Ruang Lingkup Penelitian PENDAHULUAN
14 yang dicapai sebesar 360 hari dengan persentasi kebuntingan sebesar 95.
Sedangkan yang dimaksud dengan Service per Conception SC adalah rata-rata jumlah inseminasi agar sapi dapat bunting. Rata-rata Service per Conception
untuk sapi perah di Indonesia adalah 2 kali. Oleh karena diharapkan 85 hari setelah beranak sapi induk laktasi sudah harus bunting, maka sebaiknya
perkawinan sapi perah induk laktasi dilakukan sekitar 50 hari setelah melahirkan Santosa, 2009.
Menurut Sudono 1999, faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan produksi susu diantaranya adalah bangsarumpun sapi, lama bunting, besarnya
sapi, estrus birahi, umur, selang beranak calving interval, masa kering, frekuensi pemerahan dan makanan serta tata laksana pemeliharaan sapi. Produksi
sapi perah di Indonesia pada umumnya masih rendah, hasil susu rata-rata per sapi per hari berkisar antara 3 sampai 10 liter tergantung pada macam peternakannya.
Peternakan sapi perah yang paling menguntungkan adalah yang memiliki sapi laktasi lebih dari 60 dari jumlah keseluruhan sapi.
Produksi susu yang rendah di Indonesia disebabkan karena mutu ternaknya yang rendah atau pun kuantitas dan kualitasnya makanan yang diberikan kurang
baik. Kendala tersebut dapat diatasi dengan memperhatikan beberapa faktor dalam tata laksana pemeliharaan sapi perah guna mencapai efisiensi produksi susu.
Faktor tersebut diantaranya yaitu umur beranak pertama, lama laktasi, masa kering, efisiensi produksi calving interval, service per conception, calving
percentage dan lama kosong, peremajaan dan pemakaian tenaga kerja Sudono, 1999.
Kualitas susu ditentukan berdasarkan kadar mineral yang dikandungnya, konsentrasi mineral yang rendah dapat menurunkan bobot jenis air susu. Bobot
jenis air susu merupakan salah satu kriteria kualitas air susu yang sangat diperhatikan Toharmat, 1985. Kualitas susu dapat ditentukan dengan melakukan
serangkaian uji sederhana, diantaranya adalah 1 uji kebersihan meliputi warna, bau, rasa, dan ada tidaknya kotoran pada susu, 2 uji berat jenis dengan
menggunakan alat laktodensi rata-rata berat jenis susu = 1,028-1,034, 3 uji masak dan 4 uji alkohol dengan memasukkan susu dan alkohol 70-80 pada
15 tabung reaksi. Apabila pada dinding tabung reaksi terdapat endapan maka terdapat
penyimpangan mutu susu misalnya susu menjadi masam Santosa, 2009. Kelembagaan dalam usahaternak sapi perah sangat berperan dalam
menunjang pembangunan. Karena apabila kelembagaan tersebut dibangun atas dasar partisipasi masyarakat sendiri, maka akan lebih mengedepankan
kepentingan kelembagaan dibandingkan dengan kepentingan individu. Bentuk kelembagaan pada agribisnis peternakan sapi perah terdiri atas kelompok usaha
koperasi dan nonkoperasi. Kelompok koperasi meliputi kelompok tani ternak, gabungan kelompok dan koperasi. Sedangkan bentuk kelembagaan non koperasi
adalah kolektor susu, pemasok pakan, obat-obatan dan sarana peternakan sapi perah Santosa, 2009.