Pengolahan Data Pola Makan Dan Profil Status Gizi Anak Balita Di Posyandu Jakarta Utara

Gambar 4.4 Profil ibu dari responden menurut pendidikan. Hasil survei di wilayah Lembata NTT oleh PLAN Indonesia tahun 2006 menemukan prevalensi underweight pada anak perempuan 52.4 hampir sama dengan prevalensi pada anak laki-laki 52.1. Selain itu, hasil analisis data susenas menunjukkan bahwa status gizi anak perempuan secara umum lebih baik dari status gizi anak laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balita gizi kurang lebih banyak terdapat pada balita laki-laki dibandingkan balita perempuan. Jumlah balita laki-laki yang mengalami gizi kurang sebanyak tujuh balita dan jumlah balita perempuan yang mengalami gizi kurang sebanyak dua balita. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan kejadian gizi buruk, karena gizi buruk memiliki kecenderungan dapat dialami balita laki-laki dan perempuan Sihadi 2006. Kecenderungan memburuknya status gizi anak lebih dikarenakan buruknya kualitas dan kuantitas makanan serta kemungkinan eksposur terhadap lingkungan yang lebih tinggi intensitasnya yang memungkinkan anak mudah tertular penyakit infeksi, terlebih kondisi lingkungan yang buruk PLAN Indonesia 2006. 4.2.2 Karakteristik Keluarga menurut Pendidikan Ibu, Pekerjaan Ibu, Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dan Biaya Pengeluaran Pangan Pembagian tingkat pendidikan menurut Depdiknas 2003, digolongkan menjadi dua tingkatan. Dikatakan memiliki tingkat pendidikan tinggi, jika seseorang tamat SLTAMA, diploma atau perguruan tinggi. Dikatakan memiliki tingkat pendidikan rendah, jika seseorang tidak pernah sekolah atau tidak tamat SDMI, dan tamat SLTPMTs. Tingkat pendidikan ibu pada wilayah Posyandu Kelapa Gading didominasi oleh tingkat pendidikan tinggi yaitu berjumlah 33 ibu 73.3 dan tingkat pendidikan rendah sebanyak dua ibu 8. Tingkat pendidikan ibu pada wilayah Posyandu Sukapura didominasi oleh tingkat pendidikan rendah yang berjumlah 23 ibu 92 dan tingkat pendidikan tinggi yang berjumlah 12 ibu 26.7. Tingkat pendidikan ibu disajikan pada Gambar 4.4 dan Tabel 4.1. Gambar 4.5 Profil ibu dari responden menurut pekerjaan. Tingkat pendidikan, khususnya tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatannya WNPG 2004. Seseorang dengan tingkat pendidikan rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan orang lain yang pendidikannya lebih tinggi. Seseorang yang berpendidikan rendah, apabila rajin mendengarkan atau melihat informasi mengenai gizi, bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik. Faktor pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan orangtua terhadap masalah gizi. Secara teori, pendidikan yang rendah identik dengan pengetahuan gizi yang rendah. Rendahnya pendidikan juga berhubungan dengan tingkat ekonomi yang rendah karena terbatasnya kesempatan kerja. Dampak dari ekonomi yang rendah dan pengetahuan gizi yang kurang menyebabkan ibu tidak dapat memilih makanan yang dapat memenuhi kecukupan gizi balita Wigati 2008. Status pekerjaan ibu dari kedua wilayah posyandu didominasi oleh ibu yang tidak bekerja. Wilayah posyandu Kelapa Gading untuk ibu rumah tangga tidak bekerja berjumlah 31 ibu 50.8 dan yang bekerja berjumlah empat ibu 44.4. Wilayah posyandu Sukapura untuk ibu rumah tangga tidak bekerja berjumlah 30 ibu 49.2 dan yang bekerja berjumlah lima ibu 55.6. Pekerjaan ibu disajikan pada Gambar 4.5 dan Tabel 4.1. Menurut Aditianti 2010, status pekerjaan orang tua mempengaruhi pola pengasuhan. Pada orang tua yang bekerja, khususnya ibu, dapat menyebabkan alokasi waktu untuk anak lebih sedikit dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Ibu yang bekerja di luar rumah dapat menyebabkan anak tidak terawat, sebab anak balita sangat bergantung pada pengasuhannya atau anggota keluarga yang lain. Selain itu, ibu yang bekerja di luar rumah cenderung memiliki waktu yang lebih terbatas untuk melaksanakan tugas rumah tangga dibandingkan ibu yang tidak bekerja, oleh karena itu pola pengasuhan anak akan berpengaruh dan pada akhirnya pertumbuhan dan perkembangan anak juga akan terganggu. Untuk mengetahui pengetahuan gizi ibu digunakan wawancara terstruktur yang berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang gizi pada