33 ekonomi umumnya merupakan perubahan peningkatan satu unit permintaan akhir
suatu sektor, mencakup stimulus perubahan output, pendapatan dan tenaga kerja. Di dalam model input-output, rumah tangga dapat diperlakukan sebagai
aktor endogen atau eksogen. Dalam kondisi biasa, rumah tangga diperlakukan sebagai sektor yang eksogen dengan asumsi bahwa rumah tangga memiliki
perilaku sendiri yang dapat memutuskan pengeluaran mereka. Namun dalam kondisi riil, perilaku pengeluaran rumah tangga dipengaruhi oleh pendapatan yang
diperolehnya sebagai hasil bekerja dari sektor produksi. Dalam kondisi ini rumah tangga diperlakukan sebagai variabel endogen sehingga seakan-akan seperti posisi
sektor produksi yang lain di dalam sektor antara Bappeda Kota Bogor, 2012.
2.3. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang dampak pengeluaran pemerintah maupun tentang peranan sektor pertanian dalam perekonomian wilayah telah banyak dilakukan,
baik dengan menggunakan analisis Input-Output maupun dengan analisis yang lain. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat dilihat peranan sektor
pertanian masih memiliki peranan penting dalam upaya peningkatan perekonomian suatu wilayah.
Menurut Puspitawati 2000 dalam Tesis yang berjudul Analisis Peranan Sektor Pertanian dan Industri Pengolahan terhadap Perekonomian Propinsi
Kalimantan Timur Berdasarkan Analisis Input- Output, hasil analisis menunjukan bahwa sektor pertanian yang menghasilkan output dan nilai tambah
terbesar adalah sektor : kelapa sawit, padi,perikanan, pengeringan dan lain-lain, sayuran dan karet. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian mempunyai
peranan yang penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara.
34 Sektor pertanian dan sektor ekonomi lainnya memiliki niolain keterkaitan yang
relatif tinggi, hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian mendukung sektor ekonominya dalam perekonomian Sumatera Utara. Dampak terbesar perubahan
pengeluaran konsumsi pemerintahdan rumah tangga terhadap output sektor ekonomi, terdapat pada sayur-sayuran dan unggas dan peternakan lainnya.
Sehingga sektor tersebut menjadi andalan bagi kebijakan pemerintah untuk meningkatkan PDRB Sumatera Utara.
Menurut Arnella 2001 dalam Disertasinya yang berjudul “Analisis
Dampak Pengeluaran Pemerintah di Sektor Pertanian terhadap Kinerja Sektor Pertanian di Provinsi Jawa Barat
” dijelaskan bahwa metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Input-Output dengan data
diambil dari tabel Input-Output Provinsi Jawa Barat tahun 1999. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa alokasi dana pengeluaran pemerintah pada sektor pertanian
berdampak langsung pada pembentukan total output, pendapatan, tenaga kerja dan nilai tambah secara absolut lebih besar dibandingkan sektor industri ,
pertambangan dan sektor perdagangan. Hal ini disebabkan alokasi dana pengeluaran pemerintah yang diberikan pada sektor pertanian jauh lebih besar dari
ketiga sektor lainnya. Namun apabila dilihat secara proporsi terhadap nilai total, sektor pertanian menempati peringkat ketiga dari empat sektor yang diteliti.
Pengeluaran pemerintah yang diberikan pada sektor pertanian ternyata kurang mendukung kinerja sektor pertanian. Karena dari analisis menghasilkan efek
pengganda pendapatan yang relatif rendah jika dibandingkan dengan jumlah tenaga kerjanya. Selain itu, pembentukan output yang dihasilkan juga lebih rendah
dibandingkan tiga sektor yang dianalisis.
35 Menurut Putri 2008 dengan judul
“Peran Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Provinsi Bangka B
elitung Analisis Input Output” dijelaskan bahwa metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
Input-Output dengan data diambil dari tabel Input-Output Provinsi Bangka Belitung tahun 2005. Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan analisis
keterkaitan, dampak penyebaran, dan multiplier, sektor pertanian tidak dapat dijadikan sebagai Leading Sector meskipun sektor tersebut mempunyai kontribusi
terbesar terhadap PDRB dan penyerapan tenaga kerja. Dari hasil analisis dalam studi ini, Leading Sector dimiliki oleh sektor industri pengolahan karena sektor
tersebut memiliki keterkaitan dan multiplier efek yang paling besar diantara
sektor-sektor lainnya.
Menurut Wibowo 2009, dalam skripsinya yang berjudul Analisis Peranan Sektor Pertanian dan Dampak Investasinya terhadap Perekonomian
Provinsi Jawa Timur Analisis Input-Output menunjukan bahwa nilai keterkaitan ke depan terbesar ada pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sedangkan
nilai keterkaitan ke depan sektor pertanian berada di urutan ketujuh dari sembilan sektor. Nilai keterkaitan ke belakang terbesar ada pada sektor listrik, gas, dan air
minum, sedangkan nilai keterkaitan ke belakang sektor pertanian berada di urutan terakhir. Analisis dampak penyebaran menunjukkan bahwa sektor perdagangan,
hotel, dan restoran mampu meningkatkan pertumbuhan sektor yang memakai input dari sektor ini karena nilai kepekaan penyebarannya lebih dari satu,
sedangkan sektor pertanian tidak mampu meningkatkan pertumbuhan sektor yang memakai input dari sektor ini karena nilai kepekaan penyebarannya kurang dari
satu. Sektor listrik, gas, dan air minum mampu mendorong pertumbuhan industri
36 hulunya karena nilai koefisien penyebarannya lebih dari satu, sedangkan sektor
pertanian tidak mampu mendorong pertumbuhan industri hulunya karena nilai koefisien penyebarannya kurang dari satu. Sesuai dengan analisis multiplier
menunjukkan bahwa sektor listrik, gas, dan air minum memiliki nilai multiplier output dan tenaga kerja terbesar. Sektor Lembaga Keuangan, Usaha Bangunan,
dan Jasa Perusahaan memiliki nilai multiplier pendapatan terbesar, sedangkan sektor pertanian nilai multiplier output dan tenaga kerjanya berada di urutan
terakhir, dan multiplier pendapatannya berada di urutan ke delapan dari sembilan sektor.
Perbedaan penelitian Dampak Belanja Daerah di Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Wilayah Kota Bogor dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah
dari segi lokasi yang mengambil sektor pertanian di perkotaan. Penelitian ini tidak hanya menganalisis mengenai peranan sektor pertanian, tetapi juga menganalisis
dampak dari pengeluaran pemerintah berupa dana APBD.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Operasional
Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian
“Dampak Belanja Daerah di Sektor Pertanian terhadap Perekonomian Wilayah Kota Bogor” yang menggunakan analisis Input
Output. Sektor pertanian merupakan sektor primer yaitu dimana output dari sektor
pertanian akan dijadikan input oleh sektor-sektor lain. Pertanian masih memiliki peranan penting dalam kontribusi PDRB sehingga keberadaan sektor pertanian
perlu mendapat dukungan khusus dari setiap daerah yang memiliki lahan pertanian. Permasalahan yang dihadapi oleh sektor pertanian adalah output dari
sektor pertanian memiliki harga yang berfluktuasi yang dapat menyebabkan petani sering mengalami kerugian sehingga pada umumnya kondisi ekonomi
petani masih dibawah garis kemiskinan. Untuk mendukung sektor pertanian maka diperlukan program kegiatan pertanian yang menunjang agar dapat meningkatkan
pendapatan petani. Program kegiatan yang dapat dilakukan untuk sektor sektor pertanian
misalnya seperti program intensifikasi pertanian, peningkatan produksi ternak, pembibitan kultur jaringan dan lain-lain. Dalam pelaksanaan program-program
tersebut tentunya memerlukan dana dalam pelaksanaan operasional. Besaran proporsi dana yang dikeluarkan di sektor pertanian menggambarkan seberapa
besar dukungan pemerintah terhadap sektor pertanian. Anggaran belanja di sektor pertanian sangat dibutuhkan oleh para petani karena dapat menjadi insentif para