17 Tabel 2.1 Pengaruh Suara terhadap Manusia Secara Fisiologis dan Psikologis
Suara dBA Pengaruh terhadap Manusia 30-45
Mengganggu 55
Penyempitan pembuluh darah dan peningkatan frekuensi denyut jantung.
65 Jika terus menerus dapat meningkatkan kemungkinan sakit
jantung dan pembuluh darah. 70
Menimbulkan kelelahan mental dan fisik, psikosomatis dan perasaan jengkel.
80 Kerusakan alat pendengaran dan penurunan daya pendengaran.
90 Jika secara terus-menerus dapat kehilangan pendengaran secara
permanen. 100
Dalam periode yang singkat daya pendengaran berkurang dan pada pemaparan yang lama kerusakan pada alat pendengaran.
120 Rasa nyeri dan sakit.
150 Kehilangan pendengaran pada saat itu saja.
Sumber: Yunasril, 1995
Pada umumnya kecepatan kendaraan yang lebih tinggi akan menghasilkan tingkat kebisingan yang lebih tinggi pula. Permukaan jalan yang makin kasar juga
akan menghasilkan kebisingan yang makin tinggi. Bunyi yang paling keras ditimbulkan di daerah persimpangan intersection area dengan adanya kendaraan
yang berhenti atau mengerem serta kendaraan yang mulai berjalan.
2.3 Usaha dalam Mengatasi Masalah Transportasi
Meningkatnya volume lalu lintas yang tidak dibarengi dengan upaya pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dapat meningkatkan dampak negatif
terhadap lingkungan. Dampak negatif tersebut seperti meningkatnya tingkat kebisingan, meningkatnya emisi polusi udara yang dapat menurunkan kualitas
udara, kerusakan jalan, kemacetan dan meningkatnya kasus kecelakaan lalu lintas. Adapun beberapa upaya dalam masalah trasportasi antara lain:
1. Pengelolaan dan Pengendalian Arus Lalu Lintas
Pengelolaan dan pengendalian arus lalu lintas dapat dilakukan dengan Manajemen Lalu Lintas. Manajemen Lalu Lintas yaitu optimasi penggunaan
18 prasarana yang ada melalui peredaman atau pengecilan tingkat pertumbuhan lalu
lintas. Memberikan kemudahan kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan serta memperlancar sistem pergerakan.
Bentuk-bentuk tindakan dalam manajemen lalu lintas adalah sebagai berikut:
a. Tindakan untuk melancarkan lalu lintas kendaraan.
Peningkatan kapasitas pada: - persimpangan dan koordinasi persimpangan
- jaringan jalan - jalan-jalan utama
Instrumen yang dapat dilakukan antara lain: sistem satu arah, larangan belok kanan pada persimpangan, pengendalian belokan berputar, pengendalian jalan
akses, pemasangan sinyal lampu lalu lintas di persimpangan dan koordinasi sinyal-sinyal lampu lalu lintas.
b. Tindakan untuk meningkatkan pergerakan manusia.
- Tindakan melakukan prioritas pada busangkutan umum
- Tindakan pada pejalan kaki dan sepeda
Instrumen yang dapat dilakukan antara lain: lajur khusus bus, jalur khusus untuk sepeda dan pejalan kaki.
c. Tindakan untuk mengendalikan permintaan
- Tindakan mengendalikan parkir
- Tindakan melakukan pembatasan lalu lintas secara fisik dan fiskal
- Pengarahan rute
19 Instrumen-instrumen yang dapat dilakukan antara lain: Kawasan Pembatasan Lalu
lintas KPL dan road pricing. d.
Tindakan untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas -
Tindakan pembatasan kecepatan -
Tindakan dengan pengarahan positif e.
Tindakan untuk melindungi lingkungan -
Manajemen lingkungan lalu lintas -
Tindakan untuk mengatur rute truk dan larangan truk Rekayasa Lalu Lintas, Universitas Widyagama, 2008
Solusi lainnya dalam pengendalian lalu lintas yaitu dengan pembangunan jalan terobosan baru untuk melengkapi sistem jaringan jalan yang telah ada dan
pembenahan sistem hirarki jalan. Hal ini terutama terlihat pada daerah perbatasan administrasi dengan daerah lain, yang sering terjadi penyempitan jaringan jalan.
Hal tersebut dikarenakan tidak adanya koordinasi yang baik antara kedua pemerintah daerah dalam pembangunan sistem jaringan jalan Tamin, 1997.
2. Mengurangi Polusi Udara
Cara terbaik mengurangi polusi udara dari sumber transportasi adalah dengan berusaha mengurangi emisi polusi dari sumbernya. Mengurangi emisi
polusi dari sumbernya melalui perbaikan teknologi mengenai masalah lingkungan, seperti pengembangan sistem tenaga penggerak dari listrik, pemakaian bahan
bakar minyak nabati dll. Menurut Miller dalam Sukarto 2006, ada beberapa cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara akibat aktivitas kendaraan bermotor yaitu:
20 a.
Menggalakkan pemakaian sepeda dan mengembangkan sistem angkutan massal mass rapid transit system perkotaan.
b. Mengurangi kendaraan bermotor mobil.
c. Mengubah mesin kendaraan bermotor.
d. Menggunakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di perkotaan dapat dilakukan dengan berbagai usaha. Beberapa strategi non fiskal diantaranya yaitu: tidak
membangun jalan-jalan baru, menyediakan jalur khusus untuk angkutan umum bis, taksi dan sepeda khususnya pada jam-jam sibukpadat lalu lintas, melarang
kendaraan bermotor pada beberapa jalan atau pada daerah tertentu. Strategi fiskal dapat diterapkan yaitu dengan mengenakan pajak untuk tempat-tempat parkir
kendaraan. 3.
Mengurangi Kebisingan Solusi untuk mengurangi kebisingan dari kendaraan bermotor yaitu :
a. Mengubah cara kerja dari yang menimbulkan bising menjadi berkurang suara
yang menimbulkan bisingnya. b.
Mengisolasi mesin-mesin kendaraan yang menjadi sumber kebisingan. c.
Merawat mesin dan secara teratur dan periodik sehingga dapat mengurangi rasa bising.
Solusi lainnya untuk mengurangi dampak polusi udara dan kebisingan di jalan raya dapat dilakukan dengan cara penanaman pagar tanaman rapat sebagai
filter atau penyaring suara, debu, bahkan bau. Sebagai filter suara, pagar hidup yang cukup rimbun dan tinggi dapat meredam kebisingan dari lalu lalang
kendaraan bermotor. Daun–daun tanaman dapat menangkap polutan–polutan di
21 sekitarnya. Tanaman yang baik digunakan sebagai penyaring polutan sekaligus
mengurangi kebisingan di jalan raya adalah tanaman perdu yang memiliki daun lebar, sehingga dapat menangkap polutan lebih banyak dari udara. Permukaan
daun yang berbulu dapat mengakumulasikan polutan lebih banyak dari permukaan daun yang licin. Tanaman yang digunakan sebaiknya adalah tanaman yang mudah
menggugurkan daunnya yang tua sehingga akan tumbuh tunas-tunas daun yang baru Taihuttu, 2001.
Upaya pengendalian masalah transportasi tentu memerlukan biaya yang besar dan dalam jangka waktu yang panjang. Rekayasa dan manajemen lalu lintas
membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan pembangunan jalan atau jalur alternatif baru, seperti contoh yang diperuntukkan untuk jalur truk
barang dan atau bus.
2.4 Konsep