Prosedur Penelitian Pola Makan Dan Profil Status Gizi Anak Balita Di Posyandu Jakarta Utara
Gambar 4.2 Profil balita menurut usia.
Gambar 4.3 Profil balita menurut jenis kelamin. Kebutuhan zat gizi berbeda antara laki-laki dan perempuan Depkes 2002.
Perbedaan ini disebabkan oleh komposisi tubuh dan jenis aktivitas. Anak laki-laki umumnya lebih aktif dibandingkan dengan anak perempuan sehingga kebutuhan
zat gizinya lebih banyak. Kejadian gizi buruk lebih rentan diderita oleh balita perempuan dengan rentang usia 25-36 bulan, meskipun berat badan lahir normal
dan berada pada urutan kelahiran pertama atau kedua pada Wilayah Kerja Puskesmas Rangkah Kota Surabaya Rusjayanti dan Siti 2009. Pada saat anak
berusia 2-3 tahun, perhatian ibu kepada anak biasanya mulai berkurang. Hal itu menyebabkan gangguan psikis pada anak dan hilangnya nafsu makan sehingga
memperburuk status gizi balita Pratiwi 2007. Pada usia ini, pertumbuhan anak semakin memburuk, bahkan tidak jarang berat badan tetap atau menurun.
Penyebabnya adalah kurang asupan protein dan karbohidrat, selain itu pertumbuhan sudah jarang dipantau. Keadaan ini diperparah dengan seringnya
menderita sakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernafasan atas ISPA Adi, 2001.
Gambar 4.4 Profil ibu dari responden menurut pendidikan. Hasil survei di wilayah Lembata NTT oleh PLAN Indonesia tahun 2006
menemukan prevalensi underweight pada anak perempuan 52.4 hampir sama dengan prevalensi pada anak laki-laki 52.1.
Selain itu, hasil analisis data susenas menunjukkan bahwa status gizi anak perempuan secara umum lebih baik dari
status gizi anak laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa balita gizi kurang lebih banyak terdapat pada balita laki-laki dibandingkan balita perempuan.
Jumlah balita laki-laki yang mengalami gizi kurang sebanyak tujuh balita dan jumlah balita perempuan yang mengalami gizi kurang sebanyak dua balita. Hal ini
menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan kejadian gizi buruk, karena gizi buruk memiliki kecenderungan dapat dialami balita laki-laki dan
perempuan Sihadi 2006. Kecenderungan memburuknya status gizi anak lebih dikarenakan buruknya kualitas dan kuantitas makanan serta kemungkinan
eksposur
terhadap lingkungan
yang lebih
tinggi intensitasnya
yang memungkinkan anak mudah tertular penyakit infeksi, terlebih kondisi lingkungan
yang buruk PLAN Indonesia 2006.
4.2.2 Karakteristik Keluarga menurut Pendidikan Ibu, Pekerjaan Ibu, Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu dan Biaya Pengeluaran Pangan
Pembagian tingkat pendidikan menurut Depdiknas 2003, digolongkan menjadi dua tingkatan. Dikatakan memiliki tingkat pendidikan tinggi, jika
seseorang tamat SLTAMA, diploma atau perguruan tinggi. Dikatakan memiliki tingkat pendidikan rendah, jika seseorang tidak pernah sekolah atau tidak tamat
SDMI, dan tamat SLTPMTs. Tingkat pendidikan ibu pada wilayah Posyandu Kelapa Gading didominasi oleh tingkat pendidikan tinggi yaitu berjumlah 33 ibu
73.3 dan tingkat pendidikan rendah sebanyak dua ibu 8. Tingkat pendidikan ibu pada wilayah Posyandu Sukapura didominasi oleh tingkat
pendidikan rendah yang berjumlah 23 ibu 92 dan tingkat pendidikan tinggi yang berjumlah 12 ibu 26.7. Tingkat pendidikan ibu disajikan pada Gambar
4.4 dan Tabel 4.1.