62 Jumlah surplus usaha di Kota Bogor dalam perekonomian Kota Bogor
pada Tahun 2008 adalah sebesar Rp 2.8 triliun. Sektor pertanian Kota bogor memiliki nilai surplus usaha sebesar 47.68 milyar, apabila sektor pertanian lebih
dikembangkan maka akan dapat memberikan nilai surplus usaha yang lebih besar. Nilai surplus usaha terbesar dimiliki oleh sektor Perdagangan, hotel dan restoran
dan industri pengolahan dengan nilai masing-masing sebesar 1.5 triliun dan 330 milyar. Tingginya nilai surplus usaha sektor perdagangan menandakan bahwa
Kota Bogor memiliki lingkungan perekonomian yang ramah dan mendukungnya tumbuhnya sektor perdagangan kecil dan menengah. Nilai penyusutan sektor
pertanian hanya sebesar Rp 0.67 milyar. Jumlah nilai penyusutan di Kota Bogor dalam perekonomian tahun 2008 adalah sebesar Rp 460 milyar.
Komponen akhir lainnya dari struktur nilai tambah bruto adalah pajak tidak langsung. Jumlah nilai pajak tidak langsung di Kota Bogor adalah sebesar
Rp 228.36 milyar. Sektor pertanian Kota Bogor memiliki nilai pajak tidak langsung sebesar Rp 0.586 milyar. Nilai pajak tidak langsung terbesar dimiliki
oleh sektor Perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar Rp 148.1 milyar dan industri pengolahan memiliki nilai pajak tidak langsung sebesar Rp 37.8 milyar.
6.2. Pembiayaan Pertanian dalam Struktur APBD Kota Bogor
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupatenkota yang terdiri
dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah daerah
atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang
63 undangan. Berdasarkan strukturnya, belanja dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu belanja langsung dan belanja tidak langsung. Berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006, belanja langsung
merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung meliputi belanja pegawai, belanja barang
dan jasa, serta belanja modal. Sedangkan belanja tidak langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait secra langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan. Belanja tidak langsung meliputi belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, bagi hasil dan keuangan tak terduga.
Menurut Kepmendagri No.29 Tahun 2002 struktur belanja dibagi menjadi tiga bagian yaitu untuk aparatur dan pelayanan publik, belanja bagi hasil dan
bantuan keuangan, serta belanja tidak tersangka. Belanja aparatur dan pelayanan publik terdiri dari belanja administrasi umum. Belanja operasional dan
pemeliharaan, serta belanja modal. Dalam penelitian ini, akan dilihat struktur belanja berdasarkan Kepmendagri No. Kepmendagri No.29 Tahun 2002 dan dapat
dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. APBD Sektor Pertanian Kota Bogor Tahun 2005-2012
No Tahun
Belanja Administrasi
Umum Belanja
Operasional dan Pemeliharaan
non DAK
Dana Alokasi Khusus DAK
Total APBD Sektor
Pertanian
1 2005
- 1 954 599 150
- 1 954 599 150
2 2006
- 5 436 487 750
1 463 000 000 6 899 487 750
3 2007
145 856 000 7 408 575 125
1 476 100 000 9 030 531 125
4 2008
365 806 000 3 520 758.000
881 000 000 4 767 564 000
5 2009
282 781 600 2 603 410 000
- 2 886 191 600
6 2010
297 092 000 4 493 116 000
- 4 790 208 000
7 2011
292 586 000 3 000 966 000
3 791 620 000 7 085 172 000
8 2012
841 379 600 10 831 971 425
350 000 000 11 673 351 025
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor Tahun 2012 diolah.
64 Berdasarkan Tabel.15 dapat dilihat bahwa, Jumlah APBD sektor pertanian
Kota Bogor mengalami fluktuasi dikarenakan program-program kegiatan yang dilaksanakan pada setiap tahun terdapat perbedaan sehingga jumlah dana yang
dianggarkan sesuai dengan kebutuhan program tersebut. Belanja administrasi umum terdiri belanja pengelolaan gaji tenaga kerja kontrak, dan pemeliharaan
inventaris rumah tangga SKPD. Sedangkan Belanja Operasional dan Pemeliharaan BOP berkaitan langsung dengan kegiatan operasional suatu
program yang telah direncanakan. Program yang dianggap menjadi suatu program prioritas, dalam pembiayaannya akan dibantu dengan adanya Dana Alokasi
Khusus DAK dan dimasukan dalam anggaran BOP. Semua program kegiatan dilaksanakan untuk menunjang pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan
Pangan dan Sistem Usaha Agribisnis. DAK
adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu yang memenuhi kriteria yang ditetapkan
setiap tahun untuk mendapatkan alokasi DAK dan tidak semua daerah mendapatkan alokasi DAK. Fungsi DAK adalah untuk membantu pembiayaan
kebutuhan khusus yang merupakan urusan daerah dan merupakan prioritas utama. Kota Bogor mendapatkan DAK pada bidang pertanian dan perikanan, karena
sektor ini memiiki potensi yang besar untuk dikembangkan dan dapat mensejahterakan masyarakat.
Pada tahun 2005 jumlah APBD sektor pertanian sebesar Rp 1.95 milyar untuk pelaksanaan 18 program kegiatan. Pada tahun 2006 jumlah APBD sektor
pertanian sebesar Rp 6.9 milyar untuk pelaksanaan 23 program kegiatan. Pada tahun 2007 Kota Bogor mendapat DAK sebesar Rp 1.47 milyar sehingga jumlah
65 APBD sektor pertanian mencapai Rp 9 milyar untuk pelaksanaan 25 kegiatan.
DAK diberikan pada bidang pertanian dan perikanan. Pada tahun 2008 jumlah APBD sektor pertanian sebesar Rp 4.77 milyar termasuk didalamnya DAK
pertanian, kelautan dan perikanan serta dana pendamping yang seluruhnya berjumlah 0.88 milyar untuk pelaksanaan 23 program kegiatan.
Pada tahun 2009 jumlah APBD sektor pertanian sebesar Rp 2.89 milyar unruk pelaksanaan 20 program kegiatan. Pada tahun 2010 jumlah APBD sektor
pertanian sebesar Rp 4.8 milyar untuk pelaksanaan 25 program kegiatan. Pada tahun 2011, jumlah APBD sektor pertanian sebesar Rp 7 milyar untuk
pelaksanaan 20 program sedangkan untuk tahun 2012 jumlah APBD sektor pertanian di Kota Bogor sebesar Rp 11.67 milyar untuk pelaksanaan 29 program
kegiatan pertanian. APBD sektor pertanian digunakan untuk pembiayaan pelaksanaan
program pertanian dalam mewujudkan visi Dinas Pertanian Kota Bogor “Mewujudkan Agribisnis Perkotaan untuk Mendukung Bogor Kota Perdagangan”.
Program yang dilaksanakan mengacu pada tiga program dasar yaitu program peningkatan produksi pertanian, program pencegahan dan penanggulangan
penyakit ternak serta program peningkatan pemasaran hasil produk pertanian. Untuk melihat lebih detail struktur pembiyaan pembangunan pertanian Kota
bogor maka dapat dilihat pada Gambar 8.
66
Sumber : Dinas Pertanian Kota Bogor, 2012 diolah
Gambar 8. APBD Sektor Pertanian Kota Bogor diolah Tahun 2005-2012
Apabila dalam sektor pertanian terjadi kenaikan belanja pemerintah maka akan menggeser pengeluaran yang direncanakan ke atas, kenaikan belanja
pemerintah sebesar ∆G meningkatkan pengeluaran yang direncanakan sebesar jumlah itu untuk semua tingkat pendapatan
.
Kenaikan dalam pendapatan ∆Y melebihi kenaikan belanja pemerintah ∆G, jadi kebijakan fiskal dapat memiliki
dampak pengganda terhadap pendapatan. Untuk itu diperlukan dukungan dari pemerintah Kota Bogor untuk sektor pertanian berupa representasi jumlah
anggaran belanja yang dikeluarkan.
6.3. Keterkaitan Sektor Pertanian dengan Sektor Hulu dan Sektor Hilir