Pengaruh Transportasi terhadap Lingkungan

15 Sifat barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan konsumsi umum cenderung mengakibatkan berkurangnya insentif atau rangsangan untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan jalan raya serta lalu lintasnya. Mekanisme pasar melalui invisible hand dinilai tidak mampu secara efisien dan efektif dalam menjalankan fungsinya, yang menurut Weimer dan Vinibg dalam Sasana 2004 disebut sebagai kegagalan pasar. Kegagalan pasar menjadi latar belakang perlunya campur tangan pemerintah. Menurut Barton dalam Sasana 2004, peran utama pemerintah secara garis besar adalah : 1 peran alokasi sumberdaya, 2 peran regulator, 3 peran kesejahteraan sosial, 4 peran mengelola ekonomi makro. Pemerintah tidak selalu berhasil dalam menjalankan perannya. Kegagalan pemerintah dalam pengelolaan jalan dan lalu lintas salah satunya yaitu gagal dalam penyediaan barang publik. Status hak pemilikan property right yang jelas dari barang publik harus dipenuhi. Selanjutnya mekanisme pasar dapat diberlakukan terkait penggunaan barang publik. Jalan raya, udara bersih dan lingkungan yang tenang dapat terpenuhi asalkan para pengguna membayar sejumlah biaya untuk penyediaannya. Sama artinya apabila masyarakat yang terkena eksternalitas negatif dari aktivitas lalu lintas diberikan kompensasi atas kebutuhan barang publik berkualitas baik yang tidak terpenuhi.

2.2 Pengaruh Transportasi terhadap Lingkungan

Alat transportasi dalam bentuk lalu lintas kendaraan bermotor dapat menyebabkan terjadinya kemacetan traffic congestion, kecelakaan traffic accident, polusi udara air pollution dan kebisingan traffic noise. Pengaruh 16 lainnya yang disebabkan oleh transportasi darat yaitu kerusakan jalan Sukarto, 2006. Pencemaran udara adalah hadirnya bahan pencemar udara di atmosferudara luar dalam jumlah dan waktu tertentu yang cenderung melukaimenyakiti manusia, tanaman, hewan, atau benda milik manusia. Pencemaran udara akibat transportasi terutama terpusat di sekitar daerah perkotaan dan pada prinsipnya disebabkan oleh lalu lintas di perkotaan. Kendaraan bermotor yang berhenti dan mulai berjalan di jalan-jalan arteri kota mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam emisi gas hidrokarbon dan karbon monoksida. Pencemaran udara di banyak kota-kota besar pada umumnya berhubungan dengan pembangunan dari kegiatan-kegiatan di sektor transportasi dan industri, meskipun sektor perdagangan dan permukiman tetap memberikan kontribusi yang cukup besar pula Purnomosidi, 1995. Purnomosidi 1995 juga menjelaskan, bising adalah bunyi yang tidak dikehendaki atau tenaga getaran yang tidak terkendali. Umumnya ada tiga sumber kebisingan, yaitu kebisingan lalu lintastransportasi, kebisingan pekerjaanindustri dan kebisingan pendudukpermukiman. Semua kebisingan tersebut dapat menghasilkan kerusakan fisik dan psikologis pada manusia seperti pada Tabel 2.1. 17 Tabel 2.1 Pengaruh Suara terhadap Manusia Secara Fisiologis dan Psikologis Suara dBA Pengaruh terhadap Manusia 30-45 Mengganggu 55 Penyempitan pembuluh darah dan peningkatan frekuensi denyut jantung. 65 Jika terus menerus dapat meningkatkan kemungkinan sakit jantung dan pembuluh darah. 70 Menimbulkan kelelahan mental dan fisik, psikosomatis dan perasaan jengkel. 80 Kerusakan alat pendengaran dan penurunan daya pendengaran. 90 Jika secara terus-menerus dapat kehilangan pendengaran secara permanen. 100 Dalam periode yang singkat daya pendengaran berkurang dan pada pemaparan yang lama kerusakan pada alat pendengaran. 120 Rasa nyeri dan sakit. 150 Kehilangan pendengaran pada saat itu saja. Sumber: Yunasril, 1995 Pada umumnya kecepatan kendaraan yang lebih tinggi akan menghasilkan tingkat kebisingan yang lebih tinggi pula. Permukaan jalan yang makin kasar juga akan menghasilkan kebisingan yang makin tinggi. Bunyi yang paling keras ditimbulkan di daerah persimpangan intersection area dengan adanya kendaraan yang berhenti atau mengerem serta kendaraan yang mulai berjalan.

2.3 Usaha dalam Mengatasi Masalah Transportasi