Form pemasukan dan penampilan data hasil prediksi tanaman krisan satu minggu sebelum panen dilakukan.
17 Form pengamatan HPT Hama dan Penyakit Tanaman Form pemasukan dan penampilan data rutin hasil pengamatan HPT di
lahan sebelum dilakukan kegiatan penyemprotan rutin 2 mingguan. 18 Form Operasional
Form pendokumentasian semua kegiatan operasional produksi yang melibatkan form SOP dan saprodi yang digunakan.
19 Form Informasi Tanaman Induk Form menyajikan informasi mengenai stok, rekapitulasi pemeliharaan,
info pemeliharaan, info jadwal bongkar, dan ringkasan produksi tanaman induk.
20 Form Informasi Bibit Nursery Form menyajikan informasi mengenai stok, distribusi bibit, rekapitulasi
pemeliharaan bibit, ringkasan produksi bibit nursery. 21 Form Informasi Tanaman Krisan Produksi
Form menyajikan informasi mengenai stok tanaman krisan, rekapitulasi pemeliharaan, info pemeliharaan, info jadwal panen, dan ringkasan krisan.
22 Form Informasi Perkembangan HPT Form yang menyajikan informasi perkembangan HPT dan penggunaan
pestisida untuk pengendaliannya.
43 23 Form Informasi Operasional
Form yang menyajikan informasi kegiatan operasional harian maupun rekapitulasi penggunaan sarana dan prasarana produksi.
24 Form Grafik Tanaman Induk Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik tentang penanaman
tanaman induk dan hasil stek vegetatif krisan dalam setahun periode tertentu.
25 Form Grafik Tanaman Krisan Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik tanaman krisan per
lokasi tertentu. 26 Form Informasi Impor Varietas
Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik perkembangan impor tanaman induk dalam satu tahun periode.
27 Form Grafik Perkembangan HPT Form yang menyajikan informasi dalam bentuk grafik perkembangan HPT
baik berdasarkan lokasi tanam tertentu atau secara umum di seluruh lokasi yang diamati.
D. Implementasi Sistem
Tahapan ini adalah tahapan penerapan dari hasil proses desain sebelumnya. Hasil desain data diimplementasikan dalam bentuk tabel fisik pada software
Relational Database Management System RDBMS, yaitu Ms Access. Diawali dengan pembuatan file basis data kosong dan dilanjutkan dengan pembuatan
tabel-tabel relasional untuk penyimpanan data. Sementara itu, implementasi desain antarmuka adalah dengan membuat
form–form menggunakan Visual Basic sesuai rancangan awal dan dilanjutkan dengan mengimplementasikan algoritma pemrograman pada Visual Basic menjadi
sebuah program. Setelah hal tersebut selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah melakukan
penginputan data contoh untuk mensimulasikan proses penyimpanan dan pengolahan data menjadi informasi pada sistem basis data produksi krisan potong.
Tahap akhir proses implementasi adalah proses validasi sistem, yaitu melakukan
44 pengecekan terhadap hasil pengolahan data simulasi, apakah hasil dari pengolahan
sistem telah memenuhi kaidah atau belum.
1. Implementasi User Interface
Form pertama yang ditampilkan saat sistem diaktifkan adalah Form Pembuka Gambar 9. Form ini memberikan informasi tentang Simbapro Krisan
Potong PT ABN dan menunjukkan bahwa aplikasi dalam proses penyiapan. Setelah siap sistem akan meminta pengguna untuk melakukan login dengan
mengisi form login Gambar10.
Gambar 9. Form Pembuka Simbapro Krisan Potong PT ABN Form login diperlukan untuk memastikan bahwa pengguna sistem adalah
pengguna yang telah didaftar. Pengguna melakukan login dengan memasukkan nama dan password. Bila nama dan password salah maka sistem akan
memberikan kesempatan untuk mengulang login hingga 3 kali kesempatan.
Gambar 10. Pesan Konfirmasi Kesalan Login
45 Bila pengguna telah memasukkan nama dan password dengan benar maka
pengguna dizinkan mengakses semua data dan informasi pada sistem. Selanjutnya, pengguna disajikan tampilan menu utama Simbapro Krisan Potong
PT ABN Gambar 11. Form ini menyajikan pilihan-pilihan menu data dan informasi yang dikelompokkan dalam 6 macam, yaitu: master, operasi, informasi,
laporan, grafik, serta sistem. a. Menu Master
Menu ini menyediakan pilihan akses data master pada sistem produksi krisan potong PT ABN. Data master tersebut antara lain memuat submenu master
tanaman induk, bibit, krisan, varietas, hama dan penyakit, supplier, lokasi, green house dan komponennya, sarana produksi, jenis pemeliharaan, SOP,
serta bagian dalam sistem produksi. b. Menu Operasi
Menu ini menyediakan pilihan akses submenu data operasional produksi harian krisan potong PT ABN, antara lain memuat: pemeliharaan induk, bibit,
krisan, impor varietas, prediksi panen, pengamatan hama dan penyakit tanaman, serta operasional.
c. Menu Informasi Menu ini menyediakan submenu hasil pengolahan data master dan
operasional. Menu ini menyediakan akses informasi meliputi: tanaman induk, bibit, krisan, pelacakan generasi krisan, perkembangan HPT, serta operasional.
d. Menu Laporan Menu ini menyediakan bentuk cetak informasi. Submenu laporan yang sudah
disediakan oleh Simbapro Krisan Potong PT ABN terdiri dari Laporan Tanaman Induk dan Krisan Potong.
e. Menu Grafik Menu ini menyediakan informasi dengan penyajian grafik. Informasi yang
disediakan dalam menu ini meliputi submenu grafik tanaman induk, krisan potong, impor varietas, perkembangan hama dan penyakit tanaman.
f. Menu Sistem Menu ini menyediakan akses terhadap informasi program Simbapro PT ABN
submenu about, proses login, dan exit untuk keluar dari program aplikasi.
46 Gambar 11. Menu Utama Simbapro Krisan Potong PT ABN
Selain mengakses melalui menu utama, pengguna juga dapat mengakses melalui toolbar. Toolbar digunakan untuk mempersingkat tugas pengguna dalam
melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan sering dilakukan Kurniadi, 2000. Toolbar Simbapro ini menyediakan menu data master, data operasional,
informasi serta grafik. Contoh implementasi form varietas krisan ditunjukkan pada Gambar 12.
Form utama varietas dibuat dengan menggunakan tools yang terdapat pada Visual Basic 6. Dalam form utama tersebut digunakan kontrol text box untuk pemasukan
data; label untuk teks tetap; list view untuk menampilkan data secara tabular; frame untuk pengaturan kelompok kontrol; combo box untuk menyajikan pilihan;
command button untuk tombol-tombol perintah; dan image box untuk menampilkan foto varietas. Form utama memiliki ukuran standar 10275 x 9100
pixel. Form varietas pendukung Gambar 14 terdiri dari kontrol text box, label,
combo box, common dialog, dan command button. Form pendukung berukuran
47 standar 7725 x 5025 pixel. Common dialog digunakan dalam memudahkan
pembukaan file gambar dalam tampilan jendela dialog Windows.
Gambar 12. Form Utama Varietas Krisan Simbapro Krisan Potong PT ABN Form utama varietas diberi nama Form Data Varietas Krisan Potong PT
Alam Indah Bunga Nusantara. Pada form itu diperlihatkan semua record yang disimpan dalam basis data sistem secara tabular dan diberikan keterangan jumlah
data yang tersedia juga disediakan beberapa pilihan kegiatan yang dapat dilakukan terhadap data varietas, yaitu penambahan, perubahan, dan penghapusan data.
Selain itu, form tersebut dilengkapi dengan tools untuk pencarian data berdasarkan kategori yang disediakan, sehingga dapat memudahkan pengguna
dalam mencari data varietas tertentu. Pada saat penambahan atau perubahan data, sistem akan menampilkan form
pendukung Gambar 13 dan 14. Form ini dilengkapi sebuah label status yang memberikan informasi proses yang sedang dilaksanakan oleh pengguna. Dengan
form ini pengguna akan fokus terhadap sebuah data yang akan diprosesnya karena data ditampilkan secara columnar yaitu dalam kolom-kolom tunggal.
48 Gambar 13. Form Pemasukan Data Varietas Krisan
Gambar 14. Form Pengeditan Data Varietas Krisan Saat pengeditan maupun penambahan data, bila terdapat kesalahan ataupun
ketidaklengkapan data, sistem akan memberikan konfirmasi kepada pengguna, kemudian melakukan pembatalan proses yang sedang berlangsung Gambar 15.
Setelah sistem memastikan validasi dipenuhi dengan baik oleh pengguna, selanjutnya sistem akan mengizinkan proses dijalankan.
49 Gambar 15. Konfirmasi Ketidaklengkapan Data Perubahan Varietas
Sistem juga akan memberikan konfirmasi kepada pengguna bila melakukan proses penghapusan data seperti yang ditunjukkan pada Gambar 16. Setelah
dipastikan benar akan dilakukan proses penghapusan maka sistem akan melakukan penghapusan data dari basis data sistem. Desain antarmuka
penyimpanan data transaksi operasional tidaklah jauh berbeda dengan desain antarmuka data master.
Gambar 16. Konfirmasi Penghapusan Data Varietas Form antarmuka penyajian informasi dilengkapi dengan navigasi sesuai
informasi yang disediakan. Sebagai ilustrasi, form informasi induk Gambar 17, terdapat 5 navigasi pilihan informasi. Navigasi pertama menyajikan informasi
stok tanaman induk di lahan, navigasi kedua menyajikan informasi jadwal standar pemeliharaan tanaman induk yang menyesuaikan umur tanaman induk krisan,
navigasi ketiga menyajikan informasi rekapitulasi transaksi pemeliharaan tanaman induk, pilihan navigasi keempat memberikan informasi jadwal bongkar tanaman
induk, dan navigasi terakhir menyajikan informasi ringkasan tanaman induk dalam periode produksi berlangsung. Selain itu, juga disediakan fasilitas print
untuk mencetak informasi yang disajikan dalam form tersebut Gambar 18.
50 Gambar 17. Form Informasi Tanaman Induk
Gambar 18. Laporan Stok Induk Simbapro Krisan PT ABN Form antarmuka penyajian grafik Gambar 19, terdiri atas dua bagian.
Bagian pertama adalah kontrol pemasukan parameter sedangkan bagian lainnya digunakan untuk menampilkan hasil grafik dari parameter yang diberikan. Dengan
51 grafik pengguna akan lebih mudah menginterpretasikan suatu informasi yang
disajikan.
Gambar 19. Form Grafik Simbapro Krisan Potong PT ABN
2. Implementasi Proses dan Pemrograman Sistem
Pada saat pemrograman dibuatlah modul untuk efektivitas dan efisiensi pengkodean, yaitu dengan meringkas kode-kode program yang sama dan
digunakan secara berulang, kemudian dikumpulkan menjadi suatu sub program sendiri yang dapat dipanggil berulang-ulang sesuai kebutuhan. Sub program-sub
program tersebut disimpan dalam file modul yang bernama modul1.bas. Sub program dalam bentuk prosedur maupun fungsi yang disimpan dalam
file modul1.bas antara lain sebagai berikut. a. Prosedur Form Center
Prosedur ini dijalankan saat form aktif. Semua form secara default diposisikan di tengah jendela form menu utama.
prosedur untuk memposisikan jendela form di menu mdi
Sub FormCenterFrm As Form
Frm.Top = menu.Height 0.85 2 ‐ Frm.Height 2 Frm.Left = menu.Width 2 ‐ Frm.Width 2
End Sub
b. Prosedur Koneksi Basis Data Komunikasi antara aplikasi Simbapro Krisan Potong PT ABN dengan Ms
Access RDBMS dilakukan dengan menggunakan perantara Open Database
52 Conectivity Data Source Name ODBC DSN. Kontrol Data aplikasi
menggunakan ActiveX Data Object ADO. Kontrol ADO inilah yang dikoneksikan ke DSN. Dengan ODBC ini dapat dilakukan pengaksesan data dari
berbagai macam DBMS hanya dengan memastikan bahwa koneksi aplikasi ke ODBC sudah benar.
Koneksi menggunakan perantara ODBC dipilih karena koneksi yang tersebut sekaligus untuk mengkoneksikan Crystal Report 4.6.1.116, yaitu program
untuk pembuatan desain laporan, dengan RDBMS. Program bawaan Visual Basic 6 ini tidak dapat mengenali basis data Ms Acces 2007 yang digunakan dalam
membangun basis data.
Public Conn As New ADODB.Connection
Public conshape As New ADODB.Connection
Public rs As New ADODB.Recordset
Public rshpt As ADODB.Recordset
Public rssuplier As ADODB.Recordset
Public rspengguna As ADODB.Recordset
Public rslahan As ADODB.Recordset
Public rssaprodi As ADODB.Recordset
Public rsgh As ADODB.Recordset
Public rsghdetil As ADODB.Recordset
Public rsbagian As ADODB.Recordset
Public rslokasi As ADODB.Recordset
Public rsbibit As ADODB.Recordset
Public rsvar As ADODB.Recordset
Public rskrisan As ADODB.Recordset
Public rstranstanaman As ADODB.Recordset
prosedur untuk melakukan koneksi basis data
Public Sub bukadb
If Conn.State = 1 Then Conn.Close Set Conn = New ADODB.Connection
Set rssuplier = New ADODB.Recordset Set rshpt = New ADODB.Recordset
Set rslahan = New ADODB.Recordset Set rsgh = New ADODB.Recordset
Set rsghdetil = New ADODB.Recordset Set rssaprodi = New ADODB.Recordset
Set rsbagian = New ADODB.Recordset Set rslokasi = New ADODB.Recordset
Set rsbibit = New ADODB.Recordset Set rskrisan = New ADODB.Recordset
Set rspengguna = New ADODB.Recordset Set rsvar = New ADODB.Recordset
Set rstranstanaman = New ADODB.Recordset Conn.Open dsn=coba
End
Sub prosedur
untuk melakukan penutupan koneksi basis data Public
Sub tutupdb
53
Conn.Close Set Conn = Nothing
End Sub
b. Prosedur Stok Tanaman Prosedur ini digunakan ketika melakukan operasi perubahan jumlah
penanaman awal ataupun pemeliharaan terhadap objek tanaman induk, krisan, bibit. Perubahan tersebut akan mempengaruhi jumlah stok objek tanaman.
Argumen yang digunakan adalah jenis objek tanaman dan kode unik dari objek tanaman tersebut.
Public Sub updatestokByVal strobjek As String, ByVal strkode As String
Dim longstok, longawal, longmasuk, longkeluar As Long
Dim rsawal As New ADODB.Recordset
Dim rsinput As New ADODB.Recordset
Dim rsoutput As New ADODB.Recordset
Dim strtabel, strtabeltrans, strkolom, strkolomid As String
Dim strawal, strinput, stroutput, strupdate As String
Select Case strobjek objek adalah tanaman induk
Case induk: strtabel = tbl_induk
strtabeltrans = tbl_trans_induk strkolomid = [indukid]
strkolom = jmlinduk objek adalah tanaman krisan
Case krisan strtabel = tbl_krisan
strtabeltrans = tbl_trans_krisan strkolomid = [krisanid]
strkolom = jmlkrisan objek adalah bibitkrisan
Case Else strtabel = tbl_bibit
strtabeltrans = tbl_trans_bibit strkolomid = [bibitid]
strkolom = jmlbibit End Select
strinput = SELECT SUM strkolom AS masuk strinput = strinput FROM tbl_trans_tanaman INNER JOIN strtabeltrans ON
tbl_trans_tanaman.[no]
= strtabeltrans .kegiatanid strinput = strinput WHERE tbl_trans_tanaman.status=PLUS AND strkolomid =
strkode stroutput = SELECT SUM strkolom AS keluar
stroutput = stroutput FROM tbl_trans_tanaman INNER JOIN strtabeltrans ON tbl_trans_tanaman.[no]
= strtabeltrans .kegiatanid stroutput = stroutput WHERE tbl_trans_tanaman.status=MINUS AND strkolomid =
strkode Call bukadb
rsinput.Open strinput, Conn
54
rsoutput.Open stroutput, Conn If IsNullrsinputmasuk = True Then
longmasuk = 0 Else
longmasuk = rsinputmasuk End If
If IsNullrsoutputkeluar = True Then longkeluar = 0
Else longkeluar = rsoutputkeluar
End If longstok = longmasuk ‐ longkeluar
update stok terakhier strupdate = UPDATE strtabel SET stok = longstok
strupdate = strupdate WHERE strkolomid = strkode Conn.Execute strupdate
Call tutupdb End
Sub
c. Prosedur Koneksi Data Shape Grafik yang dibuat, di antaranya ada yang menggunakan kontrol data shape,
karena melibatkan 3 variabel yang berbeda. Dengan kontrol ini dapat dibuat bentuk cross tab nilai dari suatu recordset.
Public rsshape As New ADODB.Recordset
Public Sub bukashape
If conshape.State = 1 Then conshape.Close Set conshape = New ADODB.Connection
conshape.OpenPROVIDER=MSDataShape;dsn=coba;uid=;pwd=;Data Provider=MSDASQL End
Sub Public
Sub tutupshape conshape.Close
Set conshape = Nothing End
Sub
d. Prosedur Minggu Kerja Prosedur ini digunakan untuk perhitungan minggu kerja. Minggu kerja aktif
adalah fungsi dari perbedaan waktu dalam minggu tanggal periode awal dengan tanggal saat sistem aktif.
Public Function mk As Integer
Dim rsmk As New ADODB.Recordset Call bukadb
rsmk.Open tbl_periode, Conn mk = DateDiffw, rsmkawal, Date
Call tutupdb End
Function
55 e. Prosedur Kode Transaksi
Pada setiap transaksi diberikan kode unik, sehingga perlu dibuat otomatisasi dalam pembuatan kode transaksi kegiatan pemeliharaan. Prosedur ini memintakan
parameter nilai dari recordset tabel transaksi, tanggal transaksi, dan nama kolom kode transaksi. Kode transaksi dibuat memenuhi yy+mm+dd+0001. Kode tersebut
akan bertambah secara urut dan memulai dari urutan pertama bila ada perubahan hari.
fungsi umum untuk mengambil kode transaksi operasional
Public Function transrs As ADODB.Recordset, tgltrans, kolomid As String As String
baca tabeltrans yang transindukidnya paling akhir rs.Requery
Dim strurutan As String 10 Dim lnHitung As Long
With rs jika data tidak ditemukan maka...
If .EOF Then strurutan = Righttgltrans, 2 + Midtgltrans, 4, 2 + Lefttgltrans, 2 + 0001
no transidnya adalah YYMMDD0001 trans = strurutan
Else jika ganti hari maka... nomor transindukidnya
If Left.Fields kolomid , 6 Righttgltrans, 2 + Midtgltrans, 4, 2 + Lefttgltrans, 2
Then YYMMDD0001
strurutan = Righttgltrans, 2 + Midtgltrans, 4, 2 + Lefttgltrans, 2 + 0001 Else
jika harinya sama maka... YYMMDD0001+1 lnHitung = .Fields kolomid + 1
strurutan = Righttgltrans, 2 + Midtgltrans, 4, 2 + Lefttgltrans, 2 + Right0000 lnHitung,
4 End If
End If trans = strurutan
End With End
Function
f. Prosedur Hapus Tabel Temporer Proses transaksi kadang melibatkan sebuah tabel temporer pada basis data
untuk penyimpanan sementara data transaksi sebelum dilakukan penyimpanan pada tabel utama. Sebelum tabel temporari digunakan, tabel tersebut harus
dikosongkan terlebih dahulu.
56
prosedur umum untuk menghapus isi suatu tabel tertentu
Public Sub hapustabelstrtbl As String
Dim rshapus As New ADODB.Recordset Call bukadb
rshapus.Open strtbl, Conn koreksi keberadaan data, bila ada data maka hapus data
If rshapus.EOF = False Then Conn.Execute delete from strtbl
End If Call tutupdb
End
Sub
g. Prosedur Kontrol Text Box Prosedur ini digunakan untuk melakukan pengosongan nilai dari semua
kontrol text box yang terdapat pada suatu objek form.
prosedur untuk mengosongkan textbox
Public Sub kosongtextobjform As Form
Dim objek As Control
For Each objek In objform If TypeOf objek Is TextBox Then objek.Text =
Next End
Sub
h. Prosedur Cek Data Prosedur ini berupa fungsi boolean untuk mengecek keberadaan data pada
suatu recordset aktif. Fungsi akan mengembalikan nilai true bila data ditemukan pada recordset yang dimaksud. Sebaliknya akan memberikan nilai false bila data
tidak ada.
Public Function cekByVal strtabel As String, ByVal kolom As String, ByVal strnilai As String As
Boolean cek
= False strquery
= SELECT FROM strtabel WHERE [ kolom ] = strnilai Call
bukadb rs.Open
strquery, Conn If
Not rs.EOF Then cek
= True End
If Call
tutupdb End
Function
57 i. Prosedur Pesan Standar
Prosedur ini digunakan untuk menampilkan pesan konfirmasi standar.
prosedur pesan informasi
Public Sub pesanByVal strjenis As String, ByVal strpesan As String
Select Case UCaseTrimstrjenis
Case PERHATIAN
MsgBox UCasestrpesan, vbExclamation + vbOKOnly, [PESAN] Case
INFO: MsgBox UCasestrpesan, vbInformation + vbOKOnly, [PESAN]
End Select
End Sub
j. Prosedur Kode Tanaman Induk Prosedur ini digunakan dalam pembuatan kode internal dan eksternal
tanaman induk yang unik. Kode internal tanaman induk memenuhi yy-mm- 000001. Angka kode akan bertambah bila tanaman induk ditanam pada bulan
yang sama, dan akan mereset dari awal bila ada perubahan bulan. Sementara itu, kode tanaman eksternal memenuhi
VARID + LOKASIID + MM + YY
nomorinduk merupakan kodetanaman internal
Private Sub nomorinduk
Dim lnHitung As Long
Dim strurutan As String
Call bukadb rs.Open select from tbl_induk where indukid inselect maxindukid from tbl_induk ORDER
BY indukid desc, Conn
If rs.EOF Then kode = yy‐mm‐000001
strurutan = RightMe.DTPtgltanam, 2 + MidMe.DTPtgltanam, 4, 2 + 000001 Else
If Leftrsindukid, 4 RightMe.DTPtgltanam, 2 + MidMe.DTPtgltanam, 4, 2 Then strurutan = RightMe.DTPtgltanam, 2 + MidMe.DTPtgltanam, 4, 2 + 000001
Else lnHitung = rsindukid + 1
strurutan = RightMe.DTPtgltanam, 2 + MidMe.DTPtgltanam, 4, 2 + Right0000 lnHitung,
6 End If
End If Call tutupdb
Me.txtindukid.Text = strurutan End
Sub kodeinduk
merupakan kode tanaman induk eksternal VARID + LOKASIID + MM + YY Private
Sub kodeinduk Me.txtkode.Text = MidMe.cmbvarietas.Text, 3, 3 Me.cmblokasi.Text _
MidMe.DTPtgltanam, 4, 2 RightMe.DTPtgltanam, 2
End Sub
58 k. Prosedur Validasi Kelengkapan Data
Sebelum data penting dilengkapi oleh pengguna, sistem akan menolak proses penyimpanan dan memberikan konfirmasi adanya ketidaklengkapan data
yang akan disimpan. Metode vbCrlf digunakan untuk membuat baris baru pada tampilan message box.
validasi kelengkapan data
ms = If Me.cmbvarietas.Text = Then ms = ms + VARIETAS BELUM DIISI + vbCrLf
If Me.txtasalinduk.Text = Then ms = ms + ASAL INDUK BELUM DIIISI + vbCrLf If Me.txtremske.Text = Then ms = ms + TURUNAN INDUK BELUM DIISI + vbCrLf
If Me.txtjumlah.Text = Then ms = ms + JUMLAH STEK BELUM DIISI + vbCrLf If Me.cmblokasi.Text = Then ms = ms + LOKASI BELUM DIISI + vbCrLf
If Me.txtket.Text = Then ms = ms + KETERANGAN INDUK BELUM DIISI + vbCrLf If ms Then
Call pesaninfo, ms Exit Sub
End If
l. Prosedur Validasi Data Unik Sebelum dilakukan penyimpanan data, sistem akan melakukan pengecekan
terhadap keberadaan data baru. Bila sudah terdapat data yang sama sistem akan menolak untuk melakukan proses penyimpanan.
‘validasi unik data
If cektbl_induk, indukid, Me.txtindukid.Text = False Then
MsgBox MOTHERSTOK ID = Me.txtindukid.Text ‐ Me.txtkode.Text Space5 Jumlah
= Me.txtjumlah siap, vbOKOnly + vbInformation, [PESAN] Call simpan
Else Call pesaninfo, DATA TANAMAN INDUK SUDAH ADA
End If
c. Prosedur Setting Grid List View Kode untuk melakukan pengaturan grid objek List View pada saat form
utama tanaman induk dijalankan. Kode ini dipanggil saat form utama pada even form_load.
Sub gridinduk
Dim header As ColumnHeader Me.lsdata.ColumnHeaders.Clear
Set header = Me.lsdata.ColumnHeaders.Add, , ID INDUK, 1500, lvwColumnLeft Set header = Me.lsdata.ColumnHeaders.Add, , KODE INDUK, 1500, lvwColumnLeft
Set header = Me.lsdata.ColumnHeaders.Add, , VARIETAS, 2000, lvwColumnLeft Set header = Me.lsdata.ColumnHeaders.Add, , LOKASI, 800, lvwColumnCenter
59
Set header = Me.lsdata.ColumnHeaders.Add, , ASAL, 1500, lvwColumnCenter Set header = Me.lsdata.ColumnHeaders.Add, , REMS KE, 1500, lvwColumnCenter
Set header = Me.lsdata.ColumnHeaders.Add, , TGL TANAM, 1500, lvwColumnCenter Set header = Me.lsdata.ColumnHeaders.Add, , JUMLAH, 1500, lvwColumnRight
Set header = Me.lsdata.ColumnHeaders.Add, , KETERANGAN, 4000, lvwColumnLeft End
Sub
m. Prosedur Tampil Data Kode untuk mengambil data dari basis data sesuai dengan kategori melalui
perintah sql strquery yang telah dimodifikasi agar bisa dieksekusi pada Visual Basic. Bila data ditemukan maka data tersebut akan ditampilkan dalam kontrol list
view. Perintah sql dieksekusi melalui objek recordset setelah membuka koneksi dengan basis data terlebih dahulu. Kemudian dilakukan proses pengkodean untuk
menampilkan data tersebut menggunakan kontrol objek List View.
Private Sub tampildata
strquery = select
strquery = strquery from tbl_induk inner join tbl_varietas on
strquery = strquery tbl_induk.varid = tbl_varietas.varid
strquery = strquery INNER JOIN Tbl_trans_induk ON tbl_induk.ketinduk =
tbl_trans_induk.transid Dim
i As Long i
= 1 Me.lsdata.ListItems.Clear
Call bukadb
If Me.cmbjk.ListIndex = 1 Then berdasarkan kode induk rs.Open
strquery WHERE [tbl_induk.indukid] LIKE Me.txtcari.Text ORDER BY tbl_induk.tgltanam
desc, Conn ElseIf
Me.cmbjk.ListIndex = 2 Then berdasarkan varietas rs.Open
strquery WHERE [tbl_varietas.varietas] LIKE Me.txtcari.Text ORDER BY tbl_induk.tgltanam
desc, Conn ElseIf
Me.cmbjk.ListIndex = 3 Then rs.Open
strquery where [tbl_induk.lokasiid] LIKE Me.txtcari.Text ORDER BY tbl_induk.tgltanam
desc, Conn Else
rs.Open strquery ORDER BY tbl_induk.tgltanam desc, Conn End
If pengingkatan data dari recordset ke listview databoundcontrol
Do While Not rs.EOF Me.lsdata.ListItems.Add i, , Trimrsindukid
Me.lsdata.ListItemsi.ListSubItems.Add 1, , Trimrskodeinduk Me.lsdata.ListItemsi.ListSubItems.Add 2, , Trimrsvarid ‐ Trimrsvarietas
Me.lsdata.ListItemsi.ListSubItems.Add 3, , Trimrslokasiid Me.lsdata.ListItemsi.ListSubItems.Add 4, , Trimrsasalinduk
Me.lsdata.ListItemsi.ListSubItems.Add 5, , Trimrsremske Me.lsdata.ListItemsi.ListSubItems.Add 6, , Trimrstgltanam
Me.lsdata.ListItemsi.ListSubItems.Add 7, , Trimrsjmlinduk Me.lsdata.ListItemsi.ListSubItems.Add 8, , Trimrskettransinduk
i = i + 1
60
rs.MoveNext Loop
Call tutupdb
Me.lblrecord.Caption = Me.lsdata.ListItems.Count Data Ditemukan
End Sub
o. Prosedur Simpan Data Penyimpanan data master induk melibatkan 2 buah tabel, yaitu tbl_induk
dan tbl_trans_induk. Proses pertama yang dilakukan pada prosedur ini adalah mengambil kode transaksi terakhir dari tbl_trans_induk untuk mendapatkan kode
transaksi penanaman induk. Perintah query penyimpanan disimpan dalam variabel string strquery1 dan strquery2. Strquery1 untuk sintaks perintah penyimpanan
data pada tabel_induk sedangkan strquery2 untuk penyimpanan data tbl_trans_induk.
Proses penyimpanan data ke dalam kedua tabel harus berhasil semuanya. Bila salah satu gagal maka proses penyimpanan pada kedua tabel harus
dibatalkan. Oleh karena itu, digunakanlah metode begintrans, committrans, dan RollbackTrans yang ada pada objek conn ADODB.Connection.
Metode begintrans digunakan untuk memulai transaksi baru, comittrans untuk menyimpan perubahan dari proses transaksi baru yang diawali metode
begintrans. Rollbacktrans untuk membatalkan perubahan yang terjadi saat transaksi atau mengakhiri transaksi yang gagal.
Private Sub simpan
On Error GoTo salahtransaksi
Dim strtransid As String
Dim strquery1 As String
Dim strquery2 As String
ambil data transid terbaru pemeliharaan induk
Call bukadb
rs.Open SELECT FROM tbl_trans_induk WHERE transid inselect maxtransid from
tbl_trans_induk ORDER BY transid desc, Conn
strtransid = transrs, Date, transid
Call tutupdb
simpan data pada tabel induk
strquery1 = INSERT INTO tbl_induk values Me.txtindukid.Text ,
strquery1 = strquery1 Me.txtkode.Text ,
strquery1 = strquery1 LeftMe.cmbvarietas.Text, 5 ,
strquery1 = strquery1 Me.cmblokasi.Text ,
strquery1 = strquery1 Me.txtasalinduk.Text ,
strquery1 = strquery1 Me.txtremske ,
61
strquery1 = strquery1 Me.DTPtgltanam ,
strquery1 = strquery1 Me.txtjumlah.Text ,
strquery1 = strquery1 strtransid ,
strquery1 = strquery1 Me.txtjumlah.Text
simpan data pada tabel trans_induk
strquery2 = INSERT INTO tbl_trans_induk values strtransid ,
strquery2 = strquery2 Me.txtindukid.Text ,
strquery2 = strquery2 K001,
strquery2 = strquery2 Me.DTPtgltanam ,
strquery2 = strquery2 Me.txtjumlah.Text ,
strquery2 = strquery2 Me.txtket.Text
Call bukadb
Conn.BeginTrans Conn.Execute strquery1
Conn.Execute strquery2 Conn.CommitTrans
Call
tutupdb Call
Bersih frmbroinduk.cmdrefresh.Value
= True Call
Form_Activate Exit
Sub salahtransaksi:
Conn.RollbackTrans MsgBox
PENYIMPANAN DATA GAGAL _ KARENA Err.Number Err.Description, vbInformation + vbOKOnly, [PESAN]
Call tutupdb
End Sub
p. Prosedur Update Data Kode untuk update data tidak jauh berbeda dalam algoritma proses
penyimpanan data. Hanya saja berbeda dalam perintah query untuk update data serta adanya proses update stok dengan memanggil prosedur umum updatestok.
Hal itu dikarenakan terdapat perubahan jumlah tanam awal. Perubahan jumlah tanam induk akan mengakibatkan perubahan stok tanaman induk.
On Error GoTo salahtransaksi
Dim strtransid As String
Dim strquery1 As String
Dim strquery2 As String
update pada tabel induk
Call kodeinduk
strquery1 = UPDATE tbl_induk SET
strquery1 = strquery1 kodeinduk = Me.txtkode.Text ,
strquery1 = strquery1 varid = LeftMe.cmbvarietas.Text, 5 ,
strquery1 = strquery1 lokasiid = Me.cmblokasi.Text ,
strquery1 = strquery1 asalinduk = Me.txtasalinduk.Text ,
strquery1 = strquery1 remske = Me.txtremske ,
strquery1 = strquery1 tgltanam = Me.DTPtgltanam ,
strquery1 = strquery1 jmlinduk = Me.txtjumlah.Text
strquery1 = strquery1 WHERE [indukid]= Me.txtindukid.Text
62
Call bukadb
rs.Open SELECT ketinduk FROM tbl_induk WHERE [indukid] = Me.txtindukid.Text , Conn
If rs.EOF = False Then strtransid = rsketinduk
Call tutupdb
update pada tabel trans induk
strquery2 = UPDATE tbl_trans_induk SET
strquery2 = strquery2 tgltrans = Me.DTPtgltanam ,
strquery2 = strquery2 jmlinduk = Me.txtjumlah.Text ,
strquery2 = strquery2 kettransinduk = Me.txtket.Text
strquery2 = strquery2 WHERE [transid]= strtransid
Call bukadb
Conn.BeginTrans Conn.Execute strquery1
Conn.Execute strquery2 Conn.CommitTrans
Call
tutupdb update
stok tanaman Call
updatestokinduk, Me.txtindukid.Text Exit
Sub salahtransaksi:
Conn.RollbackTrans MsgBox
PENYIMPANAN DATA GAGAL _ KARENA Err.Number Err.Description, vbInformation + vbOKOnly, [PESAN]
Call tutupdb
End Sub
q. Prosedur Hapus Data Sistem akan mengambil kode tanaman induk dari list yang dipilih oleh
pengguna, kemudian mengecek keberadaannya dalam basis data. Bila ada, sistem akan melakukan konfirmasi ulang dengan menampilkan pesan. Selanjutnya akan
dilakukan proses penghapusan data yang dipilih.
Private Sub cmdhapus_Click
Dim i As Long
Dim strnoinduk As String
strnoinduk = Me.lsdata.SelectedItem If cektbl_induk, indukid, strnoinduk = True Then
If MsgBoxYAKIN AKAN MENGHAPUS DATA INDUK strnoinduk ?, vbYesNo, [PESAN]
= vbYes Then Call bukadb
Conn.Execute DELETE FROM tbl_induk WHERE [indukid] = strnoinduk Call tutupdb
Call tampildata End If
Else Call pesaninfo, DATA TIDAK DITEMUKAN
63
End If End
Sub
r. ProsedurValidasi Data Numerik Kode program ini digunakan untuk memvalidasi data pemasukan yang
hanya menerima data numerik, misalnya adalah data kolom jumlah tanam induk. Caranya dengan membuat keputusan bila karakter KeyAscii yang diinputkan
bukanlah angka, yaitu antara Asc “0” dan Asc‘”9” maka KeyAscii diberikan nilai 0 artinya tidak ada karakter.
Private Sub txtjumlah_KeyPressKeyAscii As Integer
If Not KeyAscii = Asc0 And KeyAscii = Asc9 Or KeyAscii = vbKeyBack Or KeyAscii = vbKeyReturn
Or KeyAscii = vbKeyTab Then KeyAscii = 0 If KeyAscii = vbKeyTab Or KeyAscii = vbKeyReturn Then Me.txtket.SetFocus
End Sub
s. Prosedur Huruf Kapital. Dengan fungsi Ucase, setiap karakter masukan akan diubah ke dalam bentuk
huruf kapital.
Private Sub txtasalinduk_KeyPressKeyAscii As Integer
KeyAscii = AscUCaseChrKeyAscii If KeyAscii = vbKeyTab Or KeyAscii = vbKeyReturn Then Me.txtremske.SetFocus
End Sub
3. Simulasi Sistem
Simulasi dilakukan untuk mengetahui performansi sekaligus validasi hasil dari rancang bangun Aplikasi Simbapro Krisan Potong PT ABN. Simulasi yang
dimaksud adalah dengan memasukkan data master contoh dan data operasional produksi krisan potong. Data master diperoleh dari data contoh PT Alam Indah
Bunga Nusantara. Sementara itu, data operasional diperoleh dari mensimulasikan proses
produksi krisan, dengan menerapkan aturan bisnis PT ABN, mulai dari proses impor bibit tanaman induk, penanaman induk, pemanenan stek, hingga
pemeliharaan tanaman krisan. Karena aplikasi ini berbasis waktu maka ditentukan pula periode simulasi proses. Simulasi ini dilakukan pada 1 Oktober 2009 hingga
31 Maret 2010.
64 Simulasi data yang dihasilkan dalam proses bisnis di atas disisipkan dalam
lampiran. Data yang diperoleh tersebut kemudian diinputkan ke dalam form-form operasional yang terkait. Setelah semua data simulasi diinputkan dalam Simbapro
Krisan Potong PT ABN, selanjutnya dilakukan validasi terhadap hasil pengolahan informasi.
Informasi yang disediakan oleh Simbapro adalah Informasi Tanaman Induk, Informasi Bibit Nursery, Informasi Krisan Produksi, Informasi Operasional,
Informasi Hama dan Penyakit Tanaman. Setelah dilakukan validasi data dan informasi dengan cara membandingkan data mentah dan pengolahan
menggunakan software spreadsheet Ms Excel diperoleh hasil yang serupa. Dengan demikian, dapat disimpulkan Simbapro Krisan Potong PT ABN dapat
menyajikan data dan informasi secara valid. Produksi krisan potong diawali dengan proses impor bibit tanaman induk.
Dalam simulasi, PT ABN mengimpor tanaman induk dengan tiga varietas berbeda dari suplier PT Sugih Waras pada tanggal 28 Oktober 2009 Tabel 5. Hingga
tanggal periode 8 Maret 2010 telah dihasilkan bibit dari tiga tanaman induk awal sejumlah 87 kelompok dengan 36 jenis bibit induk dan 51 jenis bibit produksi.
Telah dihasilkan tanaman krisan produksi dari bibit itu sejumlah 30 kelompok tanaman krisan, dengan umur kelompok tertinggi 8 MST minggu
setelah tanam dan terendah umur 0 MST. Informasi detail bibit dapat diakses oleh pengguna pada form informasi bibit sedangkan informasi tanaman induk
dapat diakses pada form informasi induk. Tabel 5. Data Simulasi Impor Bibit Induk
Tglimpor Varid Varietas
Jumlah Perusahaan
Tahun
28102009 VR001 FIJI YELLOW
15000 PT SUGIH
WARAS 2009
28102009 VR002 FIJI WHITE 15000 PT SUGIH WARAS
2009 28102009 VR003 FIJI
DARK 15000
PT SUGIH WARAS 2009
Dari data simulasi impor di atas, sistem dapat menyajikan informasi dalam bentuk grafik, sehingga lebih mudah dalam menggambarkan kuantitas data.
Grafik yang tersedia memberikan pilihan grafik impor bibit berdasarkan kategori varietas bibit atau kategori supplier Gambar 20.
65 Gambar 20. Grafik Simulasi Impor Induk Tahun 2009
Simulasi penanaman tanaman induk pada tahun 2009 menunjukkan adanya kenaikan jumlah tanaman induk Tabel 6. Tanaman induk sudah bertambah dari
proses remotherstok pada bulan ke 12. Stek Pinching dari nomor pinching 2-4 dimasukkan jenis bibit induk yang telah siap untuk ditanam di lahan tanaman
induk. Tabel 6. Data Simulasi Tanam Induk Tahun 2009
Tanggal Tanam Jumlah Tanam Induk
28102009 45000
16122009 21000
23122009 27000
Berdasarkan data simulasi tanam di atas, sistem dapat menyajikan informasi dalam bentuk grafik. Grafik yang tersedia memberikan pilihan informasi
berdasarkan periode tahun tanam induk yang tersedia dalam sistem Gambar 21.
66 Gambar 21. Grafik Simulasi Penanaman Induk Tahun 2009
Setelah induk berumur 6 minggu, tanaman induk sudah dapat menghasilkan stek pucuk sebagai bahan bibit krisan. Pinching dimulai pada Desember 2009.
Total bibit yang sudah diperoleh hingga 8 Maret 2010 sejumlah 958500 batang stek. Sistem dapat menyajikan informasi grafik peroleh stek berdasarkan
kelompok bulan selama satu periode tanam Gambar 22.
Gambar 22. Grafik Simulasi Pinching Stek Tahun 2010
67 Setelah bibit stek diakarkan selama 2 minggu di Nursery, bibit telah siap
untuk ditanam di lahan produksi. Diperoleh dari simulasi hingga pada 8 Maret 2010, telah ditanam krisan produksi sejumlah 473.053 batang. Informasi lengkap
tanaman krisan disajikan dalam form informasi krisan Gambar 23.
Gambar 23. Form Informasi Krisan Simbapro Krisan Potong PT ABN Resume Krisan memberikan ringkasan informasi tentang tanaman krisan
produksi selama periode aktif. Dalam form tersebut memberikan informasi jumlah tanam krisan hingga tanggal 8 maret 2010 sejumlah 473053 batang, terjadi seleksi
hama penyakit sebanyak 563. Keberhasilan produksi krisan sebesar 99,88. Selain sistem menyajikan informasi dalam form informasi krisan baik
berkaitan dengan stok, pemeliharaan lokasi, jadwal pemanenan, ringkasan periode aktif, sistem juga memberikan penyajian informasi grafik stok tanaman detail per
lokasi tanaman Gambar 24. Simbapro Krisan Potong PT ABN juga menyediakan fasilitas guna
melakukan pengecekan atau penelusuran generasi tanaman. Hal ini kadang dilakukan untuk menelusur bila ada kasus seperti kualitas bunga yang buruk.
68 Dengan Form Penelusuran Tanaman Krisan dapat diketahui data histori tanaman
krisan tersebut. Misal dalam simulasi adalah tanaman krisan dengan kode 100204001 adalah krisan varietas Fiji Yellow berasal dari bibit kode 100303004
yang ditanam pada 5 Januari 2010 di lokasi A06 Gambar 25.
Gambar 24. Grafik Simulasi Krisan Lokasi A06 Tahun 2010
Gambar 25. Penelusuran Generasi Krisan Id 1002040001
69 Informasi lainnya dari simulasi data ini adalah informasi perkembangan
hama dan penyakit endemik. Info perkembangan penyakit tanaman disajikan dalam bentuk grafik perkembangan hama dan penyakit krisan baik secara general
maupun detail per lokasi dan per jenis hama dan penyakit Gambar 26.
Gambar 26. Grafik Simulasi Perkembangan HPT Tahun 2009 Fungsi penting lainnya yang disediakan oleh Simbapro Krisan Potong PT
ABN adalah dukungan pengendalian operasi. Dukungan sistem adalah dengan menyediakan informasi tentang jadwal pemeliharaan tanaman dan waktu kritis
dalam produksi krisan potong serta penyediaan akses informasi SOP kegiatan yang bersesuaian.
Pemeliharaan tanaman diperlukan untuk memastikan semua kebutuhan pertumbuhan tanaman berjalan dengan baik, yaitu penyediaan lingkungan mikro
tanaman misalnya nutrisi, cahaya, dan kelembapan yang tepat. Pemeliharaan tanaman menyesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Manajemen produksi telah
membuat standar pemeliharaan tanaman berdasarkan umur minggu setelah tanam sebagai acuannya.
Dengan Simbapro Krisan Potong PT ABN, rule business tersebut diotomatisasi menghasilkan informasi pemeliharaan tanaman baik tanaman induk
maupun tanaman krisan produksi termasuk kegiatan kritis lainnya, yaitu dengan melakukan perhitungan umur tanaman secara real time dan mengambil basis data
70 prosedur pemeliharaan yang bersesuaian dengan umur tanaman. Contoh informasi
pemeliharaan tanaman induk yang ditampilkan pada Gambar 27.
Gambar 27. Informasi Pemeliharaan Induk Para pengguna, dalam hal ini misal bagian MSN, akan mengetahui bahwa
kelompok tanaman induk tertentu berada dalam kategori pemeliharaan tertentu. Bila pengguna ingin melihat aktivitas detail pemeliharan mingguan maka
pengguna dapat memperolehnya dengan mengklik 2 kali baris tanaman induk yang dimaksud. Sistem akan menampilkan informasi detail kegiatan tanaman
induk dipilih Gambar 28.
71 Gambar 28. Informasi Detail Pemeliharaan Induk Minggu ke-21
Bila pengguna ingin mengetahui lebih jauh tentang SOP dari suatu kegiatan maka pengguna dapat mengaksesnya dengan menekan tombol Lihat SOP. Sistem
akan menampilkan SOP kegiatan yang dimaksud Gambar 29.
Gambar 29. SOP Kegiatan Irigrasi Drip
72
E. Perawatan Sistem
Pada tahap ini dilakukan evaluasi Simbapro Krisan Potong PT ABN oleh pengguna secara langsung. Kemudian diperoleh beberapa saran dan perbaikan
awal. Masukan-masukan dari pengguna dijadikan sebagai dasar dilakukannya perbaikan maupun modifikasi sistem.
Proses perawatan ini akan terus dilakukan sejak sistem diimplementasikan secara nyata dalam sistem produksi krisan potong, sehingga data dan informasi
yang disediakan oleh sistem benar-benar berguna dalam mendukung sistem produksi krisan potong yang efektif dan efisien.
Pemeliharaan awal dilakukan pada 11 Februari 2010 Pengguna yang melakukan uji coba awal adalah Manager QC pada PT ABN sebagai ahli. Dari
uji coba ini diperoleh tanggapan cara pengoperasian, saran detail informasi dan kelengkapan laporan yang harus disediakan oleh sistem.
Berdasarkan tanggapan pengguna dari sisi cara pengoperasian, sistem basis data ini mudah dalam pengoperasian atau user friendly. Dari aspek informasi yang
disediakan, berdasarkan ruang lingkup yang diteliti sudah mencukupi. Walaupun demikian, masih terdapat peluang untuk pengembangan lebih lanjut pada saat
diimplementasikan. Sementara itu dalam aspek penyediaan laporan masih perlu untuk dilengkapi.
Modifikasi yang telah dilakukan adalah pendetailan dalam pemasukan data seleksi tanaman. Dilakukan pembedaan seleksi akibat kegagalan fisiologi tanaman
serta akibat infeksi hama dan penyakit tanaman yang sebelumnya hanya satu data seleksi tanaman saja. Penyediaan informasinya juga disesuaikan dengan
perubahan yang terjadi. Modifikasi dapat dilihat pada gambar informasi ringkasan tanaman krisan
Gambar 30. Dengan modifikasi ini diketahui besar prosentase kematian tanaman akibat kegagalan fisiologi serta serangan hama dan penyakit tanaman.
Berdasarkan data simulasi yang dilakukan kerusakan akibat serangan hama dan penyakit sebesar 0,12 sedangkan fisiologi 0 tidak ada kasus. Pengguna
dapat melihat detail organisme yang menyerang dengan mengklik tombol detail pada form informasi tanaman krisan produksi tab resume krisan Gambar 31.
73 Gambar 30. Informasi Resume Tanaman Krisan Tahun 2010
Gambar 31. Informasi Detail Seleksi HPT Krisan Produksi
74
E. Kelebihan dan Kekurangan Sistem 1.