KERANGKA PEMIKIRAN Analisis Keberlanjutan Dan Peran Kelembagaan Kelompok Tani Sapi Perah Terhadap Pendapatan Anggota Kelompok (Studi Kasus : Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon, Jakarta Timur)
27 Tabel 4.6 Selang tingkat kepentingan peternak terhadap kelompok dalam
melaksanakan kegiatan usaha sapi perah
No Tingkat kepentingan
Jumlah nilai 1
Tinggi 59 – 75
2 Sedang
42 – 58 3
Rendah 25 – 41
4.4.2 Analisis Status Keberlanjutan Sustainability Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon
Kelompok tani yang berkelanjutan menunjukkan bahwa kelompok memiliki pengelolaan kelembagaan yang baik. Pengelolaan kelembagaan kelompok tani
yang baik adalah kelompok tani yang memiliki kejelasan dalam batasan keanggotaan, struktur organisasi dan aturan main, mekanisme pemberian sanksi
dan resolusi konflik, aturan konstitusional kelompok yang dapat mengubah atau membuat peraturan kelompok serta mendapat pengakuan dari pemerintah
mengenai keberadaan kelompok. Analisis keberlanjutan kelembagaan dilakukan dengan memberikan
penilaian atau scoring dari skala 1 sampai 3 terhadap parameter yang telah ditentukan. Skor 3 = tinggi, 2 = sedang dan 1 = rendah Septian, 2010.
Selanjutnya ditentukan selang untuk dapat menentukan status keberlanjutan Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon. Penentuan nilai
selang diperoleh dari selisih skor tertinggi dengan skor terendah dibagi jumlah kategori jawaban Umar, 2005. Tabel 4.7 menyajikan parameter dalam
menentukan status keberlanjutan dari kelompok tani. Tabel
4.7 Parameter dalam menentukan status keberlanjutan kelembagaan
Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon
No Parameter
Keterangan 1
Ada tidaknya batasan
keanggotaan - Tinggi, terdapat peraturan mengenai batasan keanggotaan kelompok dan
syarat-syarat bergabung menjadi anggota yang tertulis secara jelas dalam ADART kelompok
- Sedang, terdapat peraturan mengenai batasan keanggotaan kelompok dan syarat-syarat bergabung menjadi anggota namun tidak tertulis dalam
ADART kelompok - Rendah, tidak terdapat peraturan mengenai batasan keanggotaan
kelompok dan syarat-syarat bergabung menjadi anggota dan tidak memiliki ADART kelompok
2 Adanya
struktur organisasi dan
aturan main kelembagaan
- Tinggi, memiliki struktur organisasi dan aturan main dalam ADART kelompok yang dijalankan dengan baik oleh anggota
- Sedang, memiliki struktur organisasi namun tidak memiliki aturan main dalam ADART kelompok
- Rendah, tidak memiliki struktur organisasi dan aturan main dalam ADART kelompok
28 Tabel 4.7 Lanjutan
No Parameter
Keterangan 3
Adanya mekanisme
pemberian sanksi - Tinggi, terdapat mekanisme pemberian sanksi yang dijalankan jika
ada anggota yang melanggar peraturan - Sedang, terdapat mekanisme pemberian sanksi namun belum
dijalankan dengan baik jika ada anggota yang melanggar peraturan - Rendah, tidak terdapat mekanisme pemberian sanksi dalam aturan
main kelompok 4
Terdapat mekanisme
resolusi konflik - Tinggi, terdapat mekanisme resolusi konflik yang dijalankan
dengan baik jika terjadi konflik dalam kelompok - Sedang, terdapat mekanisme resolusi konflik namun belum
dijalankan dengan baik jika terjadi konflik dalam kelompok - Rendah, tidak terdapat mekanisme resolusi konflik dalam aturan
main kelompok 5
Adanya aturan untuk mengubah
atau membuat peraturan aturan
konstitusional kelompok
- Tinggi, terdapat aturan kelompok yang dapat mengubah dan membuat peraturan baru dalam kelompok dan dijalankan dengan
baik oleh anggota - Sedang, terdapat aturan kelompok yang dapat mengubah dan
membuat peraturan baru dalam kelompok namun tidak dijalankan dengan baik oleh anggota
- Rendah, tidak terdapat aturan kelompok yang dapat mengubah dan membuat peraturan baru dalam kelompok
6 Adanya
pengakuan dari pihak luar
- Tinggi, terdapat pengakuan dari pemerintah mengenai keberadaan kelompok tani dibuktikan dengan adanya surat resmi pemerintah
- Sedang, tidak terdapat pengakuan resmi dari pemerintah mengenai keberadaan kelompok tani namun kelompok telah melapor dan
mengurus keperluan untuk mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah
- Rendah, tidak terdapat pengakuan dari pemerintah mengenai keberadaan kelompok tani
Sumber: Permentan No 82, 2013
Selanjutnya ditentukan selang untuk mengetahui status keberlanjutan Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon. Nilai skor yang
diperoleh untuk menentukan selang status keberlanjutan kelompok adalah 6–18. Nilai skor 6 didapat dari hasil pengalian skor terendah 1 dengan jumlah
parameter yang digunakan yaitu enam atau dapat ditulis 1 x 6 = 6. Sedangkan nilai skor 18 diperoleh dari hasil pengalian skor tertinggi 3 dengan jumlah
parameter yang digunakan enam dan atau dapat ditulis 3 x 6 = 18. Penentuan selang dilakukan dengan cara pengurangan antara nilai skor maksimum dengan
nilai minimum kemudian dibagi dengan banyaknya kategori penilaian. Nilai 4 merupakan hasil dari perhitungan tersebut atau ditulis dengan :
ͳͺ െ ͵
ൌ Ͷ Sehingga didapat selang sebesar 4 untuk menentukan tingkat keberlanjutan
kelompok pada Tabel 4.8.
29 Tabel 4.8 Selang tingkat keberlanjutan Kelompok Usahatani Sapi Perah
Swadaya Pondok Ranggon
No Tingkat keberlanjutan
Jumlah nilai 1
Tinggi 14 – 18
2 Sedang
10 – 13 3
Rendah 6 – 9
4.4.3 Identifikasi Peran Kelembagaan Kelompok Usahatani Sapi Perah
Swadaya Pondok Ranggon terhadap Anggota Kelompok
Peran Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon terhadap anggota dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga berdasarkan peran
kelompok dalam memecahkan masalah usahatani yang dialami anggota, kemudahan akses terhadap informasi, pasar, teknologi dan permodalan serta
efisiensi sumberdaya karena tergabung dalam kelompok Permentan No 82, 2013. Peran Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon terhadap
anggota diperoleh melalui wawancara kepada seluruh anggota kelompok berdasarkan pengalaman selama bergabung dalam Kelompok Usahatani Sapi
Perah Swadaya Pondok Ranggon. Parameter peran kelompok terhadap anggota dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Matriks peran kelompok tani terhadap anggota
No Variabel
Parameter
1 Peran Kelompok Usahatani Sapi
Perah Swadaya Pondok Ranggon terhadap anggota
x Memecahkan masalah usahatani x Kemudahan akses informasi, pasar, teknologi,
dan permodalan x Efisiensi sumberdaya
Sumber: Permentan No 82, 2013
4.4.4 Analisis Pendapatan dan Peran Kelompok terhadap Peningkatan Pendapatan Peternak Anggota Kelompok Usahatani Sapi Perah
Swadaya Pondok Ranggon
Analisis pendapatan para peternak pada Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon diperoleh berdasarkan selisih penerimaan dengan
seluruh biaya yang digunakan dalam usaha sapi perah. Selanjutnya pendapatan para peternak pada Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon
ditentukan layak atau tidaknya berdasarkan Upah Minimum Provinsi UMP DKI Jakarta tahun 2014 berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 1232013
yaitu sebesar Rp 2.441.000,00 per bulan. Setelah itu, dilakukan perhitungan RC