Klasifikasi Alat Musik Sordam Pakpak Konstruksi Bagian–Bagian Sordam Tahap Penyempurnaan

58

BAB III STUDI ORGANOLOGIS SORDAM PAKPAK

3.1 Klasifikasi Alat Musik Sordam Pakpak

Sesuai dengan tinjauan penelitian mengenai organologis alat musik Sordam, penulis mengklasifikasikan alat musik ini ke dalam kelompok aerophone sebagaimana system klasifikasi alat musik yang dikemukakan oleh Curt Sachs dan Hornbostel. Dalam klasifikai tersebut, aerophone dibagi atas beberapa jenis berdasarkan karakteristik masing-masing, yaitu, blownflute, endblownflute, sideblownflute, whistleflute, vessel flutes, multiple flute, panpipes, recorders, flageolet, dan lain sebagainya. Dengan mengacu pada teori di atas, Sordam jika dilihat dari sumber dan cara memainkannya yaitu alat musik yang memiliki prinsip kerja hembusan udara, alat musik Sordam ini di golongkan ke pada klasifikasi aerophone yaitu sumber utama bunyi yang dihasilkan oleh getaran udara. Sedangkan dalam pembagian jenis klasifikasi aerophone, Sordam tergolong kedalam end blown flute karena prinsip penghasil bunyi berasal dari tiupan udara pada pangkal atas ujung instrumen. Lebih khusus lagi, bunyi yang dihasilkan oleh Surdam berasal dari tiupan udara yang terbelah oleh lingkaran sisi lobang hembusan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 59

3.2 Konstruksi Bagian–Bagian Sordam

Konstruksi bagian Sordam adalah gambaran tentang nama yang terdapat pada bagian alat musik Sordamyang mana alat musik ini memiliki 7 lubang, diantaranya adalah 4 lubang nada, 1 lubang landak penyelaras nada, 1 lubang hembusan, dan 1 lubang keluaran udara. Gambar 3.1. Bagian-bagian Sordam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 60

3.3 Tehnik Pembuatan Sordam Pakpak

Dalam pembuatan Sordam ini penulis lebih spesifik kepada teknik pembuatan oleh informan kunci penulis yaitu buatan Bapak Paingot Manik yang pembuatannya relatif sederhana tanpabantuan mesin dan tanpa adanya ritual tertentu. Berikut ini penulis akan memaparkan bahan-bahan maupun alat-alat berserta fungsi masing-masing yang digunakan informan kunci penulis dalam pembuatan Sordam Pakpak.

3.3.1 Bahan baku yang digunakan

Pembuatan Sordam tidak sesulit pembuatan alat musik Pakpak yang lain seperti Genderang ataupun kalondang yang membutuhkan bahan baku yang kompleks dengan proses yang sulit dan butuh waktu yang sangat lama. Sordam adalah salah satu alat musik Pakpak yang sederhana dalam proses pembuatannya. Sebab bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Sordam hanya seruas bambu dengan ukuran tertentu.

3.3.1.1 Bambu buluh

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh dalam bahasa Pakpak. bambu merupakan tanaman yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah iklim basah sampai iklim kering Menurut Departemen Kehutanan dan Perkebunan 1999:78. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 61 Bambu merupakan bahan dasar dari alat musik Sordam ini. Pada umumnya bambu yang dipakai sebagai bahan alat musik ini adalah bambu yang tumbuh dekat dengan sungai yang memiliki air terjun, dengan memperhatikan bentuk dan struktur bambu tertentu pula agar dapat membuat alat musik Sordam yang bermutu. Bambu yang dipakai dalam pembuatan Sordam adalah bambu BuluhParapat, buluh laga, buluh didi, buluh Seren dan buluh Bulung Maliali. Diantara bambu di atas yang sering digunakan dalam pembuatan Sordam adalah buluh Parapat dan didikarna memiliki ruas yang lebih panjang, berdiameter kecil dan tipis. Gambar 3.2. Bambu untuk membuat Sordam Foto Doc. Miduk M. Nadeak

3.3.2 Peralatan yang digunakan

Merupakan benda-benda atau alat yang dipakai untuk proses pembuatan Sordam. Selain bahan baku yang sederhana, peralatan yang digunakan untuk pembuatan Sordamjuga tidak begitu banyak dan sederhana, yaitu hanya Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 62 membutuhkan parang, daun pandan, pisau, ohor-ohor atau besi panjang, kertas pasir penghalus dan pensil.

3.3.2.1 Daun lalangpandandan Penggaris

Daun lalang dan pandan ini dipakai untuk mengukur panjang bambu dan menentukan jarak lobang nada. Jika sulit menemukan daun lalang maupun daun pandan dapat digantikan dengan penggaris. Gambar3.3. Daun Pandan Foto Doc. Miduk M. Nadeak Gambar 3.4. Penggaris Foto Doc. Miduk M. Nadeak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 63

3.3.2.2 Pisau Besar parang, golok

Pisau besar parang, golok digunakan untuk mengambil bambu, membersihkan bambu dari dahan-dahan, memotong kedua batas ruas bambu batas ujung dan batas pangkal bambu. Gambar3.5 Parang golok Foto Doc. Miduk M. Nadeak

3.3.2.3 Pisau

Pisau digunakan untuk membuat lobang hembusan, serta lobang keluaran udara. Pisau jenis ini juga digunakan untuk mengkikis lobang hembusan dan merapikan lobang keluaran nada. Gambar 3.6. Pisau Foto Doc. Miduk M. Nadeak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 64

3.3.2.4 Ohor-ohor

Ohor-ohor adalah sejenis besi panjang yang digunakan untuk pembuatan lobang nada dan untuk menghaluskan dan membersihkan bagian dalam bambu. Jika tidak ada ohor-ohor dapat juga menggunakan paku besar, walaupun hal ini sangat jarang dilakukan. Gambar 3.7. Ohor-ohor Foto Doc. Miduk M. Nadeak

3.3.2.5 Kertas Pasir penghalus

Kertas pasir digunakan untuk menghaluskan bulu-bulu kasar yang terdapat pada badan bambu. Pada badan bambu terdapat serbuk tajam seperti bulu yang memperlihatkan badan bambu tampak kasar. Gambar 3.8.Kertas pasir Foto Doc. Miduk M. Nadeak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 65

3.3.2.6 PensilPulpen

PensilPulpen digunakan untuk menandai setiap lubang nada yang telah diukur, untuk memudahkan dalam pelubangan agar posisi lubang tidak bergeser atau salah. Gambar 3.9. Pensil Foto Doc. Miduk M. Nadeak

3.4.3 Proses pembuatan

Proses pembuatan merupakan tahap awal dalam membuat Sordam, dimana pada tahap ini semua cara dalam membentuk badan Sodam dan pengukuran Sordam terdapat dalam proses ini. Dalam proses pembuatan Sordam yang pertama sekali dilakukan adalah dengan mempersiapkan bahan baku yaitu BuluhParapat, Laga, Didi, Seren dan Bulung Maliali. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 66

3.4.3.1 Memilih dan Menebang Bambu

Dalam proses pemilihan bambu memiliki teknik sendiri untuk menghasilkan Sordam yang berkualitas yang akan sangat berpengaruh terhadap daya tahan atau kekuatan bambu tersebut. Jenis bambu yang baik untuk dijadikan alat musik Sordam adalah bambu yang sudah tua dan matang, bambu tersebut juga tumbuh berdekatan dengan sungai yang memiliki air terjun. Hal tersebut dimaksudkan agar bambu tidak mengalami perubahan fisik dan kisutkusut. Dalam satu bambu hanya satu ruas saja yang dapat digunakan dalam pembuatan Sordam. Kemudian dipilih satu ruas bambu yang paling bagus yang tingkat kebengkokannya lebih rendah dari seluruh ruas bambu. Gambar 3.10. Buluhdidi Foto Doc. Miduk M. Nadeak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 67

3.4.3.2 Memotong Bambu

Bambu dipotong melalui ruas bambu dengan memperhatikan sebelumnya posisi ruas dan diameter bambu pada bagian ujung bambu yang akan dijadikan lubang tiup lobang hembusan. Bambu tersebut dipotong pada bagian bawah ruas ujung bambu dan begitu juga pada bagian ruas pangkal bambu sehingga dapat diperhatikan bahwa bambu yang akan digunakan tidak memiliki buku-buku pada bagian kedua ujungnya. Sehingga kondisi dari bambu berbentuk corong dengan kedua lubang yaitu lubang kedua sisi bambu, tanpa buku pembatas. Ruas bambu tersebut dipotong dengan menggunakan parang, sehingga menghasilkan bentuk potongan yang lebih teratur. Karena lubang tersebut juga lah yang akan menjadi lubang tiup dan keluaran nada sehingga posisi bambu yang dipotong haruslah merata. Gambar 3.11. Memotong ruas bambu Foto Doc. Miduk M. Nadeak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 68 Gambar 3.12. Bambu berbentuk corong, tanpa buku-buku Foto Doc. Miduk M. Nadeak

3.4.3.2 Membentuk Lubang Tiup Sordam

Setelah ujung dan pangkal bambu berbentuk corong, maka selanjutnya dilakukan pembentukan lubang tiup lubang hembusan Sordam dengan mengkikis pada bagian ujung bambu yang akan digunakan sebagai lubang tiupan. Sisi lubang bambu tersebut dibentuk dengan cara dikikis sisi-sisinya pada bagian luar lubang dengan posisi agak miring. Tujuan dari pengikisan ini agar suara yang dihasilkan Sordam lebih merdu dan untuk memberikan kenyamanan pada saat meniup Sordam. Pengkikisan dilakukan dengan menggunakan pisau kecil. Sebaliknya, pada sisi lubang pangkal bambu tidak perlu dilakukan pengkikisan untuk membentuk miring seperti pada bagian lubang tiup Sordam. Karena pada bagian lubang tersebut hanya dijadikan sebagai saluran udara keluar pada saat meniup Sordam. Pada bagian pangkal bambu cukup dipotong rata saja. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 69 Gambar 3.13. PemiringanPengikisan pada ujung Bambu Foto Doc. Miduk M. Nadeak Gambar 3.14.Perataan pada pangkal bambu Foto Doc. Miduk M. Nadeak

3.4.3.3 Pengukuran Panjang Bambu

Sordam Pakpak memiliki empat lubang nada, dalam mengukur lubang nada Bapak Paingot Manik menggunakan daun lalangpandan sebagai alat ukur.Cara mengukurnya yaitu daun lalangpandan dilingkarkan pada pangkal bambu, hasil dari 1 satu lingkaran tersebut untuk membuat lubang landak. Lubang landak merupakan batas yang digunakan untuk mengukur dan menentukan lubang nada. Untukmengukur lubang nada, yaitu dari lubang landak sampai lubang tiupan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 70 diukur panjang seluruh ruas bambu, setelah dapat panjang seluruhnnya, daun pandan dilipat dua. Dari panjang seluruhnya yang dibagi dua tadi maka ditentukan letak lubang nada pertama. Kemudian setengah dari panjang seluruh bambu tadi dilipat dua, yang kemudian salah satu lipatannya dibagi dua lagi, kemudian dipotong, dan sisa dari pemotongan yang lebih panjang dilipat dua lagi untuk mendapatkan lubang nada kedua, yang berada dekat ujung lubang landak. Kemudian potongan yang lebih pendek tadi dipakai untuk mengukur jarak lubang nada ketiga yang diukur dari lubang nada kedua. Sedangkan untuk lubang nada ke empat diambil ukuran dari potongan yang lebih panjang tadi dilipat dua. Setelah dilipat dua, maka potongannya dipakai untuk mengukur jarak dari lubang nada pertama. Itulah yang menjadi lubang nada keempat. Untuk menghasilkan lubang nada, terlebih dahulu ditentukan lubang landak, karena lubang ini menjadi lubang acuan untuk menentukan lubang nada. Untuk mendapatkan lubang landak, dilakukan dengan cara melilitkan daun lalang pandan atau tali panjang sekali lilitan pada ujung bambu. Gambar 3.15. Daun dililitkan pada ujung bambu Foto Doc. Miduk M. Nadeak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 71 Kemudian daun lalang dipanjangkan dan diberikan garis yang kemudian garis itu akan menjadi lubang landak. Gambar 3.16. lubang landak Foto Doc. Miduk M. Nadeak Lubang landak akan menjadi acuan untuk menentukan lubang nada yang terdapat pada Sordam, Dari acuan garis lubang landak dipanjangkanlah daun lalangpandan hingga ke ujung bambu. Lalu daun lalangpandan tersebut di lipat menjadi dua, hasil lipatan tersebut akan menjadi lubang nada pertama. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 72 Gambar 3.17. Mengukur panjang badan bambu Foto Doc. Miduk M. Nadeak Gambar di bawah ini adalah hasil lipatan daun lalangpandan tersebut yang akan menjadi lubang pertama. Gambar 3.18. Pengukura lubang nada pertama Foto Doc. Miduk M. Nadeak Untuk mendapatkan lubang nada kedua setengah dari panjang seluruh bambu tadi dilipat dua, yang kemudian salah satu lipatannya dibagi dua lagi, kemudian dipotong, dan sisa dari pemotongan yang lebih panjang dilipat dua lagi untuk mendapatkan lubang nada kedua, yang berada dekat ujung lubang landak. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 73 Gambar 3.19. Lubang kedua Foto Doc. Miduk M. Nadeak Untuk mendapatkan lubang nada ketiga diambil dari sisa potongan pertama untuk membuat lubang kedua. Gambar 3.20. Potongan yang dibuang untuk mendapatkan pengukuran lubang kedua Foto Doc. Miduk M. Nadeak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 74 Gambar 3.21. Pengukuran lobang ketiga Foto Doc. Miduk M. Nadeak Selanjutnya untuk mendapatkan lubang nada keempat hasil pengkuran lubang kedua tadi dibagi dua dan dapatlah lubang ke empat. Gambar 3.22. Daun lalangpandan hasil pengukuran kedua dibagi dua Foto Doc. Miduk M. Nadeak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 75 Gambar 3.23. Pengukuran lubang keempat Foto Doc. Miduk M. Nadeak

3.5 Tahap Penyempurnaan

Tahap penyempurnaan merupakan proses finishing dari pembuatan Sordam, dimana pada tahap sebelumnya merupakan tahap pembentukan badan Sordam seperti memotong bambu, pembuatan lubang tiupan, lubang keluaran udara, dan mengukur memberi tanda lubang nada pada badan Sordam. Pada tahap proses penyempurnaan adalah memberi lubang pada Sordam, hal pertama yang dilakukan adalah pembuatan lubang landak, setelah itu memberi lubang nada yang sudah diukur jaraknya dan diberi garis. Setelah proses pelubangan selesai, maka dilanjutkan dengan pembersihan bagian dalam Sordam dan penghalusan bagian Sordam dengan kertas pasir, yang bertujuan untuk memperindah tampilan Sordam dan memberikan kenyamanan jari-jari pada saat memainkan Sordam. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 76 Gambar 3.24. Garis lubang nada Foto Doc. Miduk M. Nadeak Gambar 3.25. Pembuatan lubang Sordam Foto Doc. Miduk M. Nadeak Gambar 3.26. Membersihkan bagian dalam sordam Foto Doc. Miduk M. Nadeak Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 77 Gambar 3.27. Menghaluskan badan Sordam Foto Doc. Miduk M. Nadeak

3.6 Ukuran Bagian–bagian Sordam