Analisis Aktor yang Berperan dalam Pembentukan Kelompok

46

5. Adanya aturan konstitusional kelompok

Aturan konstitusional kelompok yang dimaksud adalah adanya aturan untuk mengubah atau membuat aturan baru dalam kelompok. Adanya aturan konstitusional kelompok berdasarkan hasil penelitian memiliki nilai tinggi, artinya terdapat aturan main kelompok yang dapat mengubah atau membuat peraturan baru dalam kelompok, dan aturan tersebut dilakukan dengan baik oleh anggota kelompok. Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon memiliki aturan yang dapat mengubah atau menambahkan peraturan baru berdasarkan atas kesepakatan kelompok. Keputusan untuk mengubah atau membuat peraturan baru demi kemajuan kelompok dapat dilakukan apabila seluruh anggota menyetujui adanya perubahan atau penambahan peraturan tersebut yang dapat meningkatkan kesuksesan kelompok.

6. Adanya pengakuan dari pemerintah

Kelompok yang diakui keberadaannya dan memiliki bukti surat secara resmi dari pemerintah lebih kuat statusnya dimata hukum dibandingkan kelompok yang tidak memiliki pengakuan dari pemerintah. Adanya pengakuan dari pemerintah pada Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon berdasarkan hasil penelitian memiliki nilai tinggi, artinya terdapat pengakuan dari pemerintah mengenai keberadaan kelompok tani ditandai dengan adanya surat keterangan atau peraturan resmi dari pemerintah. Surat keterangan resmi mengenai keberadaan Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon tertulis dalam SK Gubernur DKI Jakarta No 300 tahun 1986 yang berisi mengenai relokasi usaha peternakan sapi perah yang sebelumnya berada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan ke daerah Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Adanya surat keterangan resmi dari pemerintah mengenai keberadaan Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon menandakan adanya kelegalitasan kelompok sehingga dapat memudahkan kelompok untuk mendapatkan bantuan dan pembinaan dari pemerintah sehingga tercipta kelompok tani yang kuat dan berkelanjutan serta dapat meningkatkan pendapatan anggota. 47

6.2.2 Status Keberlanjutan Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon

Tabel 6.5 menyajikan analisis penilaian parameter untuk menentukan status keberlanjutan dari Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon. Tabel 6.5 Analisis keberlanjutan Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon No Variabel penentu keberlanjutan kelompok tani Tinggi Skor = 3 Sedang Skor = 2 Rendah Skor = 1 Jumlah 1 Ada tidaknya batasan keanggotaan 9 2 2 Adanya struktur organisasi dan aturan main kelembagaan 9 2 3 Adanya mekanisme pemberian sanksi 9 3 4 Terdapat mekanisme resolusi konflik 9 3 5 Adanya aturan konstitusional kelompok 9 3

6 Adanya pengakuan dari pemerintah

9 3 Jumlah 16 Sumber: Data Primer Jumlah nilai atau skor yang didapat berdasarkan Tabel 6.5 adalah sebesar 16 atau berada pada selang status keberlanjutan tinggi yaitu antara 14-18 pada Tabel 4.8, sehingga dapat disimpulkan bahwa Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon memiliki status keberlanjutan kelembagaan yang tinggi. Status keberlanjutan kelembagaan yang tinggi menunjukkan bahwa pengelolaan kelembagaan pada Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon sudah berjalan dengan baik sehingga dapat berkelanjutan dan terus memberikan manfaat bagi anggotanya. 6.3 Identifikasi Peran Kelembagaan Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon terhadap Anggota Kelompok Identifikasi peran Kelompok Usahatani Sapi Perah Swadaya Pondok Ranggon terhadap anggota kelompok dalam membantu memecahkan masalah usahatani yang dialami anggota, kemudahan akses informasi, pasar, teknologi dan permodalan serta efisiensi sumberdaya karena tergabung dalam kelompok berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.6 di bawah ini.