62 tersebut akan menimbulkan kerugian yang semakin besar bagi masyarakat sekitar
maupun pengguna jalan. Untuk mengkaji kebijakan pengelolaan jalan raya dalam penelitian ini,
terlebih dahulu dilihat kesesuaian kondisi fisik jalan dan penggunaannya berdasarkan peraturan perundangan yang terkait. Kemudian dianalisis bagaimana
realisasi dan kendala penerapan kebijakan tersebut terkait pengelolaan angkutan dan lalu lintas di Jalan Raya Kasomalang. Pengelolaan yang baik dan benar
dimaksudkan untuk meminimalisir kerugian yang dirasakan masyarakat.
7.3.1 Implementasi Peraturan dalam Perundang-undangan Pengelolaan Jalan
Menurut UU No 38 tahun 2004 dan UU No 22 tahun 2009, jalan dapat dibagi ke dalam empat klasifikasi yaitu menurut sistem, fungsi, status dan kelas
jalan. Jalan Raya Kasomalang merupakan bagian dari sistem jaringan sekunder yang berfungsi sebagai jalan kolektor, berstatus jalan provinsi dan merupakan
jalan kelas III. Secara teknis, kondisi fisik Jalan Raya Kasomalang merupakan salah satu
jalan yang kurang memenuhi Persyaratan Umum Sistem Jaringan dan Geometrik Jalan sesuai standar Badan Standarisasi Nasional BSN. Menurut Dinas
Perhubungan Kabupaten Subang, Jalan Raya Kasomalang termasuk Jalan Kolektor yang melayani pergerakan dari Subang ke Jakarta dan ke Kabupaten
Sumedang. Jalan Raya Kasomalang merupakan jalan kelas III A. Penggunaan Jalan Raya Kasomalang kurang sesuai dengan kondisi dan peruntukkannnya.
Perbandingan ketentuan pada perundangan dengan kondisi di Jalan Raya Kasomalang dapat dilihat pada Tabel 7.6.
63 Tabel 7.6 Kesesuian Fisik Jalan Raya Kasomalang dengan Aturan Perundangan
Data Sekunder mengenai Jalan Raya Kasomalang Karakteristik
Kondisi di Jalan Raya Kasomalang Jalan Kolektor Sekunder
•
Dirancang berdasarken kecepatan rencana paling rendah 20 kmjam.
•
Lebar badan jalan kolektor sekunder tidak kurang dari 7 meter.
•
Kendaraan angkutan barang berat tidak diizinkan melalui fungsi jalan ini di daerah permukiman.
•
DAWASJA tidak kurang dari 7 meter. Badan Standardisasi Nasional 2003
Kecepatan perjalanan masih diatas 20 kmjam. Lebar badan jalan maksimal hanya 5 meter.
Jalan Raya Kasomalang merupakan daerah permukiman dan dilalui kendaraan angkutan barang berat.
Daerah Pengawasan Jalan DAWASJA jauh 7 meter karena sangat dekat dengan permukiman
Jalan Kelas III A Jumlah berat yang diizinkan JBI berat maksimum
kendaraan bermotor berikut muatannya yang diizinkan berdasarkan kelas jalan yang dilalui untuk jenis
kendaraan truk besar bersumbu 2 pada jalan kelas III yaitu 14 ton.
Memiliki perlengkapan jalan: rambu, marka,lampu lalu lintas di persimpangan
Alat pengendali dan pengaman pemakai jalan: -Pengendali: alat pembatas kecepatan,alat pembatas
tinggi dan lebar kendaraan -Pengaman : pagar pengaman,cermin tikungan,dsb
Fasilitas pendukung: fasilitas pejalan kaki, parkir pada badan jalan, halte, tempat istirahat pejalan kaki,
penerangan jalan
Badan Standardisasi Nasional 2003 Jalan Raya Kasomalang sebagai salah satu contoh jalan
kelas III A, dilalui oleh truk angkutan barang terbesar yang melawati jalur tersebut yaitu berukuran panjang 7700
milimeter, lebar 2500 milimeter dan tinggi 3500 milimeter, berat kendaraan berikut muatannya sekitar 17,42-20 ton
melebihi ketentuan.
Angkutan ini melakukan aktivitas pengangkutan barang setiap hari selama 24 jam.
Saat ini rambu lalu lintas memang sangat sedikit, hanya ada rambu petunjuk jalan menikung di satu titik jalan sebelah
barat, sedangkan rambu peringatan, rambu larangan, rambu perintah tidak ada.
Marka jalan sudah terhapus, tidak memiliki alat pengendali dan pengaman pemakai jalan, namun sudah terdapat lampu
peringatan baik pada jalur menuju Sumedang maupun Subang, dan pagar pengaman di area sungai Cipunagara
kurang memadai.Fasilitas pejalan kaki, halte, tempat istirahat pejalan kaki tidak tersedia.
Sumber : Studi Literatur, Suvey dan Wawancara, 2011
63
64 Sebagaimana terlihat dalam Tabel 7.6, kondisi fisik dan penggunaan Jalan
Raya Kasomalang tidak sesuai dengan standar yang berlaku. Hal demikian akan menimbulkan kerugian bagi pengguna maupun masyarakat sekitar. Faktor
penyesuaian lebar jalan berbanding lurus dengan kapasitas jalan kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume lalu lintas yang ideal dalam satuan
waktu tertentu. Jadi semakin sempit jalan maka kapasitasnya akan semakin kecil. Apabila volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan, maka akan meningkatkan
kepadatan lalu lintas dan pada akhirnya timbul kemacetan. Saat ini secara keseluruhan implementasi peraturan perundangan
berkenaan dengan Peraturan Kendaraan, Peraturan Pemakai Jalan, Peraturan Lalu Lintas dan Sistem Pengaturan, Perlindungan Masyarakat, Ketetapan Finansial,
dan Pengelolaan dan Pengoperasian Sistem Jalan Hobbs, 1995, belum terlaksana dengan baik. Kesesuaian fisik dan perlengkapan jalan dengan klasifikasinya
menurut peraturan perundangan, manajeman pencegahan dan pengendalian efek negatif aktivitas lalu lintas serta pengawasan pelayanan jalan, masih belum
optimal. Pemeriksaan kendaraan bermotor dan persyaratan laik jalan di Dinas
Perhubungan Kabupaten Subang saat ini telah berlangsung secara rutin, namun masih banyak pengendara kendaraan bermotor yang tidak disiplin. Pemeriksaan
kendaraan bermotor secara rutin sangat penting dilakukan untuk mengontrol emisi gas buang dan kebisingan suara kendaraan.
Saat ini perlengkapan jalan seperti rambu lalu lintas belum tersedia dengan baik, begitu pula marka jalan yang keseluruhan sudah terhapus. Alat pengawasan
dan pengamanan jalan juga tidak tersedia di jalan tersebut. Kondisi jalan yang
65 sempit dan berliku sangat rawan akan kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu
lintas berpotensi semakin meningkat, apabila jalan yang juga dilalui truk-truk angkutan barang tersebut tidak disertai dengan perlengkapan jalan yang memadai.
Upaya pengendalian lalu lintas baik dengan pembatasan fisik atau berupa pemungutan biaya, tidak diberlakukan di Jalan Raya Kasomalang. Penarikan dana
atau retribusi angkutan umum maupun kendaraan angkutan barang sifatnya tidak resmi dengan bukti tertulis. Pelaksanaannya juga belum tertib. Penarikan dana
dari angkutan umum dan barang juga salah satunya dilakukan di Pasar Kasomalang dan diperuntukkan untuk administrasi Desa Kasomalng Wetan.
Hal yang lebih mendasar adalah Kecamatan Kasomalang dan sekitarnya merupakan kawasan rawan gerakan tanah. Saat ini Jalan Raya Kasomalang yang
melalui Kecamatan Kasomalang menjadi salah satu jalur pengangkutan berbagai hasil industri menggunakan truk-truk bermuatan besar. Terlebih lagi jalan tersebut
menjadi jalur utama pendistribusian hasil produksi air minum dalam kemasan yang juga menggunakan truk berukuran dan bermuatan besar secara rutin.
Matriks realisasi dan kendala penerapan peraturan perundangan dan peraturan pemerintah dalam pengelolaan jalan di Jalan Raya Kasomalang dapat
dilihat pada lampiran 5.
7.3.2 Implikasi Nilai Kerugian