c. Mencegah segala tindakan dari pihak manapun yang akan menyebabkan
rakyat tidak mempunyai kesempatan ataupun akan kehilangan haknya dalam menikmati kekayaan alam.
42
Ketiga kewajiban diatas, sebagai jaminan bagi tujuan HPN atas sumber daya alam yang sekaligus memberikan pemahaman bahwa dalam hak penguasaan itu,
negara hanya melakukan bestuurdaad dan beheersdaad dan tidak melakukan eigensdaad.
Begitu luasnya cakupan dari hak menguasai negara tersebut sebagaimana telah diatur dalam pasal 2 ayat 2 UUPA. Semakin jelas lagi diayat 4 dijelaskan
bahwa hak menguasai tersebut dapat dikuasakan kepada daerah-daerah swatantra dan masyarakat hukum adat sekedar diperlukan dan tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional. Dengan demikian, daerah-daerah otonom ataupun lembaga- lembaga pemerintah tidak boleh melakukan wewenang agraria atau Hak
Penguasaan Negara tanpa didelegasikan terlebih dahulu oleh instansi puasat dan tertuang dalam peraturan perundang-undangan tertentu dan ditentukan wewenang
apa saja yang diberikan.
43
C. Objek Hak Penguasaan Negara
Hak pengelolaan yang diatur dalam peraturan menteri agraria Nomor 9 Tahun 1965, peraturan menteri agraria Nomor 1 Tahun 1966, Peraturan menteri dalam
Negeri Nomor 5 Tahun 1973, Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun
42
Bagir Manan , Beberapa catatan atas Rancangan Undang-undang tentang Minyak dan Gas
Bumi, FH-UNPAD, Bandung, 1999, Hal 12.
43
A.P Parlindungan, Hak Pengelolaan Menurut Sistem U.U.P.A, Mandar Maju, Bandung, 1989. Hal 5
Universitas Sumatera Utara
1974, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1977 tidak memberikan pengertian hak pengelolaan.
Adapun pngertian Hak Pengelolaan disebutkan dalam pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996, yaitu hak menguasai negara yang
kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya. Pengertian yang sama tentang hak pengelolaan disebutkan dalam pasal 1 angka 4
PP Nomor 24 Tahun 1997, pasal 1 angka 2 PP nomor 36 Tahun 1998 Tentang Penerbitan dan Pendayagunaan Tanah Terlantar yang dinyatakan tidak berlaku
lagi oleh pasal 1 angka 2 PP Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Penerbitan dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, pasal 1 angka 3 Peraturan Menteri Negara
Agrariadan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1998 Tentang Penetapan uang pemasukan dalam pemberian hak atas tanah, pasal 1 angka 3
peraturan Menteri Negara AgrariaBadan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1999 yang dinyatakan tidak berlaku lagi oleh pasal 1 angka 3 peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011, pasal 1 angka 3 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 9 Tahun 1999 dan pasal 1 huruf c Keputusan Menteri AgrariaKepala Badan pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1997 Tentang Pemberian Hak Milik
atas Tanah Untuk Rumah sangat sederhana dan Rumah sederhana. Pengertian yang lebih lengkap tentang hak pengelolaan dinyatakan dalam
penjelasan pasal 2 ayat 3 huruf f undang-undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas undang-undang nomor 21 Tahun 1997 Tentang Pengenaan Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Karena Pemberian Hak Pengelolaan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
“Hak menguasai hak atas tanah yang kewenangan pelaksanaannya dilimpahkan kepada pemegang haknya untuk merencanakan peruntukan dan
penggunaan tanah, menggunakan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, menyerahkan bagian-bagian tanah hak pengelolaan kepada pihak
ketiga danatau bekerja sama dengan pihak ketiga”. Dari pengertian tersebut diata, hak pengelolaan menunjukkan bahwa :
a. Hak pengelolaan merupakan hak menguasai negara atas tanah bukan hak
atas tanah. b.
Hak pengelolaan merupakan pelimpahan sebagian kewenangan dari hak menguasai negara atas tanah.
c. Kewenangan dalam hak pengelolaan adalah merencanakan peruntukan
dan penggunaan tanah, menggunakan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya, dan menyerahkan bagian-bagian tanah hak pengelolaan kepada
piahk ketiga danatau bekerja sama dengan pihak ketiga. Pihak-pihak yang dapat mempunyai hak pengelolaan disebut subjek hak
pengelolaan. Dimana dalam peraturan perundang-undangan ditetapkan bahwa yang dapat mempunyai hak pengelolaan adalah:
a. Pasal 67 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata cara Pemberian dan Pembatalan Hak atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan yang
menyebutkan: Ayat 1 “Hak Pengelolaan dapat diberikan kepada:
a Instansi pemerintah termasuk pemerintah daerah;
b Badan Usaha Milik Negara;
c Badan Usaha Milik Daerah;
d PT. Persero;
e Badan Otorita;
f Badan-badan hukum pemerintah lainnya yang ditunjuk pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Ayat 2 “Badan-Badan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat diberikan hak pengelolaan sepanjang masih sesuai dengan tugas fungsi
pokok berkaitan dengan pengelolaan tanah.
b. Dalam penjelasan pasal 2 huruf a peraturan pemerintah nomor 36
Tahun 1997 Tentang Penerbitan dan Penggunaan Tanah Terlantar disebutkan bahwa termasuk lembaga pemerintah lainnya adalah
Otorita pengembangan industri batam, Badan Pengelolaan Gelanggang Olahraga Senayan dan lembaga sejenis yang diatur
dengan keputusan presiden.
Dalam UUPA dimuat hak penguasaan atas tanah, yang didalamnya dijelaskan mengenai wewenang yang dapat dilakukan, kewajiban yang dapat dilakukan, dan
larangan yang tidak boleh dilakukan oleh pemegang haknya. Boedi Harsono menyatakan bahwa dalam UUPA dimuat jenjang tatat susunan atau hirarki hak
penguasaan atas tanah, yaitu:
44
1. hak bangsa indonesia atas tanah;
2. hak menguasai negara atas tanah:
3. hak ulayat masyarakat hukum adat:
4. hak perseorangan atas tanah yang meliputi hak tanggungan, tanah
wakaf, dan hak milik atas satuan rumah susun. Hak penguasaan atas tanah yang tertinggi dan menjadi induk bagi hak-hak
penguasaan atas tanah yang ada adalah hak bangsa indonesia atas tanah. Dalam hak bangsa indonesia atas tanah menunjukkan adanya unsur privat yaitu
44
Boedi Harsono, Menuju Penyempurnaan hukum tanah nasioanal dalam hubungannya dengan TAP MPR RI IXMPR2001, Universitas Trisakti, Maret 2002, hal.43
Universitas Sumatera Utara
hubungan kepemilikan antara bangsa indonesia dengan tanah yang ada idseluruh wilayah republik indonesia. Selain itu, dalam hak bangsa indonesia atas tanah
mengandung tugas untuk mengatur dan mengelola tanah bersama tersebut bagi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, yang termasuk kedalam bidang
hukum publik. Hak menguasai negara atas tanah bersumber dari hak bangsa indonesia atas tanah, yang pada hakikatnya merupakan pelaksanaan tugas
kewenangan bangsa indonesia yang mengandung unsur hukum publik.
45 46
5. terhadap cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak; Objek hak penguasaan negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 33 UUD
1945 menyangkut dua hal yaitu:
6. terhadap bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya;
7. cabang produksi yang erat kaitannya dengan dengan kedua hal tersebut
diatas antara lain sektor pertambangan dan energi.
47
1. berkaitan dengan pengusahaan pertambangan dan energi.
Kandungan yang terkandung dalam penguasaan cabang produksi dan sumber-sumber alam adalah mencakup:
Pengusahaan dan pemanfaatan sumber daya alam pertambangan secara efisien akan berdampak kepada peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat
secara keseluruhan, baik langsung maupun tidak langsung. Usaha untuk memperbaiki kesejahteraan hidup masyarakat yang sifatnya langsung, misalnya
dari sektor energi. Pembangunan dan pembangkit tenaga listrik dengan
45
Urip Santoso, Hukum Agraria, Prenada Media Grup, Jakarta, 2012, Hal.154
46
Abrar Saleng,Hukum Pertambangan,UII Press, jakarta,2004, hal.35
47
Soetaryo sigit, Op CIt hal.36
Universitas Sumatera Utara
tersedianya jaringan listrik sebagai sumber energi dan penerangan rumah tangga, secara langsung dapat meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Demikian
sektor pertambangan yang peduli akan lingkungan akan berdampak langsung kepada perbaikan struktur kehidupan masyarakat disekitarnya.
Usaha peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tidak langsung dari sektor pertambangan yaitu melalui penerimaan negara baik dalam bentuk pajak maupun
non-pajak seperti royalty, iuran tetap, deviden, pungutuan lainnya.
2. berkaitan dengan ketersediaan dan kebutuhan orang banyak terhadap
bahan galian bahan tambang. Bahan galian yang dibutuhkan rakyat banyak, tetapi persediaannya langka
atau terbatas termasuk cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak. Meskipun dikomsumsi oleh rakyat banyak, tetapi bila persediaanya juga
banyak atau persediaanya sedikit terbatas, tetapi dikonsumsi oleh sebagian warga masyarakat belum dapat dikelompokkan sebagai cabang produksi penting
yang menguasai hajat hidup orang banyak. Berdasarkan batasan diatas, maka bila terjadi terhadap jenis bahan galian
tertentu yang merupakan bahan baku penting, sangat strategis dan vital bagi suatu industri pengolahan yang hasil akhirnya akan dikonsumsi atau dimanfatkan oleh
orang banyak. Dalam hal yang demikian ukurannya bukan secara langsung dikonsumsi, tetapi juga sebagai bahan baku suatu manufaktur yang lain. Bahan
galian yang demikian dapat diklasifikasikan sebagi yang menguasai hajat hidup orang banyak. Umumnya bahan galian yang dimaksud dalah bahan galian
Universitas Sumatera Utara
strategis dan vital golongan a dan b
48
Oleh karena itu konsep cabang-cabang produksi penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak adfalah sangat dinamis dan berkembang
menurut ukuran, sebagaimana ketersediaannya dibanding dengan daya dukungnya terhadap pemenuhan kebutuhan, harapan-harapan dan permintaan pasar.
.
49
D. Sistem Hukum Pengelolaan Usaha-usaha Pertambangan di- Indonesia.