Landasan Filosofis kukuasaan negara atas usaha-usaha pertambangan minerba di-Indonesia

adalah uu no. 11 tahun 1967.

B. Landasan Filosofis kukuasaan negara atas usaha-usaha pertambangan minerba di-Indonesia

. 31 Secara singkat, pendiri negara Founding Father kita menyepakati pasal 33 UUD 1945 tersebut sebagai salah satu landasan konstitusional negara dalam pengolahan sumber daya alam negara. Dasar-dasar pemikiran yang juga melandasi pasal tersebut adalah kemerdekaan RepublikIndonesia sendiri yang diraih melalui prinsip tolong menolong, sehingga landasan perekonomian negara pun pada saat itu melalui landasan pemikiran tersebut. Pada dasarnya, apabila Sebelum kita membahas mengenai landasan filosofis hak penguasaan atas usaha-usaha pertambangan minerba. Maka terlebih dahulu kita melihat kebelakang pembahasan bab ini yang menyatakan bahwasanya minerba termasuk kedalam agraria yang dalam pengertian luas. Dimana minerba ini merupakan kekayaan alam yang terkandung dalam perut bumi. Sehingga kita harus melihat Dasar konstitusionil penguasaan negara atas usaha-usaha pertambangan haruslah berdasarkan UUD 1945. Adapun konsepsi negara hukum medern secara konstitusionil dapat dirujuk pada rumusan tujuan negara yaitu; melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia serta mewujudkan keadilan sosial. Adapun normatifisasi memajukan kesejahteraan umum dan keadilan sosial ini termuat dalam pasal 33 UUD 1945. 31 Tampil anshari siregar,op. Cit. hal 29 Universitas Sumatera Utara suatu perusahaan yang menguasai hajat hidup orang banyak. Karena baik- buruknya suatu perusahaan apabila nasib beribu-ribu orang yang bekerja didalam perusahaan tersebut ditentukan oleh orang partikulir saja swasta, yang nota benenya akan berpedoman kepada motif ekonomi yaitu untuk memperoleh keuntungan. Kata “dikuasai” oleh negara yang terdapat dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 tidak ditafsirkan secara khusus dalam penjelasannya, sehingga memungkinkan untuk dilakukan penafsiran akan makna dan cakupan pengertiannya. Maka untuk mengetahui lebih lanjut tentang kata dikuasai oleh negara, maka terlebih dahulu ditafsirkan secara etimologis asal usul kata. Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia KBBI “dikuasai oleh negara kalimat pasif” mempunyai perbedaan arti dengan negara menguasai. Kata “menguasai” memiliki arti berkuasa atas sesuatu, memegang kekuasaan atas sesuatu, sedangkan pengertian kata “penguasaan” berarti ; proses, cara, perbuatan menguasai, atau mengusahakan. Dengan demikian pengertian kata penguasaan lebih luas dari kata menguasai. 32 Dalam rangka penguasaan negara atas usaha-usaha pertambangan mengandung pengertian negara memegang kekuasaan untuk menguasai dan mengusahakan segenap sumber daya bahan galian yang terdapat dalam wilayah hukum pertambangan indonesia. Jika dirunut ke-pasal 33 ayat 3 UUD 1945 “bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dari ayat tersebut terdapat dua aspek kaidah yang tidak dapat dipisahkan, yaitu “Hak penguasaan negara” dan “dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”. Hak 32 Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, departemen pendidikan dan kebudayaan balai pustaka , jakarta,1995,hal.533. Universitas Sumatera Utara penguasaan negara merupakan instrumen alat atau bersifat instrumental, sedangkan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat merupakan tujuan objektivitas dari pada alat setelah dipergunakan. Hak penguasaan negara merupakan konsep yang didasarkan pada organisasi kekuasaan dari seluruh rakyat. 33 a. Segala bentuk pemanfaatan bumi dan air serta hasil yang didapat kekayaan alam, harus secara nyata meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat; Hak penguasaan negara selain berisi wewenang untuk mengatur dan mengurus dan mengawasi pengelolaan atau penguasaan bahan galian, juga berisi kewajiban untuk mempergunakannya bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengusahaan dan penggunaan bahan galian disesuaikan dengan tujuan dan diantara keduanya memiliki sifat kesesuaian yang mutlak dan tidak dapat diubah. Kemakmuran rakyat merupakan semangat dan cita negara kesejahteraan yang harus diwujudkan oleh negara dan pemerintah negara indonesia. Oleh karena itu, HPN atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkadung didalamnya pada hakikatnya merupakan suatu perlindungan dan jaminan akan terwujudnya sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Keterkaitan HPN dengan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat menurut Bagir manan akan mewujudkan kewajiban negara: b. Melindungi dan menjamin segala hak-hak rakyat yang terdapat di dalam maupun diatas bumi, air dan berbagai kekayaan alam tertentu yang dapat dihasilkan secara langsung atau dinikmati langsung oleh rakyat; 33 Abrar Saleng,Hukum Pertambangan,UII Press, jakarta,2004, hal.21 Universitas Sumatera Utara c. Mencegah segala tindakan dari pihak manapun yang akan menyebabkan rakyat tidak mempunyai kesempatan atau akan kehilangan haknya dalam menikmati kekayaan alam. 34 Atas dasar hubungan HPN dengan objek kepemilikan atau merupakan objek HPN, maka HPN harus dilihat dalam konteks hak dan kewajiban negara sebagai pemilik yang bersifat hukum publik Publiejkrechtelijk bukan sebagai hak dan kewajiban yang bersifat privaatrechtelijk. Pemahaman yang demikian bermakna bahwa negara memiliki kewenangan sebagai pengatur, perencana, pelaksana, sekaligus sebagai pengawas pengelolaan, penggunanaan dan pemanfaatan sumber daya alam nasional. Jika dilihat dari UUPA sendiri mengenai pengaturan penguasaan negara atas BARAKA tepatnya dalam pasal 1 ayat 2 dijelaskan sebagai berikut “Seluruh bumi, air, ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dalam wilayah republik indonesia, sebagai karunia tuhan yang maha esa adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa indonesia dan merupakan kekayaan nasional.” Dalam pasal ini telah diakui bahwa semua ciptaan di alam raya ini adalah karunia tuhan yang maha esa dan berada dalam penguasaannya. Pandangan ini sejalan dengan masyarakat tradisional indonesia baik sebelum atau sesudah mengenal Tuhan, mereka menganggap bahwa ada sosok pencipta alam melalui kepercayaan mereka. Sehingga dalam UUPA sendiri adalah berdasarkan hukum adat yaitu dalam pasal 5 “hukum agraria yang berlaku atas BARAKA adalah hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan kepentingan negara yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme 34 Bagir Manan , Beberapa catatan atas Rancangan Undang-Undang tentang minyak dan gas bumi, FH-Unpad, Bandung, 1999, Hal.12. Universitas Sumatera Utara indonesia serta peraturan yang tercantum dalam undang-undang ini serta peraturan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama”. Namun, dalam hal ini hukum adat yang dimaksud bukanlah hukum adat murni. Karena banyak pengaturan hukum adat yang antara masyarakat yang satu dan yang lainnya memiliki perbedaan. Diantaranya mengenai pewarisan, dalam sistem hukum patrineal seperti batak toba. Laki-laki lah yang boleh menerima warisan dari kedua orang tuanya. Berbeda dengan matrineal, yang mana perempuanlah yang menjadi pewaris. Maka untuk mengambil jalan tengahnya UUPA menghendaki baik laki-laki maupun perempuan dapat memiliki Tanah baik didapat karena jual beli maupum karena pewarisan. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana sifat hubungan bangsa indonesia dengan BARAKA menurut UUPA? Jika melihat memori penjelasan pada angka IIa menyatakan bahwa sifat hubungan itu adalah hubungan semacam hak ulayat. Hak ulayat dalam hukum adat adalah hubungan antara masyarakat hukum adat dengan wilayahnya. Namun hubungan yang dimaksud dalam hal ini bukanlah hubungan hak milik. Seperti halnya menurut Boedi harsono bahwa; “Hubungan antara masyarakat adat dengan wilayahnya adalah hubungan kepunyaan menurut aslinya memberi wewenang untuk menguasai sebagai empunya tuannya, sedangkan hubungan kepunyaan tidak harus merupakan hubungan hal milik. Hubungan kepunyaan bangsa inipun demikian halnya sama seperti hak ulayat ini”. 35 Maka untuk kekonsistenan hukum adat dalam uupa, untuk tetap menjaga 35 Boedi harsono, Undang-undang pokok agraria, cetakan ketiga, Djambatan, Jakarta,1970, hal.70. Universitas Sumatera Utara hubungan tersebut diatas. Maka dalam pasal 6 UUPA sudah diatur “segala hak atas tanah mempunyai fungsi sosial”. Kembali ke memori penjelasan UUPA pada angka II4 disebutkan; “...hak atas tanah apapun yang ada pada seseorang adalah tidak dapat dibenarkan bahwa tanahnya itu akan dipergunakan atau tidak dipergunakan semata-mata untuk kepentingan pribadinya, apalagi hal itu akan menimbulkan kerugian pada masyarakat. Penggunaan tanah harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat dari haknya hingga bermanfaat bagi kesejahteraan dan kebahagiaan yang mempunyainya maupun bermanfaat pula bagi masyarakat dan negara. Namun dalam hal ini, kepentingan pribadi terhadap hak atas tanah akan terdesak sama sekali oleh kepentingan umum. Keduanya harus saling mengimbangi sehingga pada akhirnya akan tercapai tujuan utama yaitu; kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat seluruhnya”. 36 a. Subjeknya, Hak ulayat adalah masyarakat hukum bukan perorangan dan HPN adalah Negara melalui pemerintah. Walaupun berdasarkan penjelasan diatas sudah diterangkan mengenai kemiripan antara hak ulayat dengan HPN. Pada dasarnya, hak ulayat tidaklah sama dengan HPN yang bersumber dari konstitusi negara. Terdapat perbedaan antara hak ulayat dan HPN dari unsur-unsur berikut, yaitu: b. Objeknya, bagi hak ulayat adalah tanah, air, dan sumber-sumber alam tertentu dalam wilayahnya, sedangkan HPN lebih luas sebab selain semua sumber daya alam yang ada dalam wilayah negara indonesia, juga semua 36 Abrar Saleng, Hukum....Op.Cit, Hal 159. Universitas Sumatera Utara cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak. c. Isinya, bagi hak ulayat adalah rangkaian wewenang dan kewajiban yang meliputi pengaturan, pemberian cara penggunaan sumber daya alam dan pemeliharaanya, sedangkan bagi HPN adalah sejumlah wewenang dan kewajiban publik yang meliputi pengaturan, pengurusan serta pengawasan, penggunaan dan pemanfaatan potensi segenap sumber daya alam dan cabang-cabang produksi penting yang dipergunakan sebesar- besarnya untuk kemakmuran rakyat. d. Pelaksana, bagi hak ulayat adalah kepala persukutuan hukum atau kepala adat, sedangkan bagi HPN adalah pemerintah republik indonesia. Sementara itu, yang menjadi persamaan antara hak ulayat dan HPN terletak pada hak yang dimiliki negara melalui pemerintah dan hak yang dimiliki oleh kepala persekutuan hukum adat, kuasa yang dimiliki atas pengelolaan wilayah hukum dari HPN dan hak ulayat adalah sama untuk kepentingan bersama sesuai wilayah hukum yang menjadi cakupannya. Penjelasan diatas merupakan penegasan mengenai Hak Penguasaan Negara dan hak milik atas tanah berdasarkan UUPA. Pengertian demikian sama halnya dengan pengertian Hak Penguasaan yang terdapat dalam pasal 33 UUD 1945. Didalam UU No.5 Tahun 1960 UUPA telah disebutkan bahwa penguasaan negara atas bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dapat dikuasakan kepada daerah. Walaupun ketentuan ini memungkinkan daerah turut serta menyelenggarakan hak menguasai oleh negara tas bumi, air, dan kekayaan alam didalamnya, tetapi tidak cukup jelas terutama mengenai makna Universitas Sumatera Utara “dikuasakan”. Konsep Hak Penguasaan Negara atau lebih dikenal dengan asas domein, mengandung perngertian kepemilikan ownership. Negara adalah pemilik atas tanah, karena itu memiliki segala wewenang melakukan tindakan yang bersifat kepemilikan eigensdaad. UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan dasar agraria UUPA merumuskan makna “hak menguasai negara” sebagai wewenang untuk: a. Mengatur dan menyelenggarakan perubahan, penggunaan , persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut. b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang- orang dengan bumi, air dan ruang angkasa. c. Menentukan dan mengatur hubungan–hubungan hukum mengenai bumi,air dan ruang anngkasa. Selanjutnya disebutkan wewenang menguasai tersebut digunakan untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan pelaksanaannnya dapat dikuasakan kepada daerah dan masyarakat hukum adat. Dalam penjelasan umum lebih dijelaskan bahwa negara tidak memiliki, melainkan bertindak selaku pemegang kekuasaan. Jadi, bersifat publik atau pemerintahan belaka bestuursdaad. Yang sering kali dilupakan adalah tujuan dari dikuasai negara. Baik dalam UUD 1945 maupun UUPA ditegaskan bahwa hak menguasai oleh negara adalah untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat. Berdasarkan tujuan tersebut, ada beberapa larangan yang tidak boleh dilanggar, yaitu: a. Apabila dengan iktikad baik tanah – tanah tersebut merupakan salah satu penjelmaan dari tujuan kemakmuran rakyat. Rakyat harus mendapat hak Universitas Sumatera Utara didahulukan dari pada occupant baru yang menyalahgunakan formalitas– formalitas hukum yang berlaku. b. Tanah yang telah dikuasai oleh negara, tetapi telah dimanfaatkan rakyat dengan iktikad baik ter geode trouw hanya dapat dicabut atau diasingkan dari mereka, semata – mata untuk kepentingan umum, yaitu untuk kepentingan sosial dan atau kepentingan negara. c. Setiap pencabutan atau pemutusan hubungan hukum atau hubungan konkrit yang diduduki atau dimanfaatkan rakyat dengan iktikad baik, harus dijamin tidak akan menurunkan status atau kualitas hidup mereka karena hubungan mereka dengan tanah tersebut. Untuk mengetahui lebih banyak mengenai hak penguasaan negara terhadap tanah sebagaimana yang berlaku dinegara kita. Maka, perlu dirujuk kedalam beberapa rumusan pengertian, makna dan substansi dikuasai oleh negara sebagai dasar untuk mengakaji HPN berdasarkan pendapat para ahli, yaitu: a. Mohammad Hatta merumuskan tentang pengertian dikuasai oleh negara; “Dikuasai oleh negara tidak berarti negara sendiri menjadi pengusaha, usahawan atau ondernemer. Lebih tepat dikatakan bahwa kekuasaan negara terdapat pada membuat peraturan guna memperlancar jalan ekonomi, perturan yang melarang pula penghisapan orang yang lemah oleh orang yang bermodal.” 37 b. Muhammad Yamin merumuskan pengertian dikuasai oleh negara termasuk mengatur danatau menyelenggarakan terutama untuk 37 Mohammad Hatta, Penjabaran Pasal 33 UUD 1945, Mutiara, Jakarta, 1977, Hal.28. Universitas Sumatera Utara memperbaiki dan mempertinggi produksi dengan mengutamakan koperasi. 38 c. Panitia Keuangan dan Perekonomian bentukan Badan Penyelidik Usaha- Usaha Kemerdekan Indonesia BPUPKIyang diketuai oleh Mohammad Hatta merumuskan pengertian dikuasai oleh negara adalah sebagai berikut: • Pemerintah harus bersedia menjadi pengawas dan pengatur dengan berpedoman kepada keselamatan rakyat. • Semakin besar perusahaan dan semakin banyak orang yang menggantungkan dasar hidupnya karena semakin besar mestinya kesertaan pemerintah. • Tanah..Haruslah dibawah kekuasaan Negara; • Perusahaan tambang yang besar...dijalankan sebagai usaha negara. 39 d. Bagir Manan merumuskan cakupan pengertian dikuasai oleh negara atau HPN adalah sebagai berikut: • Penguasaan semacam kepemilikan oleh negara. Artinya negara melalui pemerintah adalah satu-satunya pemegang wewenang untuk menentukan hak, wewenang atasnya. Termasuk disini bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya. • Mengatur dan mengawasi penggunaan dan pemanfaatan; • Penyertaan modal dan dalam bentuk perusahaan negara untuk usaha- usaha tertentu. 40 38 Muhammad Yamin, Proklamasi dan Konstitusi, Djambatan, Jakarta, 1954, Hal 42-43 39 Mohammad Hatta, Op.Cit Universitas Sumatera Utara Rumusan-rumusan di atas, mengandung beberapa unsur yang sama. Persamaan tersebut dapat dijadikan dasar untuk mengkaji lebih mendalam mengenai konsep penguasaan negara atas pertambangan. Dari pemahaman berbagai persamaan itu, maka rumusan pengertian HPN ialah negara melalui pemerintah memiliki kewenangan untuk menentukan penggunaan, pemanfaatan dan hak atas sumber daya alam dalam lingkup mengatur regelen, mengurus, mengelola besturen, dan mengawasi toezichthouden pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam. Berdasarkan logika diatas, maka semestinya makna dikuasai oleh negara mengandung arti sebagai berikut. a. Hak negara itu harus dilihat sebagai antitesi dari asas domein yang memberi wewenang kepada negara untuk melakukan tindakan kepemilikan yang bertentangan dengan asas kepunyaan menurut adat istiadat. Hak kepunyaan didasarkan pada asas komunal dan penguasahanya sebagai pengatur belaka. b. Hak menguasai oleh negara tidak boleh dilepaskan dari tujuan, yaitu demi sebesar–besarnya kemakmuran rakyat. Negara harus memberikan hak terdahulu kepada rakyat yang telah secara nyata dan dengan iktikad baik memanfaatkan tanah. Selain itu, pengaruh pertambangan terhadap lapangan pekerjaan, sumber ekonomi bagi negara sangat dirasakan dalam perkembangannya. Apabila seseorang dapat memiliki kekuasaan diatas tanah yang berpotensi untuk dijadikan sebagai lahan untuk pertambangan, maka keadilanpun akan sangat kabur. 40 Bagir Manan , Pertumbuhan dan Perkembangan konstitusi suatu negara, Mandar Maju, Bandung, 1995, Hal.55 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan rumusan tersebut, maka dapat ditarik beberapa pokok-pokok pikiran yang terkandung didalamnya antara lain : a. Perekonomian indonesia berdasarkan pada cita-cita tolong menolong dan usaha bersama, dilaksanakan dalam bentuk koperasi; b. Perusahaan besar mesti dibawah kekuasaan pemerintah, yang dimaskud dengan perusahaan besar adalah yang menguasai hajat hidup orang banyak dan dimana banyak orang menggantungkan hidupnya; c. Perusahaan besar berbentuk korporasi diawasi dan penyertaan modal pemerintah, perusahaan yang dimaksud berbentuk korporasi publik; d. Perusahaan tambang dalam bentuk usaha negara dapat diserahkan kepada badan yang bertanggung jawab kepada pemerintah. e. Tanah dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara. 41 Sementara itu, Keterkaitan Hak Penguasan Negara dengan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat menurut Bagir Manan akan mewujudkan hak dan kewajiban negara; a. Segala bentuk pemanfaatan bumi, air serta hasil yang didapat kekayaan alam, harus secara nyata meningkatkan kemakmuran dan kesejahteran masyarakat; b. Melindungi dan menjamin segala hak-hak rakyat yang terdapat didalam atau diatas bumi, air dan berbagai kekayaan alam tertentu yang dapat dihasilkan secara langsung atau dinikmati oleh rakyat; 41 Landasan historis Tafsiran UUPP 1967 Universitas Sumatera Utara c. Mencegah segala tindakan dari pihak manapun yang akan menyebabkan rakyat tidak mempunyai kesempatan ataupun akan kehilangan haknya dalam menikmati kekayaan alam. 42 Ketiga kewajiban diatas, sebagai jaminan bagi tujuan HPN atas sumber daya alam yang sekaligus memberikan pemahaman bahwa dalam hak penguasaan itu, negara hanya melakukan bestuurdaad dan beheersdaad dan tidak melakukan eigensdaad. Begitu luasnya cakupan dari hak menguasai negara tersebut sebagaimana telah diatur dalam pasal 2 ayat 2 UUPA. Semakin jelas lagi diayat 4 dijelaskan bahwa hak menguasai tersebut dapat dikuasakan kepada daerah-daerah swatantra dan masyarakat hukum adat sekedar diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan nasional. Dengan demikian, daerah-daerah otonom ataupun lembaga- lembaga pemerintah tidak boleh melakukan wewenang agraria atau Hak Penguasaan Negara tanpa didelegasikan terlebih dahulu oleh instansi puasat dan tertuang dalam peraturan perundang-undangan tertentu dan ditentukan wewenang apa saja yang diberikan. 43

C. Objek Hak Penguasaan Negara