Saran Kepastian Hukum Penguasaan Negara Atas Usaha-Usaha Pertambangan Mineral dan Batabara di Indonesia

D. Saran

1. Kebudayaan merupakan identitas Negara Republik Indonesia dan merupakan kekayaan yang harus tetap dijaga eksistensinya sebagaimana sudah diatur dalam konstitusi Negara Republik Indonesia yaitu pada pasal 18b ayat 2 dan 3. Eksistensi tersebut merupakan tanggung jawab bagi semua pihak. Namun eksistensi tersebut tidaklah menjadi sebuah penghalang untuk perkemabangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi salah satunya dalam bidang industri Pertambangan. Dalam posisi tersebut, pemerintah haruslah dapat mempertahankan stabilitas antara eksistensi tersebut dan perkembangan IPTEK tersebut. Salah satunya melalui perlindungan terhadap hak konstitusional masyarakat hukum adat, turut serta dalam sengketa yang terjadi antara perusahaan pertambangan dengan Mahudat danmemberikan pengawasan terhadap perusahaan pertambangan yang berada disekitarhak ulayat Mahudat. 2. Tidak dapat dipungkiri pemerataan perekonomian penduduk indonesia tidaklah seimbang. Sehingga pengawasan terhadap setiap usaha-usaha yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak haruslah lebih ditingkatkan. Terutama pengawasan terhadap setiap program perusahaan apakah dampaknya benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat setempat bukan hanya dalam waktu yang singkat, namun dapat digunakan untuk jangka waktu yang lama. Adapun hal yang perlu diberkan oleh perusahaan adalah peningkatan soft skill dari anggota masyarakat hukum adat sesuai dengan bidang yang mereka tekuni, peningkatan sarana prasarana guna untuk memperlancar aktifitas mereka, peningkatan Universitas Sumatera Utara kualitas kesehatan masyrakat melalui pendirian Rumah Sakit danatau Puskesmas, peningkatan mutu pendidikan dengan turut serta untuk mendirikan sekolah, beasiswa kepada anggota mahudat, penambahan jumlah CSR perusahaan. 3. Sinkronisasi antara materi muatan dalam peraturan perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya haruslah lebih ditingktakan untuk memberikan sebuah kepastian hukum dalam perkembangan hukum Negara. Maka seharusnya Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2011 ini dicabut oleh presiden sebagai pihak yang bertanggung jawab atas terbitnya Instruksi Presiden ini. Hal ini ditujukan agar terciptanya kepastian hukum pada bidang pertambangan di Indonesia. Universitas Sumatera Utara

BAB II Kekuasaan Negara Atas Usaha-Usaha

Pertambangan di Indonesia Dikaitkan dengan Hukum Agraria A. Konsep Teoritis kekuasaan negara Atas Bumi, air, ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya. 28 Timbul pertanyaan bahwa apakah Mineral dan batubara termasuk kedalam pengertian Agraria. Maka untuk menjawab pertanyaan tersebut perlulah kita kaji berdasarkan pengertian Agraria berdasarkan UUPA yang termaktub dalam penjelasan umum UUPA poin 1: “Hukum agraria yng baru itu UUPA harus memberikan kemungkinan akan tercapainya fungsi dari bumi, air, ruang angkasa Rangkaian kata “bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya” sebagaimna terdapat dalam pasal 1 dan 2 UUPA sebagai pengertian dari UUPA berbeda dengan yang terdapat dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 yang tidak mencantumkan kata “ruang angkasa”. Perbedaan diatas tidaklah semerta-merta dapat dijadikan sebagai alasan untuk mengatakan UUPA itu bertentangan ataupun mempunyai cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan UUD 1945. Dimana keberadaan ruang angkasa didalam UUPA tersebut tidak tercantum dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 yang hanya bersifat deklaratif dan bukan bersifat konstitutif. Dalam artian bahwa hanya sekedar pernyataan yang lebih tegas karena dengan menyebut bumi, dan air berarti disitu sudah terdapat ruang angkasa atau dengan kata lain tidak ada bumi dan air yang tidak memiliki ruang angkasa. 28 Tampil anshari siregar, UUPA dalam bagan, KSHM USU, Medan. 2003, hal 4 Universitas Sumatera Utara serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya harus sesuai pula dengan kepentingan rakyat dan kepentingan negara serta memenuhi kebutuhannya menurut perkembangan zaman dalam segala soal agraria”. Yang selanjutnya dalam pasal 1 ayat 2 UUPA juga dijelaskan bahwa “ seluruh bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya, dalam wilayah RI sebagai karunia Tuhan Yang Maha Kuasa adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa indonesia dan merupakan kekayaan alam nasional”. Dan dipasal 2 ayat 1 “atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945 dan hal-hal yang dimaksud dalam pasal 1 undang-undang ini bumi, air, ruang angkasa, serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara sebagai organisasi seluruh rakyat indonesia”. 29 30 1. Dalam arti sempit adalah tanah; Dapat disimpulkan bahwa agraria yang dimaksud sebagai cakupan dari pengaturan UUPA ini adalah Bumi, air, ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Yang dipertegas kembali berdasarkan pendapat prof.A.P Parlindungan yang menyatakan pengertian agraria itu dibagi menjadi 2 : 2. Dalam arti luas meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya. Adapun agraria yang dikembangkan uupa adalah dalam pengertian luas. Yang dengan lahirnya undang-undang ini kemudian melahirkan undang-undang lain yang mengatur sendiri bidangnya seperti undang-undang tentang kehutanan, pengairan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup termasuk salah satunya adalah undang-undang tentang PERTAMBANGAN yang pada saat itu 29 I b i d 30 A.P.Parlindungan. Komentar atas UUPA, Mandar Maju, Bandung, 1991.hal 5 Universitas Sumatera Utara adalah uu no. 11 tahun 1967.

B. Landasan Filosofis kukuasaan negara atas usaha-usaha pertambangan minerba di-Indonesia