5 SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka didapat kesimpulan: t
erdapat perbedaan yang nyata P 0.05 pada status gizi balita berdasarkan pengukuran BBU antara Posyandu Kelapa Gading dan Sukapura.
Terdapat hubungan yang nyata P 0.05 antara pengetahuan gizi ibu, biaya pengeluaran pangan, asupan besi, asupan vitamin D, dan pendidikan ibu dengan
status gizi balita; Asupan zat gizi energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin C, dan pekerjaan ibu tidak berhubungan P 0.05
dengan status gizi balita. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi BBU anak balita pada kedua wilayah posyandu yaitu tingkat pengetahuan gizi
ibu, biaya pengeluaran pangan, tingkat kecukupan zat gizi, dan pendidikan ibu. Variabel independen mempengaruhi sebesar 19.5 status gizi balita pada kedua
wilayah posyandu.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan untuk mengukur penggunaan energi pada balita dikedua wilayah posyandu.
DAFTAR PUSTAKA
Adi AC. 2001. Makanan Penambah Berat Badan Anak. Jakarta: Puspa Swara. Aditianti. 2010. Faktor Determinan Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan di
Indonesia. Bogor: Tesis. Institut Pertanian Bogor. Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Umum. Anisa P. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada
Balita Usia 25-60 Bulan di Kelurahan Kalibaru Depok Tahun 2012. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Anonim. 2015. Faktor Penyebab Stunted. http:alwaysnutritionist.blogspot.co.id 201504faktor-penyebab-stunted.html [ diakses pada 9 Mei 2015 pukul
21:00] Appoh LY, Krekling S. 2005. Maternal Nutritional Knowledge and Child
Nutritional Status in The Volta Region of Ghana. Blackwell Publishing. Maternal and child nutrition, 1 pp 100-110.
Apriadji WH. 1986. Gizi Keluarga. Seri Kesejahteraan Keluarga. Jakarta: PT Penebar Swadaya.
Arisman. 2004. Buku Ajar Ilmu Gizi, Gizi dalam Daur kehidupan. Jakarta: EGC. Atmarita, Soendoro T, Jahari BA, Trihono, Tilden R. 2009. Kejadian Masalah
Balita Pendek Bersamaan dengan Kegemukan Merupakan Ancaman Bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Di Indonesia. PERSAGI : Jurnal
Ilmiah persagi.orgindex.php?hal=8jmlP=13.
[Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional. 2012. Laporan Singkat Pencapaian
Millenium Development Goals Indonesia 2009. Jakarta. [BKKBN] Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2010. Profil Hasil
Pendataan Keluarga Tahun 2009. Jakarta. Bahmat DO, Bahar H, Idrus J. 2012. Hubungan Asupan Seng, Vitamin A, Zat Besi
dan Kejadian Stunting di Kepulauan Nusa Tenggara Riskesdas 2010. Jakarta: Skripsi. Universitas Esa Unggul.
Berg A, Sajogyo. 1986. Pendidikan Untuk Gizi Yang Lebih Baik. Peranan Gizi dalam Pembangunan Nasional. Jakarta : Rajawali.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 1999. Indikator Kesejahteraan Rakyat 1998. Jakarta: BPS.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Jakarta: BPS.
Dinas Kependudukan Jakarta Utara. 2015. Kecamatan Kelapa Gading, Kodya Jakarta Utara.
Dina AA, Nur. 2011. Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjen Kidul kota Blitar Studi pada
Balita Umur 24-60 bulan. Malang: Universitas Negeri Malang. [Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Gizi dan
Kesehatan Saluran Pencernaan pada Bayi dan Anak. Jakarta: Nestle Nutrilon.
[Depkes RI] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Pemantauan Pertumbuhan Anak. Direktorat Gizi Masyarakat, Jakarta.