Bahan dan Alat Pola Makan Dan Profil Status Gizi Anak Balita Di Posyandu Jakarta Utara

4.1.2 Keadaan Demografi

Kelurahan Kelapa Gading Barat terbagi dalam 22 Rukun Warga RW dari 22 RW tersebut enam RW merupakan komplek perumahan TNI AL, sepuluh RW merupakan komplek perumahan real estate, tiga RW merupakan apartemen, dan tiga RW merupakan perumahan perkampungan yang ada disepanjang Jalan Inspeksi Kali Sunter dan Jalan Rawa Sengon. Kelurahan Sukapura terbagi dalam 19 Rukun Warga RW dari 19 RW tersebut tujuh RW merupakan komplek perumahan sederhana, empat RW merupakan komplek perumahan real estate dan delapan RW merupakan perumahan perkampungan yang ada disepanjang Jalan Tipar Cakung dan Pegangsaan. Penduduk di wilayah Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Kota Madya Kodya Jakarta Utara berjumlah 39,056 jiwa. Penduduk di wilayah Kelurahan Sukapura Kecamatan Cilincing, Kodya Jakarta Utara berjumlah 56,140 jiwa Dinas Kependudukan Jakarta Utara 2015. 4.2 Karakteristik Demografi 4.2.1 Usia dan Jenis Kelamin Balita Penilaian hasil pengukuran antropometri dapat berupa usia, berat badan, panjang badan jika usia kurang dari dua tahun atau tinggi badan jika usia dua tahun atau lebih, serta lingkar lengan atas LILA. Usia dalam bulan ditentukan dari tanggal lahir dan tanggal pengukuran antropometri. Dilakukan pembulatan ke atas bila lebih dari 15 hari dan demikian sebaliknya. Usia yang digunakan adalah menggunakan perhitungan bulan penuh sehingga keakuratan usia balita sangat diperlukan saat pengumpulan data. Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah Depkes RI 2004. Umur merupakan salah satu faktor yang penting untuk menentukan jumlah asupan yang dapat dikonsumsi balita, sehingga makanan yang dikonsumsi balita akan sesuai menurut umurnya, tidak kekurangan dan kelebihan, karena apabila balita mengonsumsi makanan kurang dari jumlah yang seharusnya secara kumulatif, balita tersebut bisa menjadi terlalu kurus atau bahkan sampai mengalami kurang energi protein KEP, sementara apabila terlalu berlebihan, balita akan menjadi kegemukan bahkan ada yang sampai obesitas. Semakin bertambah umur, kebutuhan zat gizi seseorang relatif lebih rendah untuk tiap kilogram berat badannya. Kebutuhan energi bayi atau balita 100-120 kkalkg berat badan, sedangkan pada orang dewasa 40-50 kkalkg berat badan. Hal ini dikarenakan pada usia balita terjadi pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat Depkes RI 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah usia balita pada kedua wilayah posyandu adalah sama, balita yang berusia 24-36 bulan berjumlah 15 balita dengan jumlah persentase sebesar 50 sedangkan untuk balita yang berusia 37-59 bulan berjumlah 20 balita dengan jumlah persentase sebesar 50. Jumlah jenis kelamin balita pada kedua wilayah posyandu adalah sama, balita laki-laki berjumlah 20 balita dengan jumlah persentase sebesar 50 sedangkan untuk balita perempuan berjumlah 15 balita dengan jumlah persentase sebesar 50. Data ditunjukkan pada Gambar 4.2, Gambar 4.3 dan Tabel 4.1. Gambar 4.2 Profil balita menurut usia. Gambar 4.3 Profil balita menurut jenis kelamin. Kebutuhan zat gizi berbeda antara laki-laki dan perempuan Depkes 2002. Perbedaan ini disebabkan oleh komposisi tubuh dan jenis aktivitas. Anak laki-laki umumnya lebih aktif dibandingkan dengan anak perempuan sehingga kebutuhan zat gizinya lebih banyak. Kejadian gizi buruk lebih rentan diderita oleh balita perempuan dengan rentang usia 25-36 bulan, meskipun berat badan lahir normal dan berada pada urutan kelahiran pertama atau kedua pada Wilayah Kerja Puskesmas Rangkah Kota Surabaya Rusjayanti dan Siti 2009. Pada saat anak berusia 2-3 tahun, perhatian ibu kepada anak biasanya mulai berkurang. Hal itu menyebabkan gangguan psikis pada anak dan hilangnya nafsu makan sehingga memperburuk status gizi balita Pratiwi 2007. Pada usia ini, pertumbuhan anak semakin memburuk, bahkan tidak jarang berat badan tetap atau menurun. Penyebabnya adalah kurang asupan protein dan karbohidrat, selain itu pertumbuhan sudah jarang dipantau. Keadaan ini diperparah dengan seringnya menderita sakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernafasan atas ISPA Adi, 2001.