Ilustrasi Tabel Input-Output Pendekatan Input-Output

25 menunjukan transaksi yang tidak berhubungan dengan sisem produksi. Secara bersama-sama keempat kuadran tersebut merupakan klasifikasi transaksi yang logis dan konsisten dalam perhitungan nasional maupun regional serta merupakan dasar analisis ekonomi dengan menggunakan analisis input-output.

2.2.3. Ilustrasi Tabel Input-Output

Alokasi Output Struktur Input Intermediate Demand Final Demand Total Output Production Sectors 1 J N Intermediate Input Production Sector 1 X 11 X 1j X 1n F 1 X 1 J X j1 X jj X jn F j Xj N X n1 X jn X nn F n Xn Primary Input V 1 V j V n Total Input X 1 X j X n Sumber : BPS, 2008 Gambar 4. Ilustrasi Tabel Input-Output Hubungan sepanjang baris menunjukan alokasi output dari sektor i kepada intermediate sektor, yaitu sektor 1, j hingga sektor-n, serta kepada final demand F. Keseluruhan output yang dihasilkan oleh sektor produksi ini ditunjukan oleh X 1 hingga X n. Maka dengan persamaan matematis, hubungan baris ini dapat dinotasikan sebagai berikut : �� + �� = �� � =1 1 26 Dimana : X ij : banyaknya output sektor i yang digunakan oleh sektor j sebagai input produksi Fi : permintaan akhir terhadap sektor i terdiri dari konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pembentukan nilai tambah bruto, perubahan stok dan ekspor. I : 1, 2, 3,........, n X i : jumlah output total sektor i Hubungan sepanjang kolom menunjukan pemakaian penggunaan intermediate input dan primary input oleh masing-masing sektor ekonomi. Persamaan yang menyatakan hubungan sepanjang kolom dinotasikan sebagai berikut : �� + = � � �=1 2 Dimana : X ij : banyaknya input yang digunakan sektor j yang berasal dari sektor i V ij : input primer terhadap sektor j terdiri dari upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, indirect taxes dan impor J : 1, 2, 3,......., n Berdasarkan kedua persamaan diatas , terlihat pada tabel angka-angka yang terdapat pada sel-sel tabel input output memperlihatkan suatu jalinan yang saling mengait dari berbagai kegiatan sektor ekonomi. Sebagai ilustrasi dapat dilihat pada tabel 1 dimana output X 1 dialokasikan dan didistribusikan sepanjang baris sebesar X 11 , X 1i , dan X 1n , masing-masing untuk memenuhi permintaan antara sektor 1, i, dan n. Sedangkan sisanya sebesar F 1 dialokasikan untuk 27 memenuhi permintaan akhir. Maka dalam bentuk persamaan, hubungan masing- masing output diatas dapat dinotasikan dengan : X 11 + X ij + X in + F 1 = X 1 : : : : : X 1n + X nj + X nn + F n = X n Sedangkan inputnya, dapat dibuat dengan persamaan sebagai berikut : X 11 + X i1 + X n1 + V 1 = X 1 : : : : : X n1 + X in + X nn + V n = X n Input yang digunakan dalam suatu sektor merupakan fungsi tingkat output dalam sektor bersangkutan dan bersifat unik. Koefisien input dapat diperoleh dengan membandingkan antara output sektor i yang dipergunakan sebagai input sektor j X ij dengan jumlah total input sektor j, atau dapat dinotasikan dengan : α ij = �� � 3 Koefisen input menggambarkan hubungan antara output dan inputnya, atau lebih jelas menunjukan jumlah input yang dibutuhkan oleh setiap sektor untuk menghasilkan output senilai satu unit. Di dalam analisis input output, hubungan ini bersifat tetap. Besaran hubungan ini tidak berubah walaupun terdapat peningkatan-peningkatan output dalam perekonomian. Hal ini dikarenakan proses produksi didalam analisis input output mengikuti fungsi produksi Leontief yang bersifat return to scale. Fungsi produksi yang demikian menyatakan bahwa proses produksi yang optimal di sepanjang expansion path diperoleh dengan proporsi penggunaan input yang konstan. Di sepanjang isoquant 28 dari suatu proses produksi hanya terdapat satu titik optimal produksi Bappeda Kota Bogor, 2012. Menurut Daryanto 2010 dengan menggunakan model Input-Output dapat diketahui arah distribusi suatu output, dan input yang digunakan oleh sektor tesebut. Pada Gambar 5. akan dijelaskan mengenai distribusi output pada suatuu sektor jika dilihat dari sisi permintaan. Sumber: Daryanto A, 2010 Gambar 5. Model Sederhana Input-Ouput 2.2.4. Asumsi dan Keterbatasan Model Input-Output Model I-O didasarkan atas beberapa asumsi. Asumsi itu dintaranya adalah: 1 homogenitas, yang berarti suatu komoditi hanya dihasilkan secara tunggal oleh suatu sektor dengan susunan yang tunggal dan tidak ada substitusi output diantara berbagai sektor, 2 liniearitas, ialah prinsip dimana fungsi produksi bersifat linier dan homogen. Artinya perubahan suatu tingkat output selalu didahului oleh perubahan pemakaian input yang proporsional, dan 3 aditivitas ialah suatu Tenaga Kerja Input Primer Lainnya Teknologi Permintaan Antara Permintaan Akhir Total Permintaan Permintaan akhir Konsumsi Rumah tangga 29 prinsip dimana efek total dan pelaksanaan produksi diberbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah. Hal ini berarti bahwa semua pengaruh diluar sistem input-output diabaikan. Berdasarkan asumsi tersebut, maka tabel I-O sebagai model kuantitatif memiliki keterbatasan, yakni bahwa koefisien teknis diasumsikan tetap konstan, maka teknologi yang digunakan oleh sektor-sektor ekonomi dalam proses produksi pun dianggap konstan. Akibat perubahan kuantitas dan harga input akan selalu sebanding dengan perubahan kuantitas dan harga output Daryanto A, Hafizrianda A, 2010.

2.2.5. Manfaat Analisis Input-Output