Sistem Mata Pencarian Bahasa

31 Adapun batas Kabupaten Pakpak Bharat adalah sebagai berikut: 1. Sebelah timur berbatasan dengan: Kecamatan Parbuluan kabupaten Dairi dan Harian Kabupaten Samosir 2. Sebelah barat berbatasan dengan: Kabupaten Aceh Singkil Provinsi Nanggro Aceh Darussalam 3. Sebelah utara berbatasan dengan: Silima Pungga- pungga Kecamatan Lae Parira Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi 4. Sebelah selatan berbatasan dengan: Kecamatan Tara Bintang Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kecamatan Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah

2.3 Sistem Mata Pencarian

Mata pencarian masyarakat Pakpak, khususnya yang berada di daerah Pakpak Bharat sangat beragam, disesuaikan dengan keahlian masing- masing. Banyak warga Pakpak Bharat bekerja sebagai guru, PNS Pegawai Negeri Sipil, petani, pedagang, pegawai swasta, dll. Dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber mengatakan; banyak masyarakat Pakpak yang menggeluti pekerjaan bercocok tanam seperti: Nenas, kopi, jeruk, padi, dan tanaman palawija, dan banyak juga dari kalangan pegawai negeri sipil dan pegawai swasta yang menggeluti pekerjaan bercocok tanam diluar pekerjaan utamanya. Begitu juga dengan pengusaha kecil dan pedagang memiliki lahan bercocok tanam serta menekuninya sebagai penopang kehidupannya.

2.4 Sistem Kepercayaan dan Religi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 32 Sebelum agama Islam dan Kristen masuk ke wilayah Pakpak, masyarakat setempat menganut kepercayaan yang disebut persilihi atau perbegu. Persilihi atau perbegu ini ialah suatu kepercayaan yang meyakini bahwa alam ini berada dibawah kuasa pengaruh roh-roh gaib atau adanya dewa-dewamaupun roh-roh nenek moyang yang dikultuskan Naiborhu, 1988 : 22-26.

2.4.1 Kepercayaan Kepada Dewa-dewa

Sebelum agama masuk ke lingkungan masyarakat Pakpak,masyarakat mempercayai kekuatan alam gaib dan percaya bahwa alam adalah sumber kehidupan. Masyarakat Pakpak percaya terhadap Debata GuruBatara Guru yang dikatakan dalam bahasa PakpakSitempaSinembe nasa si lot yang artinya maha pencipta segala sesuatu yang ada di bumi ini yang diklasifikasikan ataudiistilahkan sebagai berikut: Debata GuruBatara Guru menjadikan wakilnya untuk menjaga dan melindungi, yaitu : 1. Beraspati Tanoh. Diberi symbol dengan menggambar cecak yang berfungsi melindungi segala tumbuh-tumbuhan. Jadi, jika seorang orang tua menebang pohon bambu, kayu atau tumbuhan lainnya, maka ia harus meminta izin kepada Beraspati Tanoh. 2. Tunggung Ni Kuta TunggungTunggul Ni Kuta diyakini memiliki peranan untuk menjaga dan melindungi kampung atau desa serta manusia sebagai penghuninya. Oleh karena Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 33 hal tersebut, maka tunggung ni kuta memberikan kepada manusia beberapa benda yaitu sebagai berikut : a. Lapihen, terbuat dari kulit kayu yang didalamnya terdapat tulisan-tulisan yang berbentuk mantra atapun ramuan obat-obatan serta ramalan-ramalan. b. Naring, wadah yang berisi ramuan sebagai pelindung kampung. Apabila satu kampung akan mendapat ancaman, maka naring akan memberikan pertanda berupa suara gemuruh ataupun siulan agar penduduk dapat mengantisipasi gangguan tersebut. c. Pengulu balang, sejenis patung yang terbuat dari batu yang memiliki fungsi untuk memberikan sinyal atau tanda berupa gemuruh sebagai pertanda gangguan, bala, musuh, atau penyakit bagi masyarakat suatu desa. d. Sibiangsa, yaitu wadah berbentuk guci yang diisi ramuan yang ditanam di dalam tanah yang bertugas mengusir penjahat yang datang. e. Sembahen Ni Ladang, yaitu roh halus dan penguasa alam sekitarnya yang diyakini dapat menggangu kehidupan dan sekaligus dapat melindungi kehidupan manusia apabila diberi sesajen. f. Tali Solang, yaitu tali yang disimpul di ujungnya, mempunyai kepala ular yang digunakan untuk menjerat musuh. g. Tongket Balekat, yaitu terbuat dari kayu dan hati ular yang berukuran lebih kurang satu meter yang diukir dengan ukiran Pakpak dan dipergunakan untuk menerangi jalan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 34 h. Kahal-kahal, yaitu menyerupai telapak kaki manusia untuk melawan musuh. i. Mbarla, yaitu roh yang berfungsi untuk menjaga ikan di laut, sungai dan danau. j. Sineang Naga Lae, yaitu roh yang menguasai laut, danau dan air.

2.4.2 Kepercayaan Kepada Roh-roh

Kepercayaan kepada roh-roh meliputi: a. Sumangan, yaitu tendi roh orang yang sudah meniggal mempunyai kekuatan yang menentukan wujud dan hidup seseorang yang dikenang. b. Hiang, yaitu kekuatan gaib yang dibagikan kepada saudara secara turun temurun. c. Begu Mate Mi Lae atau disebut juga dengan begu Sinambela, yaitu roh orang yang sudah meninggal diakibatkan karena hanyut di sungai. d. d. Begu Laus, yaitu sejenis roh yang menyakiti orang yang datang dari tempat lain serta dapat membu at orang menjadi sakit secara tiba- tiba. Selain kepercayaan di atas, masyarakat Pakpak juga mempunyai beberapa kegiatan ritual yang berhubungan dengan kehidupan mereka sebagai berikut: a. Marelang tendi: ritual yang dilakukan ketika seseorang terkejut karena mendengar suara keras dan keadaan dimana seseorang sedang terancam bahaya. Rohnya tendiakan pergi meninggalkan raganya. Untuk menjemput tendi roh yang pergi tadi diadakanlah upacaramarelang tendi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 35 dengan menyediakan sesajen berupa: ayam merah atau ayam putih dan diberikan kepada roh nenek moyang yang sudah meninggal melalui petunjuk datu atau dukun. b. Pelaus Persilihi Urat-urat Ambat tolak bala adalah ritual yang dilakukan ketika seseorang merasa nasibnya sial dan mendapatkan mimpi buruk maka, dilakukanlah ritual pelaus persilihi urat-urat ambat atau tolak bala. Upacara ini dilakukan dengan cara mengambil ramuan berupa akar kayu yang melintang dijalan atau arahnya memotong jalan. Akar tersebut dipahat lalu dibentuk patung manusia yang diberi tudung kain yang kemudian disembur dengan sirih. Kemudian disediakan makanan berupa ikan jurung yang dibentuk lurus Pakpak: nurung ncayur serta dilengkapi dengan nasi kuning pelleng. Selanjutnya patung manusia tadi diletakkan di atas niru tampi dan diletakkan dipersimpangan jalan yang kegunaannya agar jauhlah bahaya dan datanglah keselamatan. Kepercayaan- kepercayaan di atas sudah jarang dilaksanakan oleh masyarakat Pakpak khususnya yang berada di wilayah Kecamatan kerajaan sejak masuknya agama di daerah tersebut. Masyarakat Pakpak di daerah ini sebagian besar sudah memeluk agama yang tetap, yaitu agama yang sudah diakuai oleh pemerintah. Sebagian besar masyarakat yang ada di daerah ini beragama Islam, Kristen dan sebagian kecil beragama Katolik.

2.5 Bahasa

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 36 Pada umumnya, bahasa yang dipakai oleh masyarakat di Kabupaten Pakpak Bharat adalah bahasa daerah Pakpak, karena mayoritas penduduk disana adalah suku Pakpak. Hal ini menyebabkan kehidupan sehari-hari penduduk menggunakan bahasa Pakpak begitu juga dalam acara adat. Terdapat juga sebagian kecil suku lain seperti suku Toba, Karo, dan Nias yang datang ke desa ini, tetapi setelah tinggal beberapa lama disana, masyarakat dari suku-suku di atas sudah mengerti dan fasih menggunakan bahasa Pakpak. Selain bahasa Pakpak, bahasa yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari adalah bahasa Indonesia yang digunakan di tempat-tempat umum, seperti sekolah, puskesmas dan kantor Kelurahan. Ada beberapa jenis gaya bahasa yang digunakan dalam kehidupan masyarakat Pakpak, yaitu: a. Rana telangke yaitu kata-kata perantara atau kata-kata tertentu untuk menghubungkan maksud si pembicara terhadap objek si pembicara. b. Rana tangis yaitu gaya bahasa yang dituturkan dengan cara menangis atau bahasa yang digunakan untuk menangisi sesuatu dengan teknik bernyanyi narrative songs atau lamenta dalam istilah etnomusikologi yang disebut tangis mangaliangi bahasa tutur tangis. c. Rana mertendung yaitu gaya bahasa yang digunakan dihutan, d. Rana nggane yaitu bahasa terlarang, tidak boleh diucapkan di tengah-tengah kampung karena dianggap tidak sopan, dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 37 e. Rebun rana tabas atau mangmang yaitu bahasa pertapa datu atau bahasa mantera oleh guru Naiborhu, 2002:51.

2.6 Sistem Kekerabatan