Definisi Kelembagaan TINJAUAN PUSTAKA

15 tabung reaksi. Apabila pada dinding tabung reaksi terdapat endapan maka terdapat penyimpangan mutu susu misalnya susu menjadi masam Santosa, 2009. Kelembagaan dalam usahaternak sapi perah sangat berperan dalam menunjang pembangunan. Karena apabila kelembagaan tersebut dibangun atas dasar partisipasi masyarakat sendiri, maka akan lebih mengedepankan kepentingan kelembagaan dibandingkan dengan kepentingan individu. Bentuk kelembagaan pada agribisnis peternakan sapi perah terdiri atas kelompok usaha koperasi dan nonkoperasi. Kelompok koperasi meliputi kelompok tani ternak, gabungan kelompok dan koperasi. Sedangkan bentuk kelembagaan non koperasi adalah kolektor susu, pemasok pakan, obat-obatan dan sarana peternakan sapi perah Santosa, 2009.

2.5 Analisis Pendapatan

Pendapatan ሺߨሻ menurut Soekartawi 2002 adalah selisih antara penerimaan atau total revenue TR dan semua biaya atau total cost TC. Sehingga diperoleh rumus π = TR – TC. Pendapatan usahatani merupakan ukuran keuntungan yang digunakan sebagai pembanding dalam beberapa usahatani. Pendapatan usahatani diperoleh dari selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Sehingga keuntungan yang didapatkan petani ditentukan dari besar atau kecilnya biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh petani Aryani, 2009. Menurut Suratiyah 2008 besarnya biaya dan pendapatan usahatani dipengaruhi oleh dua faktor yaitu: 1. Faktor internal dan eksternal Faktor internal maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani. Faktor internal yang dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan antara lain umur petani, pendidikan, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan, dan modal. Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan adalah ketersediaan input, permintaan output, dan harga input dan output. 2. Faktor manajemen Petani harus dapat mengatasi faktor ekternal yang selalu berubah. Petani sebagai juru tani harus dapat melaksanakan usahataninya dengan sebaik- 16 baiknya dengan menggunakan faktor produksi dan tenaga kerja secara efisien sehingga akan memperoleh manfaat setinggi-tingginya. Selain sebagai juru tani, petani juga bertindak sebagai manajer yang harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis, sehingga didapatkan hasil yang akan memberikan pendapatan yang maksimal. Agar dapat mengantisipasi perubahan supaya tidak salah pilih dan merugi, petani memerlukan berbagai informasi tentang kombinasi faktor produksi dan informasi mengenai harga, baik harga input maupun output.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis kelembagaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Adina 2012 mengenai kualitas Gapoktan di Desa Banyuroto Kabupaten Magelang diperoleh beberapa informasi penting tentang pengelolaan kelembagaan yang ada dalam Gapoktan Desa Banyuroto, yaitu: 1. Gapoktan Desa Banyuroto merupakan kelembagaan petani formal yang memiliki struktur dan infrastruktur aturan main kelembagaan yang sudah baik. Hal ini tercermin dari indikator penting seperti Gapoktan Desa Banyuroto bekerjasama dan mempunyai hubungan yang harmonis antar aktor serta antar stakeholders terkait. 2. Total biaya transaksi yang dikeluarkan untuk kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto mencapai Rp 533.980.000. Biaya transaksi ini ada yang hanya dikeluarkan sekali ada yang rutin dikeluarkan setiap tahunnya. Biaya tersebut terbagi menjadi tiga bagian yaitu biaya pembentukan kelembagaan, biaya sosialisasi kelembagaan, dan biaya operasional bersama. Biaya ini bersumber dari anggaran pemerintah dan iuran yang dikeluarkan oleh anggota Gapoktan Desa Banyuroto. 3. Kualitas dari kelembagaan Gapoktan Desa Banyuroto tersebut mampu mendorong motivasi dan partisipasi petani untuk terus menjaga semangat pertanian selaras dengan perkembangan dan inovasi teknologi pertanian serta menyelesaikan permasalahan yang ada secara bersama-sama.