31
2.2.7. Matriks Kebalikan
Matriks kebalikan yang diturunkann dari suatu tabel input output merupakan bilangan-bilangan pengganda multiplier yang dipakai untuk
menghitung dampak dari suatu perubahan dari suatu variabel makro terhadap variabel makro lainnya. Matriks kebalikan dihitung dari koefisien input antara A
dan merupakan bilangan pengganda antarsektor yang saling mempengaruhi secara beruntun dalam proses produksi.
Sesuai dengan jenis transaksi yang digunakan, matriks koefisien input antara ada dua jenis, yaitu matriks input antara untuk transaksi domestik atau
matriks A
d
. Jika yang akan dihitung adalah matriks kebalikan untuk transaksi total maka
rumus yang digunakan adalah I-A, sedangkan untuk transaksi domestik dipakai rumus I- A
d
. I dalam kedua rumus tersebut adalah matriks identitas, yakni suatu matriks yang isinya 1 untuk sel-sel diagonal dan 0 untuk semua sel di luar
diagonal. Berdasarkan rumus diatas, maka matriks kebalikan yang dihitung adalah
I-A
-1
atau I- A
d -1
. Secara matematis, matriks kebalikan I- A
d -1
dalam model input output menunjukan koefisien arah yang menghubungkan output dan
permintaan akhir domestik. Tambunan, 2003
2.2.8. Analisis Keterkaitan
Keterkaitan yang antar sektor dalam aliran input dan output akan mengakibatkan terjadinya dampak ekonomi. Dampak yang pertama adalah
dampak terhadap penggunaan input. Jika sebuah sektor j outputnya meningkat, maka peningkatan output tersebut atau untuk meningkatkan output tersebut
32 dibutuhkan penggunaan input yang lebih banyak dari sektor ekonomi yang lain
yang memproduksi output yang digunakan sebagai input antara oleh sektor tersebut. Dampak ini karena adanya hubungan dari sisi permintaan demand side.
Dampak yang kedua disebabkan karena adanya peningkatan output sektor j itu juga mengakibatkan alokasi output dari sektor j semakin banyak digunakan oleh
sektor-sektor ekonomi lainnya yang menggunakan output sektor j sebagai input antara dalam kegiatan produksi. Dampak ini terjadi karena adanya hubungan dari
sisi penawaran supply side Bappeda Kota Bogor, 2012. Ada suatu pemikiran bahwa sektor-sektor yang memiliki koefisien
keterkaitan ke belakang dan ke depan paling tinggi dikatakan sebagai sektor- sektor yang memiliki basis domestik baik dari sisi input maupun output. Artinya
sektor-sektor tersebut lebih banyak menggunakan input antara yang berasal dari produksi domestik, dan lebih banyak menjual outputnya untuk memenuhi
kebutuhan input antara dari sektor produksi domestik. Dengan kata lain lebih sedikit menggunakan input yang berasal dari impor, dan lebih sedikit digunakan
untuk memenuhi permintaan ekspor. Sektor-sektor semacam ini sangat dibutuhkan dalam pembangunan ekonomi wilayah yang berkelanjutan. Untuk
menganalisis sektor yang dimaksudkan tersebut maka sebaiknya digunakan dua indeks keterkaitan Ramussen yaitu daya penyebaran dan derajat kepekaan.
Daryanto,A.2010.
2.2.9 Analisis Multiplier