Keadaan Geografis Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar 4.5 Profil ibu dari responden menurut pekerjaan. Tingkat pendidikan, khususnya tingkat pendidikan wanita mempengaruhi derajat kesehatannya WNPG 2004. Seseorang dengan tingkat pendidikan rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandingkan orang lain yang pendidikannya lebih tinggi. Seseorang yang berpendidikan rendah, apabila rajin mendengarkan atau melihat informasi mengenai gizi, bukan mustahil pengetahuan gizinya akan lebih baik. Faktor pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan orangtua terhadap masalah gizi. Secara teori, pendidikan yang rendah identik dengan pengetahuan gizi yang rendah. Rendahnya pendidikan juga berhubungan dengan tingkat ekonomi yang rendah karena terbatasnya kesempatan kerja. Dampak dari ekonomi yang rendah dan pengetahuan gizi yang kurang menyebabkan ibu tidak dapat memilih makanan yang dapat memenuhi kecukupan gizi balita Wigati 2008. Status pekerjaan ibu dari kedua wilayah posyandu didominasi oleh ibu yang tidak bekerja. Wilayah posyandu Kelapa Gading untuk ibu rumah tangga tidak bekerja berjumlah 31 ibu 50.8 dan yang bekerja berjumlah empat ibu 44.4. Wilayah posyandu Sukapura untuk ibu rumah tangga tidak bekerja berjumlah 30 ibu 49.2 dan yang bekerja berjumlah lima ibu 55.6. Pekerjaan ibu disajikan pada Gambar 4.5 dan Tabel 4.1. Menurut Aditianti 2010, status pekerjaan orang tua mempengaruhi pola pengasuhan. Pada orang tua yang bekerja, khususnya ibu, dapat menyebabkan alokasi waktu untuk anak lebih sedikit dibandingkan ibu yang tidak bekerja. Ibu yang bekerja di luar rumah dapat menyebabkan anak tidak terawat, sebab anak balita sangat bergantung pada pengasuhannya atau anggota keluarga yang lain. Selain itu, ibu yang bekerja di luar rumah cenderung memiliki waktu yang lebih terbatas untuk melaksanakan tugas rumah tangga dibandingkan ibu yang tidak bekerja, oleh karena itu pola pengasuhan anak akan berpengaruh dan pada akhirnya pertumbuhan dan perkembangan anak juga akan terganggu. Untuk mengetahui pengetahuan gizi ibu digunakan wawancara terstruktur yang berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang gizi pada Gambar 4.6 Profil ibu dari responden menurut tingkat pengetahuan gizi. balita, kemudian diberi skor masing-masing jawaban yang dipilih oleh responden, diberi nilai satu bila jawaban benar dan nilai nol bila jawaban salah. Jawaban dinyatakan benar bila sesuai teori dan sebaliknya. Data yang diperoleh dari responden ditabulasi yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik distribusi kategori jumlah pertanyaan benar. Untuk mengukur tingkat pengetahuan gizi digunakan rumus prosentase sebagai berikut : P = X n ×100 Keterangan: P = prosentase X = jumlah jawaban yang benar n = nilai maksimum Dari hasil perhitungan data yang bersifat kuantitatif untuk aspek pengetahuan dimasukkan ke dalam standar objektif sebagai berikut: Cukup : 75 dan Kurang : ≤ 75. Pengetahuan orang tua terutama ibu, tentang gizi sangat berpengaruh terhadap tingkat kecukupan gizi yang diperoleh oleh balita. Pengetahuan tentang gizi yang penting diketahui oleh ibu adalah berkaitan dengan kandungan makanan, cara pengolahan makanan, kebersihan makanan dan lain-lain. Orang tua perlu memahami pengetahuan tentang gizi, terutama yang berkaitan dengan zat- zat yang dikandung dalam makanan, cara mengolah makanan, menjaga kebersihan makanan, waktu pemberian makan dan lain-lain, sehingga pengetahuan yang baik akan membantu ibu atau orangtua dalam menentukan pilihan kualitas dan kuantitas makanan Fatimah et al 2008. Tingkat pengetahuan gizi ibu disajikan pada Gambar 4.6.